4. Hanya Sebatas Kenangan

Hanya Sebatas Kenangan

“Iya, Den.” Anas menghentikan langkahnya dan menunduk hormat pada Erlan, tapi kilatan matanya menatap Winsi sekilas, lalu tersenyum ramah.

Sementara mobil Van yang membawa Badru serta Arkan, sudah keluar dari pekarangan menuju jalanan ke arah rumah sakit daerah di kota.

Erlan menoleh ke belakang dan membuka kaca helmnya. Lalu, dia berkata, “Ini, Mang Anas yang aku bilang, dia orang yang kamu cari bukan?”

Winsi menatap Anas, dengan pandangan penuh tanya untuk menjawab segala rasa penasaran akibat perkataan Basri. Dia sangat membutuhkan kejelasan tentang jati diri anak haram yang sering disebutkan bapaknya. Kebenaran tentang siapa ayah kandungnya, agar dia bisa mendapatkan kasih sayang atau uang yang banyak untuk membayar wisata sekolahnya. Akan tetapi, dia tidak tahu harus bertanya apa pada Anas untuk memastika bahwa dia anaknya atau bukan.

Pria itu pun tersenyum dan menjulurkan tangan untuk mengusap rambut Winsi, sambil berkata, “Kamu anak Mbak Runa, kan?” Winsi yang ditanya seperti itu pun mengangguk. “Kok bisa ada di sini? Pacaran ya, sama Den Erlan?” kata pria itu terkesan hangat. Dia tersenyum lucu dan mengedipkan mata.

Anas dan Erlan memang dekat walau, hubungan mereka hanya antara majikan dan pembantu atau lebih tepatnya tukang kebun. Akan tetapi, majikan kecil itu banyak bertanya tentang tanaman juga binatang peliharaannya yang terdiri dari beberapa satwa langka, semua di rawat dengan baik oleh Anas, di kebun belakang rumahnya.

“Enak saja ... tahu gak Mang, dia tadi nyelonong masuk mobilku.”

“Wah, kok bisa, Den. Nggak sopan si Neng, teh?”

“Eh, nggak apa Mang, soalnya nggak sengaja. Nanti deh, aku cerita kalau pulang.”

“Den Erlan mau ke mana? Jangan lama-lama ya, nanti Ismi nangis lagi loh, Den!”

Mendengar candaan Anas, suara tawa dari dua laki-laki itu pun terdengar ramai, lalu, tanpa menunggu jawaban selanjutnya dari Winsi, Erlan kembali melajukan motor metick, dengan kecepatan rendah ke jalan arah rumah Winsi yang sebenarnya cukup dekat.

Winsi melihat pemandangan rumah besar yang semakin lama semakin jauh dan hilang, berada di tempat itu selama beberapa menit, kini hanya menjadi kenangan. Dia ingin bercerita pada Meri, atau bisa juga tidak, bahwa dia pernah masuk ke sana meskipun hanya di halamannya saja.

Tidak ada obrolan antara Winsi dan Erlan selama perjalanan, hingga sampai di depan rumah, Winsi tidak bertanya apa-apa lagi tentang Anas pada Erlan. Walapun, rasa penasaran masih tinggi menyundul hatinya yang paling dalam. Menurut penilaian anak gadis itu, Anas cukup ramah dan senyumnya lembut. Akan tetapi dia tidak bisa memastikan apakah dia ayah kandungnya atau bukan. Seandaianya benar, maka hatinya akan sangat bersyukur, sebab Anas sepertinya laki-laki yang baik, tidak seperti bapaknya.

Erlan, melepas helmnya, memperlihatkan rambutnya yang acak-acakan, tapi tetap saja menarik bagi Winsi, anak gadis itu menyukainya dan menatap Erlan lekat, seperti yang pernah dilakukannya saat di mobil tadi. Mereka kembali bertukar pandangan dengan jarak yang berdekatan, tapi yang dirasakan Erlan kali ini berbeda. Anak perempuan yang dipanggilnya buluk itu terlihat manis di matanya.

Inilah cinta monyet, suka pada pandangan pertama dengan lawan jenis ketika seoarng anak baru saja menginjak usia remaja.

Erlan sekarang sudah kelas tiga di sekolah menengah pertama swasta yang cukup terkenal di kota. Kabar yang Winsi dengar, hanya anak orang kaya saja yang bisa sekolah di sana. Banyak juga anak dari keluarga sederhana seperti dirinya, tapi mereka mendapatkan beasiswa dan mempunyai prestasi yang luar biasa. Saat Winsi lulus kelas enam nanti, maka Erlan juga lulus dari sekolah menengah pertamanya.

“Heh! Anak Buluk, benar nggak Mang Anas tadi, orang yang kamu cari?” tanya Erlan sambil membuang pandangannya. Lalu, turun dari motor.

“Bukan ... Aku Cuma mau tahu saja, seperti apa orang yang namanya Anas.” Winsi menjawab dengan acuh tak acuh.

“Ck. Aku kira kenapa? Ya, sudah sana, pulang.” Erlan memberi perintah sambil memiringkan kepalanya.

“Iya, ya. Makasih!” sahut Winsi, datar. Akan tetapi dia tetap diam di tempat, tidak juga melangkah masuk ke pekarangan rumahnya, ada keraguan dan ketakutan jelas tersirat di matanya. Mobil bapak masih ada!

Melihat Winsi yang tidak juga memasuki rumahnya, Erlan mengerti bila gadis kecil itu takut, hingga dia berinisiatip mengajaknya masuk dengan dirinya sebagai tameng atau alasan bagi temannya itu.

“Kenapa, Win? Kamu takut pulang, takut kena marah, ya?”

“Ya!” Lagi-lagi Winsi mengucapkan sebuah kejujuran pada laki-laki di hadapannya ini, padahal biasanya dia tertutup dan jarang bicara. Tekanan batin dan ketakutan yang sering mendera dan trauma dengan kekerasan yang acapkali dia terima, mengakibatkannya mengalami sejenis ketidak percayaan diri yang akut.

“Ya sudah, kalau begitu, ayo!” Erlan mengajak Winsi masuk, tapi anak perempuan itu tetap diam membuat Erlan menggamit tangannya secara paksa.

Winsi tersadar dengan tindakan Erlan, yang membuat dirinya gugup hingga spontan melepaskan pegangan tangannya, tiba-tiba wajahnya menghangat dan terlihat merah serta ada rasa sesak dari perut hingga dadanya karena sikap laki-laki itu padanya.

Erlan tahu bahwa Basri tadi mencari anaknya hanya untuk dipukuli, dia merasa miris, ternyata teman wanita yang dia kenal karena tinggal dalam satu komplek dan sering berpapasan itu mengalami hal yang menyakitkan.

‘Dipukul dengan ikat pinggang, itu sakit, kan? Apa kamu sering mengalami hal seperti ini?’ Erlan membatin, tapi dia tidak mempertanyakannya pada Winsi kecuali temannya itu sendiri yang mau bercerita.

“Kamu pulang saja, sana!” tolak Winsi, tidak ingin Erlan menemaninya masuk, dia takut kalau bapaknya masih marah dan menyebutnya anak haram lagi.

“Kenapa,kamu malu ya, kalau aku ikut masuk?” seloroh Erlan mencoba memancing Winsi bicara.

“Tidak, bukannya malu, tapi ....” Belum sempat Winsi mengatakan penyebabnya, dari arah pintu rumah muncul Basri yang sudah berpakaian rapi, sepertinya laki-laki itu hendak pergi. Dia melangkah keluar sambil bersiul dan menyisir rambutnya dengan jari.

Basri menatap Winsi dengan tatapan membara dan tangan yang terkepal, tapi tiba-tiba pandangan matanya melembut, begitu menyadari ada anak lain yang berada di samping Winsi.

“Benar, Om. Saya Erlan.” Erlan berkata, sanbil mengulurkan tangan kanannya untuk menjabat tangan pria gemuk di hadapannya.

‘Wah, ini kesempatan besar ....’ Batin Basri sambil menyambut uluran tangan anak itu.

Bersambung

"Jangan lupa like, komen, give dan vote ... terima kasih atas dukungannya"

Terpopuler

Comments

Simply Yunita

Simply Yunita

lanjut kak... semangattt👍💪💪

2022-08-13

6

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

basri ada niat licik nih

2022-07-06

5

Chie📴

Chie📴

ish ish mau ngapain tuh dia

2022-06-29

6

lihat semua
Episodes
1 1. Laki-laki Yang Disebut Bapak
2 2. Laki-laki Yang Disebut Ayah
3 3. Aku Dan Laki-laki Itu
4 4. Hanya Sebatas Kenangan
5 5. Memancing Di Air Keruh
6 6. Uangku Hakku
7 7. Wisata Sekolah
8 8. Perhatian Kekanakan -kanakan
9 9. Es Boba Dan Uang
10 10. Hujan
11 11. Anda Siapa
12 12. Tentang Selingkuh
13 13. Rapuh
14 14. Sebungkus Nasi Hangat
15 15. Pemandangan Yang Lebih Menyakitkan
16 16. Terikat Sebuah Janji
17 17. Saat Berniat Untuk Pergi
18 18. Saat Dia Pulang
19 19. Seorang Wanita Muda
20 20. Seorang wanita Muda Lagi
21 21. Kebingungan
22 22. Antara Dua Wanita
23 23. Memanfaatkannya
24 24. Murid Baru
25 25. Basah
26 26. Bilang Padaku
27 27. Sebuah Tuduhan
28 28. Tangan Yang Patah Bukan Hatinya
29 29. Dia Siapa
30 30. Gelang Yang Hilang
31 31. Diborgol
32 32. Di Balik Penjara
33 33. Bebas
34 34. Sebuah Ketakutan
35 35. Dia Yang Datang
36 36. Mengalahkannya
37 37. Menunggunya
38 38. Si Anak Buluk
39 39. Terima Kasih Ya
40 40. Teman Yang Berbeda
41 41. Kepolosan Anak-anak
42 42. Ayah!
43 43. Pindah Sekolah
44 44. Anak Buluk Dulu Dan Sekarang
45 45. Dia Adikku
46 46. Maafkan Aku
47 47. Geng Anak Lemah
48 48. Bukan Anak Lemah
49 49. Dia Yang Bernama Saina
50 50. Dia Anak Jadul
51 51. Jagan Paksa
52 52. Apa Kamu Percaya
53 53. Putus Asa
54 54. Itu Bukan Cinta
55 55. Kelulusan
56 56. Kesimpulan Erlan
57 57. Hanifa
58 58. Sebuah Perceraian
59 59. Sebuah Tragedi (Lagi)
60 60. Dikalahkan Dengan Mudah
61 61. Jawaban Runa
62 62. Menjadi Dewasa
63 63. Kecewaku
64 64. Hari-hari Yang Berlalu
65 65. Pernikahan
66 66. Belum Tahu
67 67. Belasungkawa
68 68. Hancur
69 69. Salah Menilainya
70 70. Erlan Mengalah
71 71. Tersenyum Saat Melihatnya
72 72. Kamu Yang Bilang
73 73. Tatapan Mata Yang Berbeda
74 74. Uang Masa Depan
75 75. Dokumen Kakek
76 76. Bukan Kebetulan
77 77. Maksudku
78 78. Batas Kewajaran
79 79. Kenapa
80 80. Pergi
81 81. Hari Itu
82 82. Waila Bilang
83 83. Sebidang Tanah
84 84. Ya Lumayan
85 85. Tatapan Mata Seseorang
86 86. Bapak
87 87. Membalas Budi
88 88. Genggaman Tangan Yang Lemah
89 89. Dia Yang Pergi Dan Yang Datang
90 90. Dia Yang Datang Dan Dia Yang Pergi
91 91. Rahasia Masa Depan
92 92. Tak Ada Kabar
93 93. Lepaskan Atau
94 94. Sudah Tidak Waras
95 95. Aku Bukan Yang Terbaik
96 96. Anas
97 97. Mengolah Sebuah Rasa
98 98. Dia Yang Terlihat Segar
99 99. Kesan Yang Baik
100 100. Sikap Yang Berlebihan
101 101. Ziarah Kubur
102 102. Sebuah Tanggung Jawab
103 103. Kecemburuan Kecil
104 104. Pria Yang Pernah Menorehkan Luka
105 105. Pria. Yang Dahulu
106 106. Maaf Yang Tak Usang
107 107. Dia Bukan Yang Terbaik
108 108. Dia Bukan Yang Terbaik 2
109 109. Pria Diluar Jendela
110 110. Aku Akan Menunggu
111 111. Kambuh
112 112. Manja Pada Ayah
113 113. Bukan Menantu
114 114. Tidak Terlibat
115 115. Cemburu Buta
116 116. Arkan Sakit
117 117. Kepergian Arkan
118 118. Mendung Di Dua Kota
119 119. Mau Sampai Kapan
120 120. Beratnya Rasa Kehilanganmu
121 121. Seandainya Bisa Ikut
122 122. Sepenggal Rasa
123 123. Ayo Kita Menikah
124 124. Kutunggu Sampai Besok
125 125. Terserah
126 126. Dalam Kekalutan
127 127. Cinta Seorang Laki-laki
128 128. Aku Tidak Tahu Namamu
129 129. Masih Trauma
130 130. Aku Mencintaimu Juga
131 131. Kecemburuan 1
132 132. Kecemburuan 2
133 133. Menghindar
134 134. Aku Tidak Salah Lihat
135 135. Pertengkaran
136 136. Suami Yang Tampan
137 137. Suara Yang Tercekat
138 138. Kalau Saja
139 139. Pukulannya Sakit Juga
140 140. Terluka Sendiri
141 141. Coklat Minta Maaf
142 142. Jangan Seperti Ini
143 143. Melihat Sebuah Kenyataan
144 144. Mendua Hati
145 145. Apa Dia Pantas
146 146. PernikahanTidak Sah
147 147. Sebuah Pilihan
148 148. Dia Bukan Yang Terbaik
149 149. Aku Tidak Ingin
150 150. Dia Dan Kasih Sayangnya
151 151. Dia Dan Kasih Sayangnya Lagi
152 152. Janji Diatas Janji
153 153. Keputusan Winsi
154 154. Ke Yogyakarta
155 155. Demi Dia
156 156. Rumah Singgah Sementara
157 157. Aku Merindukanmu
158 158. Aku Kecewa 1
159 159. Aku Kecewa 2
160 160. Pulang
161 161. Setelah Satu Bulan
162 162. Kasih Sayang Seperti Ayah
Episodes

Updated 162 Episodes

1
1. Laki-laki Yang Disebut Bapak
2
2. Laki-laki Yang Disebut Ayah
3
3. Aku Dan Laki-laki Itu
4
4. Hanya Sebatas Kenangan
5
5. Memancing Di Air Keruh
6
6. Uangku Hakku
7
7. Wisata Sekolah
8
8. Perhatian Kekanakan -kanakan
9
9. Es Boba Dan Uang
10
10. Hujan
11
11. Anda Siapa
12
12. Tentang Selingkuh
13
13. Rapuh
14
14. Sebungkus Nasi Hangat
15
15. Pemandangan Yang Lebih Menyakitkan
16
16. Terikat Sebuah Janji
17
17. Saat Berniat Untuk Pergi
18
18. Saat Dia Pulang
19
19. Seorang Wanita Muda
20
20. Seorang wanita Muda Lagi
21
21. Kebingungan
22
22. Antara Dua Wanita
23
23. Memanfaatkannya
24
24. Murid Baru
25
25. Basah
26
26. Bilang Padaku
27
27. Sebuah Tuduhan
28
28. Tangan Yang Patah Bukan Hatinya
29
29. Dia Siapa
30
30. Gelang Yang Hilang
31
31. Diborgol
32
32. Di Balik Penjara
33
33. Bebas
34
34. Sebuah Ketakutan
35
35. Dia Yang Datang
36
36. Mengalahkannya
37
37. Menunggunya
38
38. Si Anak Buluk
39
39. Terima Kasih Ya
40
40. Teman Yang Berbeda
41
41. Kepolosan Anak-anak
42
42. Ayah!
43
43. Pindah Sekolah
44
44. Anak Buluk Dulu Dan Sekarang
45
45. Dia Adikku
46
46. Maafkan Aku
47
47. Geng Anak Lemah
48
48. Bukan Anak Lemah
49
49. Dia Yang Bernama Saina
50
50. Dia Anak Jadul
51
51. Jagan Paksa
52
52. Apa Kamu Percaya
53
53. Putus Asa
54
54. Itu Bukan Cinta
55
55. Kelulusan
56
56. Kesimpulan Erlan
57
57. Hanifa
58
58. Sebuah Perceraian
59
59. Sebuah Tragedi (Lagi)
60
60. Dikalahkan Dengan Mudah
61
61. Jawaban Runa
62
62. Menjadi Dewasa
63
63. Kecewaku
64
64. Hari-hari Yang Berlalu
65
65. Pernikahan
66
66. Belum Tahu
67
67. Belasungkawa
68
68. Hancur
69
69. Salah Menilainya
70
70. Erlan Mengalah
71
71. Tersenyum Saat Melihatnya
72
72. Kamu Yang Bilang
73
73. Tatapan Mata Yang Berbeda
74
74. Uang Masa Depan
75
75. Dokumen Kakek
76
76. Bukan Kebetulan
77
77. Maksudku
78
78. Batas Kewajaran
79
79. Kenapa
80
80. Pergi
81
81. Hari Itu
82
82. Waila Bilang
83
83. Sebidang Tanah
84
84. Ya Lumayan
85
85. Tatapan Mata Seseorang
86
86. Bapak
87
87. Membalas Budi
88
88. Genggaman Tangan Yang Lemah
89
89. Dia Yang Pergi Dan Yang Datang
90
90. Dia Yang Datang Dan Dia Yang Pergi
91
91. Rahasia Masa Depan
92
92. Tak Ada Kabar
93
93. Lepaskan Atau
94
94. Sudah Tidak Waras
95
95. Aku Bukan Yang Terbaik
96
96. Anas
97
97. Mengolah Sebuah Rasa
98
98. Dia Yang Terlihat Segar
99
99. Kesan Yang Baik
100
100. Sikap Yang Berlebihan
101
101. Ziarah Kubur
102
102. Sebuah Tanggung Jawab
103
103. Kecemburuan Kecil
104
104. Pria Yang Pernah Menorehkan Luka
105
105. Pria. Yang Dahulu
106
106. Maaf Yang Tak Usang
107
107. Dia Bukan Yang Terbaik
108
108. Dia Bukan Yang Terbaik 2
109
109. Pria Diluar Jendela
110
110. Aku Akan Menunggu
111
111. Kambuh
112
112. Manja Pada Ayah
113
113. Bukan Menantu
114
114. Tidak Terlibat
115
115. Cemburu Buta
116
116. Arkan Sakit
117
117. Kepergian Arkan
118
118. Mendung Di Dua Kota
119
119. Mau Sampai Kapan
120
120. Beratnya Rasa Kehilanganmu
121
121. Seandainya Bisa Ikut
122
122. Sepenggal Rasa
123
123. Ayo Kita Menikah
124
124. Kutunggu Sampai Besok
125
125. Terserah
126
126. Dalam Kekalutan
127
127. Cinta Seorang Laki-laki
128
128. Aku Tidak Tahu Namamu
129
129. Masih Trauma
130
130. Aku Mencintaimu Juga
131
131. Kecemburuan 1
132
132. Kecemburuan 2
133
133. Menghindar
134
134. Aku Tidak Salah Lihat
135
135. Pertengkaran
136
136. Suami Yang Tampan
137
137. Suara Yang Tercekat
138
138. Kalau Saja
139
139. Pukulannya Sakit Juga
140
140. Terluka Sendiri
141
141. Coklat Minta Maaf
142
142. Jangan Seperti Ini
143
143. Melihat Sebuah Kenyataan
144
144. Mendua Hati
145
145. Apa Dia Pantas
146
146. PernikahanTidak Sah
147
147. Sebuah Pilihan
148
148. Dia Bukan Yang Terbaik
149
149. Aku Tidak Ingin
150
150. Dia Dan Kasih Sayangnya
151
151. Dia Dan Kasih Sayangnya Lagi
152
152. Janji Diatas Janji
153
153. Keputusan Winsi
154
154. Ke Yogyakarta
155
155. Demi Dia
156
156. Rumah Singgah Sementara
157
157. Aku Merindukanmu
158
158. Aku Kecewa 1
159
159. Aku Kecewa 2
160
160. Pulang
161
161. Setelah Satu Bulan
162
162. Kasih Sayang Seperti Ayah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!