pov Zainal
Belum genap sehari aku tinggal di kost kost an milik teman ku ini sudah banyak kejadian tak mengenakan yang menggangu, Dari awal datang sampai detik ini semua kejadian ganjil tersebut menyimpan banyak misteri.
Entah hanya aku atau Syarif juga merasakan hal yang sama ,ada yang tidak benar dari tempat berdirinya bangunan ini. Setiap sudutnya terasa sesak, bahkan di tempat terbuka masih merasakan pengap.
Saat itu Syarif datang menghampiri di kursi bambu, seperti biasanya setiap pagi ia selalu berolahraga, entah itu lari maraton atau sekedar Melatih kekuatan otot lengan nya dengan push up atau olahraga ruangan lainnya.
Namun entah bagaimana menjelaskan, wanita itu ada disana menempel pada punggung Syarif dan ikut kemana pun ia pergi. Bahkan di pagi hari mahluk itu masih saja mengganggu, mengejutkan ku saat membuka lemari atau bersembunyi di balik pintu kamar mandi.
Dia selalu disana menanti seseorang menanggapi kehadiran nya, Aku lelah dengan tingkah konyol si wanita, Setidaknya biar kan malam ini aku tidur nyenyak, aku Benci Bola mata kosong itu selalu menatap dari langit langit kamar.
...***...
Setelah memastikan mbah Slamet pulang dengan selamat, aku berpamitan dengan orang yang sudah sepuh tersebut. Bukan perjalanan yang jauh hanya berjarak beberapa ratus meter untuk mencapai ke tempat tujuan, ya tentu nya ke kost kostan syarif.
Melewati jalur yang berbeda dengan tempat berangkat sebelumnya, jalan raya dengan deretan rumah penduduk yang sangat rapat.
Rasanya enggan kembali ketempat itu, selain gangguan gangguan kecil ada hal lain yang membuat ku tak nyaman. Penghuni nya begitu dingin, tidak menyambut kedatangan kami sama sekali.
Dari banyak nya kamar,ada satu ruangan yang sangat misterius. Ruangan itu terletak di lantai dua, meskipun baru pertama kalinya menginjak kan kaki ke tempat itu, kesan pertama ku sudah tak nyaman.
" Bar seko endi kowe Nal,tak golek i Lo ket mau?" (Habis darimana kamu Nal, Aku cari in lo dari tadi?)Syarif menegur dari kejauhan.
" Neng mburi mau, enek mbah mbah kae" (aku di belakang tadi, ada mbah mbah itu)
"..." Syarif terdiam
"Mau mbengi mbak mbak,saiki mbah mbah." (tadi malem mbak mbak, sekarang mbah mbah)
"Wes lah mumet ndas ku gak usah takon seng reno reno!" (Udah lah kepala ku pusing jangan tanya yang aneh aneh)
"Sek Nal, Kowe iki ket teko neng kene aneh lo sikap mu, ora biasane awak mu koyo ngene?" (tunggu Nal, kamu itu dari awal Dateng ke sini sikap kamu aneh,gak bisanya kamu kek gini?)
"Wingi kae wes tak kek i eroh to, enek mbak mbak cok!" ( kan dari kemaren udah aku kasih tau,ada mbak mbak!)
"Yo mbak mbak e ki piye,seneng karo kowe ngono?" (mbak mbak nya tu gimana, suka sama kamu gitu?)
"Asu.. cah iki, nggo kowe wae aku ra doyan!" (Buat kamu aja , aku nggak mau!) ucap Zainal.
"Tenan nal, sopo jeneng e? ayu opo ora ?" (Beneran nal, siapa namanya? Cantik nggak?)
"Jenenge mbak Lanak ,ayu ne poll , artis wae ora ono seng iso nandingi!" ( Namanya mbak Lanak,artis aja gak ada yang bisa menandingi kecantikan nya!).
"Seng tenan nal?" (Beneran Nal?).
Aku berlalu tidak menanggapi nya lagi ,entah lah rasanya malas sekali untuk melakukan apapun, bahkan untuk bercanda rasanya tidak berselera.
Syarif yang hanya mengenakan celana pendek membuntuti , ia selalu mengocek tentang sesuatu yang tidak masuk akal. saat tiba di kursi bambu depan kamar kost, dia ada di sana . penyewa kamar nomor 1 ,laki laki berkulit putih dengan rambut cepak berdiri di depan kamar nomor lima.
Saat menyadari kehadiran kami ia terburu-buru pergi, masuk kedalam kamar sewa nya lalu mengunci nya rapat rapat. kami mengabaikannya karena memang dasarnya dia aneh, tak terlalu mengambil pusing untuk sesuatu yang tidak penting.
Dan yang sangat membuat ku risih Syarif selalu melontarkan pertanyaan tentang si wanita bergaun putih, ia tampak sangat bersemangat ingin bertemu dengan mbal Lanak, entah sikap nya itu akan bertahan seberapa lama saat dia mengetahui mbak Kunt*Lanak tidak memiliki bola mata.
"Nal kapan? Njalok nomer e wae lah aku!" (Nal kapan? Minta nomer dia aja lah aku!) Rengek Syarif yang masih membuntuti ku.
"Sabar yo, engko bengi mrene neh wong e, jak en dolan ben iso turu aku!" (Sabar lah, nanti malem dia kesini lagi, ajaklah jalan-jalan biar bisa tidur aku!).
Syarif nampak bahagia dengan penjelasan ku.
"Seng mau ngadeg neng kono kui sopo?" (Yang tadi berdiri disitu itu siapa?). ucap ku lagi
Syarif Menatap sekeliling mengingat siapa yang tadi ada dihadapan kami.
"Doni kae, ngopo mas?"
"Kenal awak mu?" (kamu kenal?).
"Ogak lah, wong yo aku lagek pindah neng kene. Jere mas Yanto seng neng kamar nduwor, cah e memang menengan." (nggak lah, aku aja baru pindah ke sini. Kata mas Yanto yang di kamar atas, Doni itu sedikit pendiam.)
Sebenarnya bukan pendiam nya yang membuat ku penasaran, tetapi apa yang sedang dia sembunyikan.
Tadi malam saat hendak ke kamar mandi di samping kamar nya, Kamar itu gelap gulita. Aku masih berfikir positif mungkin saja dia sudah tidur, tapi Yang aneh dari dalam kamar terdengar suara seseorang yang sedang merintih, Bahkan setelahnya tercium aroma Kamboja yang sangat kuat dari dalam kamar tersebut.
Karena banyak nya kejadian ganjil yang ku alami, rasa penasaran semakin memuncak saat mendengar suara rintihan tersebut. Sedikit ku dekat kan telinga ke dinding batu, Sunyi tak terdengar suara apapun bahkan Suara angin pun tidak.
Hampi lima menit aku menguping hingga mulai kehilangan kesabaran, Aku beranjak meninggalkan kamar nomor satu yang gelap gulita. baru beberapa langkah berlalu, suara rintihan itu terdengar lagi, kali ini terdengar lebih jelas.
Sayang nya aroma bunga Kamboja sudah tak ada, berganti aroma bangkai yang sangat kuat. Hampi saja aku memuntahkan kembali makan malam ku saat itu, beruntung aku masih bisa mengendalikan nya.
Kuputar tubuh kembali ke pintu kamar nomor satu, Sial wanita itu lagi, berdiri didepan kamar mengatuk atukan kepalanya ke pintu yang terkunci.
Jantung ku berdegup kencang, kaki bergetar hebat. Wanita bergaun Putih itu menghentikan kegiatannya, memutar kepalanya menyeringai kembali memamerkan gigi nya yang terkikis nanah.
BRAK!!
Wanita itu menghantam kan kepala nya ke dinding batu, cairan merah mengalir menggenangi lantai. Ia tergeletak di sana , namun tak lama setelah nya ia berdiri berteriak keras memekak kan telinga.
Dan kembali lenyap.
Sial nya mengapa aku yang selalu ia sapa, mengapa bukan orang lain,atau mungkin semua orang sudah dia sapa namun tak ada satupun yang berani bercerita, itu hanya dugaan ku semoga saja tidak benar.
Aku menatap Syarif yang masih sibuk stretching di halaman kost kost an, mungkinkah dia menyimpan rahasia juga?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
anggita
mampir ng👍 like saja..
2022-08-13
0
Kak Ya
haduuhh mulees aq thorr .. itu kepala ato kelapa main benturin aj 😂
lanjuutt nyookk aahh thor 👍🤠
2022-06-14
0
Magic Lee
memang lah Zainal
2022-05-20
1