Amay di jodohkan paksa Bude Maryam

"Plak"

Anita menangis sambil memegang pipinya yang baru saja di tampar Umi nya.

Ia menatap Umi nya sejenak dengan tatapan terluka, ia lalu pergi keluar kamarnya tanpa mengatakan apapun. Marlena shock melihat tangan nya sendiri yang sudah menampar Anita, ia langsung terduduk dan memukuli tangan nya ke lantai.

Ia menyesal sudah menuruti bisikan syaitan dengan menampar anaknya, alih-alih memberikan kata-kata yang lembut, ia malah membuat Anita semakin membencinya.

Ketika Anita hendak turun, di tangga ia berpapasan dengan Abi nya yang hendak naik ke lantai atas. Haji Amir memanggil Anita, namun Anita mengabaikan panggilan Abi nya dan terus berlari menuju keluar rumah.

Haji Amir bergegas ke kamar Anita menyusul istrinya yang tadi ia suruh untuk membujuk anak mereka. Sesampainya ia di sana, ia melihat istrinya menangis dengan memukuli tangan nya sendiri ke lantai sambil berkata maaf.

"Apa yang terjadi Marlena? Kenapa aku lihat Anita menangis sambil memegang wajahnya? " tanya Haji Amir dengan wajah bingung.

"Ma-maaf Bi! Umi kebablasan! Umi tidak sengaja menampar putri kita Bi! Umi marah karena ia membantah omongan Umi dan terjadi begitu saja! " jawab nya dengan penuh penyesalan.

"Astaghfirullah hal adzim... Keterlaluan kamu Marlena! Bisa-bisanya kamu menampar anak mu sendiri karena ia membantah omongan mu? Seharusnya kau introspeksi diri? Menyesal aku sudah membiarkanmu mendidik Anita selama ini! " ucap Haji Amir dengan geram.

Tanpa memperdulikan teriakan dan tangisan istrinya, Haji Amir bergegas turun ke bawah dan mencari keberadaan Anita.

Ia seketika merasa lega karena melihat Anita sedang duduk di ayunan di taman samping rumah mereka.

🌾🌾🌾

Di Ponpes Mutmainnah...

Bude Maryam yang baru saja kembali dari kota datang ke pesantren dengan marah-marah. Ia melampiskan emosi nya pada Pak lek Rohim dan Bulek Saroh yang sedang melakukan kajian rutin di Aula pesantren.

"Rohim, Saroh! Keluar kalian! Keluar! " teriak nya dari luar.

Ia datang tidak sendiri, tapi dengan beberapa tetua desa yang mendukung rencananya itu. Ia sudah berhasil menghasut dan mengadu domba warga desa untuk membenci Amay yang bukan anak kandung Kyai Sulaeman.

Pak lek Rohim dan Bulek Saroh keluar dari aula dengan tergopoh-gopoh mendengar teriakan dari arah luar.

"Ada apa ini rame-rame? " tanya Pak lek Rohim dengan tegas.

"Bah, ajak masuk aja dulu! Malu teriak-teriak di luar, di hadapan para santri dan pengajar lagi! " Bisik Bulek Saroh kepada suaminya.

"Ayo, Bapak-bapak silahkan masuk dulu jika kalian tidak malu menjadi tontonan semua santri di sini? " Ajak Pak lek Rohim dengan sedikit menyindir kedatangan mereka.

Mereka yang mendengar sindiran Pak lek Rohim langsung mengikuti langkah Bulek Saroh menuju kediaman mereka dan Bude Maryam terpaksa mengikuti mereka dengan wajah masam.

"Sekarang kita sudah ada di sini? Ada maksud apa Bapak-bapak sekalian datang ke pesantren ini ramai-ramai? " tanya Pak lek Rohim dengan bijak.

"Begini Kyai! Kami semua menuntut agar pengurus pesantren ini di serahkan kepada Bude Maryam yang selaku tetua yang terlibat dalam kepengurusan pesantren ini sewaktu Kyai Sulaeman hidup dulu! " jawab salah satu rombongan yang hadir.

"Atas dasar apa Bapak-bapak sekalian seminta semua itu? Apakah Bapak-bapak ikut mengurus pesantren selama ini? Apakah Bapak-bapak ada yang memberikan bantuan ketika pesantren ini sempat terpuruk? " tanya Pak lek Rohim dengan wajah garang.

Bapak-bapak tersebut hanya diam dan saling memandang satu sama lain dengan raut wajah bingung mau jawab apa.

"Apakah Bapak-bapak tahu jika selama Kang Sulaeman hidup, Mbak Maryam hanya bertugas sebagai pengawas dapur umum, bukan bagian kepengurusan yang sebenarnya? " ucap Pak lek Rohim dengan wajah yang semakin garang.

"Heh Rohim! Kurang ajar sekali mulut mu itu? Bagaimana pun juga aku ini kakak ipar dari Sulaeman! " teriak Bude Maryam tidak terima dengan omongan Pak lek Rohim.

"Loh, aku kurang ajar gimana Mbak? Mbak kan memang di tugaskan untuk mengawasi dapur umum sama Kang Sulaeman! Dan satu lagi Mbak! Jangan pura-pura lupa deh kalau Mbak itu cuma kakak ipar tiri, Mbak menikah dengan kakak tiri Kang Sulaeman yang tidak mempunyai hak apa-apa dengan pesantren ini! " jawab Pak lek Rohim meng skakmat Bude Maryam.

Wajah Bude Maryam langsung pias mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Pak lek Rohim yang memang benar adanya.

Namun ia tetap tidak mau kalah, ia masih memasang wajah sombong dan angkuh nya di hadapan Pak lek Rohim dan Bulek Saroh.

"Baik lah! Aku tidak akan menuntut pesantren ini lagi asalkan keponakan kesayangan mu itu mau menikah dengan pria pilihan ku! " ucap nya dengan wajah menyeringai.

Pak lek Rohim dan Bulek Saroh, serta Bapak-bapak yang ada di ruangan itu terbelalak kaget mendengar ucapan Bude Maryam.

"Mbak gila! Wah, sudah gak beres otak Mbak rupanya! " jawab Pak lek Rohim dengan wajah terkejut.

"Jangan sembarangan ngomong kamu Rohim! Asal kamu tahu, aku akan menurut ke pengadilan jika anak pungut itu tidak layak memimpin pesantren ini, apalagi memilikinya! Ingat itu! " teriak Bude Maryam dengan wajah merah padam.

"Pokok nya kalian pikirkan dari sekarang! Toh wasiat Sulaeman juga cuma kertas doang! Itu semua gak berarti apa-apa! Dan Amay harus menikah dengan pria pilihan ku! " ucap Bude Maryam sambil keluar dari ruangan tanpa mengucapkan salam.

Begitu Bude Maryam pergi, Bapak-bapak itu ikut membubarkan diri dan Bulek Saroh mengurut dadanya yang sesak karena ucapan Bude Maryam.

"Bah, pokoknya Abah harus pikirkan bagaimana caranya Amay tidak di nikahkan paksa oleh nenek lampir itu! Umi gak rela Bah, gak ridho, gak ikhlas lahir bathin! Walaupun Amay bukan darah daging kita, tapi Umi yang udah membantu Mbak Izah untuk mengurus Amay dari dia bayi! Pokoknya Umi gak setuju! " ucap Bulek Saroh dengan wajah mengembun pertanda akan menangis.

"Emang siapa yang mau di nikahkan Umi? " tanya seseorang dari belakang Pak lek Rohim.

"Haikal ! Sejak kapan kamu berdiri di sini? " tanya Pak lek Rohim spontan.

"Jawab pertanyaan Ikal, Bah? Siapa yang mau di nikahkan paksa seperti yang Umi katakan tadi? " ucap Haikal lagi kepada Abahnya.

Pak lek Rohim pun menceritakan kedatangan Bude Maryam dengan bapak-bapak warga desa dan mengatakan juga ancaman Bude Maryam, karena sampai saat ini surat wasiat Abah Sulaeman juga masih berupa kertas usang yang belum ada kekuatan hukumnya.

"Apa?? Sudah gila mungkin Bude Maryam itu! Seenaknya saja mau menikahkan Kak Amay dengan sembarang pria! " teriak Haikal dengan wajah terkejut.

"Apa?? Menikah?? "

Bersambung...

Selamat membaca dan selamat beraktivitas readers semuanya...

Semoga hari kalian menyenangkan 💕😍..

Terpopuler

Comments

Noer Anisa Noerma

Noer Anisa Noerma

setres kali ya tuh orang

2022-06-11

0

lihat semua
Episodes
1 Kepergok di apartemen.
2 Putus
3 Shasha membuat keributan di kantor Izam
4 Ide gila Davin
5 Misi pertama Izam di mulai.
6 Izam bertemu keluarga Haji Amir.
7 Pertemuan Amay dan Izam
8 Pedekate Izam dengan Anita
9 Penolong Mama yang misterius
10 Amay kembali ke pesantren.
11 Penolakan keluarga Haji Amir
12 Antara Anita dan Amay
13 Rahasia Izam hampir terbongkar.
14 Siapa Amay sebenarnya?
15 Hinaan keluarga Haji Amir.
16 Davin meradang Izam di hina
17 Anita bersitegang dengan orang tuanya
18 Amay di jodohkan paksa Bude Maryam
19 Terbongkar nya niat sesungguhnya Bude Maryam
20 Amay kabur ke kota
21 Ketegasan Pak lek Rohim.
22 Kembali ke pesantren.
23 Kembali ke pesantren 2...
24 Kepergok..
25 Amay anak kandung saya...
26 Saran Fahri
27 Anita lumpuh
28 Pertemuan kembali Amay dan Izam
29 Berkepribadian ganda??
30 Panik
31 Mengigau
32 Mendadak menikah
33 Mama Lia sedih....
34 Sah
35 Bukan pernikahan settingan.
36 Aura pengantin baru
37 Kisah masa lalu
38 Masa lalu bukan untuk dikenang
39 Kembali ke kota
40 Dia adalah istriku!
41 Rumahku Surgaku
42 Menantu idaman
43 Usaha terus....
44 Ulah Mama Lia
45 Nasib seorang pria
46 Julid
47 Bagai pinang dibelah dua
48 Kaget
49 Papa
50 Bau
51 Triple
52 Bergerak diam-diam...
53 Comeback
54 Rumah utama
55 Aku kembali, adik !!!
56 Baper
57 Rencana pertemuan
58 Awal mula...
59 Klan Atmanegara
60 Pemilik perusahaan..
61 Syahnaz oh Syahnaz
62 Damian Natanegara..
63 Bertemu Besan
64 Tindakan Rahman...
65 Kinanti atau Minarti...
66 Amay pingsan...
67 Seseorang...
68 Papa....
69 Merajuk...
70 Daisy dan tulip...
71 Barbeque...
72 Terkejut....
73 Kecurigaan Amay!
74 Pembicaraan rahasia...
75 Dukungan Izam...
76 Pertanyaan Amay...
77 Selalu berburuk sangka...
78 Kapal pesiar...
79 Pingsan berjamaah...
80 Bertambah shock...
81 Merengek kayak anak kecil...
82 Remedial ijab qabul
83 Shock terapi...
84 Jangan berharap pada manusia...
85 Orang kaya baru...
86 Familiar...
87 Rezeki nomplok...
88 Menginap di rumah Papa...
89 Patah hati...
90 Tidak kenal.
91 Rencana ke kota..
92 Kebakaran...
93 Persiapan acara 7 bulanan.
94 Tujuh bulanan Amay...
95 Memberitahu semua orang..
96 Hasil tes DNA..
97 Davin Pratama
98 Kedatangan Davin..
99 Abah dan Umi...
100 Berdamai dengan takdir..
101 Tidak sengaja bertemu..
102 Mencari asisten baru..
103 Seleksi
104 Bingung...
105 Kembali ke Jakarta
106 Tes wawancara..
107 Saat wawancara..
108 Cemburu..
109 Detik-detik Amay melahirkan...
110 Kejutan tak terduga..
111 Anugerah terindah..
112 Banyak bertanya...
113 Aku mencintai mu karena Allah...
114 Pompa Asi..
115 MengAsihi...
116 Alasan yang sebenarnya part 1
117 Alasan yang sebenarnya..
118 Alasan sebenarnya end..
119 Pulang ke rumah
120 Berkumpul bersama keluarga besar.
121 Berkumpul bersama keluarga Besar 2
122 Berkumpul bersama keluarga besar end
123 Membantu di kantor..
124 Masih membantu di kantor.
125 Pelaksanaan aqiqah si kembar
126 ABG tua kasmaran..
127 Lamaran mendadak
128 Pernikahan kilat.
129 Tidak bisa di biarkan..
130 Hari terakhir kerja...
131 Will you marry me?
132 Aulia Maharani
133 Lamaran resmi..
134 Akhirnya sold out juga..
135 Pendarahan...
136 Berkah di balik musibah.
137 Kemarahan Davin
138 Tidak akan lolos begitu saja !
139 Izam yang sesungguhnya
140 Izam yang sesungguhnya bag 2
141 Kekesalan Ahyar..
142 Bukan dendam tapi keadilan
143 Menjelang hari pernikahan
144 Sidang perdana
145 Akhirnya Sah
146 Sholat berdua..
147 Malam pertama
148 Jepang
149 Healing
150 Menemui Ayang
151 Healing versi Izam
152 Destinasi honeymoon ala Davin Aulia
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Kepergok di apartemen.
2
Putus
3
Shasha membuat keributan di kantor Izam
4
Ide gila Davin
5
Misi pertama Izam di mulai.
6
Izam bertemu keluarga Haji Amir.
7
Pertemuan Amay dan Izam
8
Pedekate Izam dengan Anita
9
Penolong Mama yang misterius
10
Amay kembali ke pesantren.
11
Penolakan keluarga Haji Amir
12
Antara Anita dan Amay
13
Rahasia Izam hampir terbongkar.
14
Siapa Amay sebenarnya?
15
Hinaan keluarga Haji Amir.
16
Davin meradang Izam di hina
17
Anita bersitegang dengan orang tuanya
18
Amay di jodohkan paksa Bude Maryam
19
Terbongkar nya niat sesungguhnya Bude Maryam
20
Amay kabur ke kota
21
Ketegasan Pak lek Rohim.
22
Kembali ke pesantren.
23
Kembali ke pesantren 2...
24
Kepergok..
25
Amay anak kandung saya...
26
Saran Fahri
27
Anita lumpuh
28
Pertemuan kembali Amay dan Izam
29
Berkepribadian ganda??
30
Panik
31
Mengigau
32
Mendadak menikah
33
Mama Lia sedih....
34
Sah
35
Bukan pernikahan settingan.
36
Aura pengantin baru
37
Kisah masa lalu
38
Masa lalu bukan untuk dikenang
39
Kembali ke kota
40
Dia adalah istriku!
41
Rumahku Surgaku
42
Menantu idaman
43
Usaha terus....
44
Ulah Mama Lia
45
Nasib seorang pria
46
Julid
47
Bagai pinang dibelah dua
48
Kaget
49
Papa
50
Bau
51
Triple
52
Bergerak diam-diam...
53
Comeback
54
Rumah utama
55
Aku kembali, adik !!!
56
Baper
57
Rencana pertemuan
58
Awal mula...
59
Klan Atmanegara
60
Pemilik perusahaan..
61
Syahnaz oh Syahnaz
62
Damian Natanegara..
63
Bertemu Besan
64
Tindakan Rahman...
65
Kinanti atau Minarti...
66
Amay pingsan...
67
Seseorang...
68
Papa....
69
Merajuk...
70
Daisy dan tulip...
71
Barbeque...
72
Terkejut....
73
Kecurigaan Amay!
74
Pembicaraan rahasia...
75
Dukungan Izam...
76
Pertanyaan Amay...
77
Selalu berburuk sangka...
78
Kapal pesiar...
79
Pingsan berjamaah...
80
Bertambah shock...
81
Merengek kayak anak kecil...
82
Remedial ijab qabul
83
Shock terapi...
84
Jangan berharap pada manusia...
85
Orang kaya baru...
86
Familiar...
87
Rezeki nomplok...
88
Menginap di rumah Papa...
89
Patah hati...
90
Tidak kenal.
91
Rencana ke kota..
92
Kebakaran...
93
Persiapan acara 7 bulanan.
94
Tujuh bulanan Amay...
95
Memberitahu semua orang..
96
Hasil tes DNA..
97
Davin Pratama
98
Kedatangan Davin..
99
Abah dan Umi...
100
Berdamai dengan takdir..
101
Tidak sengaja bertemu..
102
Mencari asisten baru..
103
Seleksi
104
Bingung...
105
Kembali ke Jakarta
106
Tes wawancara..
107
Saat wawancara..
108
Cemburu..
109
Detik-detik Amay melahirkan...
110
Kejutan tak terduga..
111
Anugerah terindah..
112
Banyak bertanya...
113
Aku mencintai mu karena Allah...
114
Pompa Asi..
115
MengAsihi...
116
Alasan yang sebenarnya part 1
117
Alasan yang sebenarnya..
118
Alasan sebenarnya end..
119
Pulang ke rumah
120
Berkumpul bersama keluarga besar.
121
Berkumpul bersama keluarga Besar 2
122
Berkumpul bersama keluarga besar end
123
Membantu di kantor..
124
Masih membantu di kantor.
125
Pelaksanaan aqiqah si kembar
126
ABG tua kasmaran..
127
Lamaran mendadak
128
Pernikahan kilat.
129
Tidak bisa di biarkan..
130
Hari terakhir kerja...
131
Will you marry me?
132
Aulia Maharani
133
Lamaran resmi..
134
Akhirnya sold out juga..
135
Pendarahan...
136
Berkah di balik musibah.
137
Kemarahan Davin
138
Tidak akan lolos begitu saja !
139
Izam yang sesungguhnya
140
Izam yang sesungguhnya bag 2
141
Kekesalan Ahyar..
142
Bukan dendam tapi keadilan
143
Menjelang hari pernikahan
144
Sidang perdana
145
Akhirnya Sah
146
Sholat berdua..
147
Malam pertama
148
Jepang
149
Healing
150
Menemui Ayang
151
Healing versi Izam
152
Destinasi honeymoon ala Davin Aulia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!