Amay kembali ke pesantren.

Izam memutuskan untuk menemani Mama nya di rumah sakit. Ia sengaja menunggu Mama nya karena ingin ada di samping Mama nya saat sadar nanti.

"Papa pulang dulu lah istirahat di rumah! Biar Maliq yang jagain Mama di sini! " ucap Izam meminta Papa Idris pulang.

Davin sudah pulang sedari tadi, ia memang di suruh pulang agar bisa istirahat karena besok ia akan keluar kota mengecek kantor cabang perusahaan.

"Papa di sini aja sama kamu! Lagian besok kakak kamu juga bakalan datang! " jawab Papa Idris dengan wajah lesu.

"Ya sudah, kalau gitu nanti aku akan minta kasur tambahan untuk penunggu pasien. " ucap Izam sambil berjalan keluar ruangan VVIP tersebut.

Izam meminta kepada perawat agar menambahkan kasur extra untuk penunggu pasien. Karena ini kamar VVIP, mereka mendapatkan kasur tambahan tersebut. Apalagi Izam adalah pemegang saham terbesar di rumah sakit ini.

Keesokan paginya, Izam bangun dengan wajah terkejut melihat Mama nya sudah makan di suapin Papa nya.

"Ya Allah, Mama udah sadar? Kok gak bangunin Izam? Apa yang sakit Ma? " tanya Izam langsung mendekati Mama nya sambil mencium pipi Mama nya.

"Sebelum subuh tadi Mama mu sadar! Kamu pulas banget tidurnya, jadi Mama panggil Papa aja! Mendingan kamu sholat subuh dulu, nanti keburu habis waktunya! " jawab Mama nya dengan pelan.

"Iya, shalat sana! Biar Mama mu makan dulu! " ucap Papa juga menyuruh Izam.

Izam pun pergi keluar ruangan Mama nya menuju mushola di rumah sakit tersebut. Selesai shalat subuh, ia berjalan-jalan sebentar di taman sekitar rumah sakit walaupun hari masih sedikit gelap. Ia menghirup udara pagi sejenak sebelum kembali ke ruangan Mama nya.

Ketika ia kembali, Mama nya sudah selesai makan. Ia duduk di samping ranjang Mama nya seraya memijit pelan kaki Mama nya.

"Izam senang banget Mama sudah sadar! Rasanya jantung Izam hampir copot waktu Davin ngasih kabar Mama kecelakaan. " ucap Izam dengan bernafas lega.

"Kita memang patut bersyukur atas pertolongan Allah melalui perempuan itu! Papa pesimis jika tidak ada dia yang mendonorkan darahnya untuk Mama mu! Kamu kan tahu sendiri kalau Mama mu mempunyai darah yang langka! " sahut Papa Idris ikut bicara.

"Jadi, yang donorin darah untuk Mama itu perempuan Pa? Tua apa muda orangnya! " tanya Mama Lia dengan antusias.

"Masih muda Ma, mungkin kira-kira usianya sekitar 25 tahunan lah! Emang kenapa Ma? " tanya Papa Idris penasaran.

"Gak papa kok Pa! Mama cuma nanya aja! " jawab Mama Lia dengan tersenyum misterius.

"Emang namanya siapa Pa? " tanya Izam ikutan kepo

"Itulah yang jadi masalah nya, ketika Papa mau bertanya siapa namanya, suster memanggil Papa karena dokter mau membicarakan tentang keadaan Mama mu! " jawab Papa Idris dengan menghela napas panjang.

"Sayang sekali ya.. " jawab Mama dengan ikutan menghela napas.

"Iya, tapi sebelum pergi Papa ngasih kartu nama Papa sama perempuan itu dan bilang jika butuh bantuan ia bisa langsung menghubungi Papa. " ucap Papa Idris dengan sedikit lega.

"Tapi Papa masih ingat kan dengan wajah perempuan itu? " tanya Mama lagi.

"Ingat dong Ma! Wajahnya yang teduh, tutur katanya yang lembut membuat Papa ingin meminangnya sebagai menantu kita!Cocok banget kalau bersanding dengan Izam. " jawab Papa dengan tersenyum lebar.

"Apaan sih Pa! Main jodohin aja! Kenal aja nggak! " gerutu Izam dengan malas.

Mereka pun berbincang hangat sambil menunggu kedatangan kakak-kakak Izam yang masih dalam perjalanan mau ke rumah sakit.

🌾🌾🌾

Amay yang baru pulang dari mengajar mendapat panggilan telepon dari Bulek Saroh. Karena belum sholat dzuhur, Amay memutuskan untuk shalat dulu sebelum menelpon balik Bulek Saroh.

Selesai sholat, Amay pun melakukan panggilan telepon kepada Bulek Saroh di dalam kamar sambil golek-golek.

"Hallo, Assalamualaikum Bulek! "

"Waalaikumsalam Amay, gimana kabar kamu, Nduk? "

"Alhamdulillah Amay baik, Bulek! Oh ya, tadi kenapa Bulek nelpon Amay? "

"Syukur lah kalau begitu, Nduk! Itu Nduk soal pengurus pesantren. Mbak Maryam membuat ulah lagi, Nduk! Benar-benar bikin Bulek kesal ! "

"Astaghfirullah hal adzim... Emangnya Bude Maryam ngelakuin apa lagi sih Bulek? Heran Amay, gak ada kapok-kapok nya tuh orang! "

"Mbak Maryam menfitnah salah satu Ustadzah yang mengajar di pesantren, sehingga beliau mengundurkan diri. Padahal sekarang pesantren kita lagi tidak ada guru cadangan. Sedangkan tiga bulan lagi anak-anak akan melaksanakan Ujian, kalau seperti ini siapa yang akan mengajar anak-anak dan bagaimana ujian mereka nanti. "

"Ya Allah... Pelik juga masalah nya. Bulek tenang aja, InsyaAllah Amay akan cari jalan keluar nya! "

"Yo wes lah, Nduk! Bulek senang sudah cerita sama kamu! Setidaknya Bulek bisa mengeluarkan sesak di dada Bulek! Bulek cuma kasihan saja sama Pak lek mu! "

"Ya sudah Bulek! Jangan terlalu di pikirin, nanti Bulek lagi yang jatuh sakit! "

"Iyo, Nduk! Setidaknya Bulek gak nyimpan masalah ini sendir! Yo wes yo nduk, Bulek mau ke dapur pesantren dulu! Mau ngecek makan malam anak-anak sudah selesai apa belum! "

"Iya, Bulek! Assalamualaikum... "

"Waalaikumsalam.. "

Amay termenung sesaat setelah mematikan sambungan telepon nya. Ia berpikir keras bagaimana mengatasi masalah yang terjadi di pesantren.

"Kalau aku yang mengajar gimana ya? Tapi sayang juga kalau ninggalin pekerjaan ku yang di sini! Tapi, kalau tidak pulang siapa yang akan membantu mengajar di pesantren. Kasihan sekali anak-anak di sana tidak ada yang mengajari mereka, padahal tiga bulan lagi mereka mau ujian. " gumam Amay sambil menatap langit-langit kamarnya.

Tidak ingin berandai-andai, Amay pun melakukan kegiatannya sehari-hari sambil meminta petunjuk kepada Allah atas semua masalah yang ia hadapi.

Amay pun memutuskan untuk kembali ke kampung nya untuk membantu Pak lek Rohim mengurus pesantren peninggalan Abah nya yaitu Abah Sulaeman. Amay menulis surat pengunduran dirinya di tempat ia mengajar selama ini dua minggu sebelum ia mengundurkan diri. Ia melakukan semua itu tanpa sepengetahuan Aulia karena Aulia mengambil cuti selama dua minggu untuk menghadiri pernikahan sepupunya dari pihak ayahnya di kota lain.

Pagi ini, Amay sudah bersiap-siap hendak pulang ke kampungnya. Ia hanya membawa barang-barangnya sebagian saja, karena ia mungkin bisa saja datang lagi ke kota ini untuk sekedar liburan atau karena urusan lain, jadi tidak perlu lagi membawa banyak pakaian karena pakaian nya masih ada di rumah ini.

"Alhamdulillah, semuanya sudah beres. Tinggal menunggu taksi online saja yang akan mengantar ku ke terminal. Selamat tinggal kota yang selalu membuat ku tersenyum, kota yang sudah memberikan aku rezeki dan usaha seperti sekarang ini. " gumam Amay dengan lirih.

Bersambung...

Selamat membaca dan selamat beristirahat readers semuanya...

Terpopuler

Comments

Noer Anisa Noerma

Noer Anisa Noerma

masih penasaran siapa wanita yang mendonorkan darah nya

2022-06-11

0

lihat semua
Episodes
1 Kepergok di apartemen.
2 Putus
3 Shasha membuat keributan di kantor Izam
4 Ide gila Davin
5 Misi pertama Izam di mulai.
6 Izam bertemu keluarga Haji Amir.
7 Pertemuan Amay dan Izam
8 Pedekate Izam dengan Anita
9 Penolong Mama yang misterius
10 Amay kembali ke pesantren.
11 Penolakan keluarga Haji Amir
12 Antara Anita dan Amay
13 Rahasia Izam hampir terbongkar.
14 Siapa Amay sebenarnya?
15 Hinaan keluarga Haji Amir.
16 Davin meradang Izam di hina
17 Anita bersitegang dengan orang tuanya
18 Amay di jodohkan paksa Bude Maryam
19 Terbongkar nya niat sesungguhnya Bude Maryam
20 Amay kabur ke kota
21 Ketegasan Pak lek Rohim.
22 Kembali ke pesantren.
23 Kembali ke pesantren 2...
24 Kepergok..
25 Amay anak kandung saya...
26 Saran Fahri
27 Anita lumpuh
28 Pertemuan kembali Amay dan Izam
29 Berkepribadian ganda??
30 Panik
31 Mengigau
32 Mendadak menikah
33 Mama Lia sedih....
34 Sah
35 Bukan pernikahan settingan.
36 Aura pengantin baru
37 Kisah masa lalu
38 Masa lalu bukan untuk dikenang
39 Kembali ke kota
40 Dia adalah istriku!
41 Rumahku Surgaku
42 Menantu idaman
43 Usaha terus....
44 Ulah Mama Lia
45 Nasib seorang pria
46 Julid
47 Bagai pinang dibelah dua
48 Kaget
49 Papa
50 Bau
51 Triple
52 Bergerak diam-diam...
53 Comeback
54 Rumah utama
55 Aku kembali, adik !!!
56 Baper
57 Rencana pertemuan
58 Awal mula...
59 Klan Atmanegara
60 Pemilik perusahaan..
61 Syahnaz oh Syahnaz
62 Damian Natanegara..
63 Bertemu Besan
64 Tindakan Rahman...
65 Kinanti atau Minarti...
66 Amay pingsan...
67 Seseorang...
68 Papa....
69 Merajuk...
70 Daisy dan tulip...
71 Barbeque...
72 Terkejut....
73 Kecurigaan Amay!
74 Pembicaraan rahasia...
75 Dukungan Izam...
76 Pertanyaan Amay...
77 Selalu berburuk sangka...
78 Kapal pesiar...
79 Pingsan berjamaah...
80 Bertambah shock...
81 Merengek kayak anak kecil...
82 Remedial ijab qabul
83 Shock terapi...
84 Jangan berharap pada manusia...
85 Orang kaya baru...
86 Familiar...
87 Rezeki nomplok...
88 Menginap di rumah Papa...
89 Patah hati...
90 Tidak kenal.
91 Rencana ke kota..
92 Kebakaran...
93 Persiapan acara 7 bulanan.
94 Tujuh bulanan Amay...
95 Memberitahu semua orang..
96 Hasil tes DNA..
97 Davin Pratama
98 Kedatangan Davin..
99 Abah dan Umi...
100 Berdamai dengan takdir..
101 Tidak sengaja bertemu..
102 Mencari asisten baru..
103 Seleksi
104 Bingung...
105 Kembali ke Jakarta
106 Tes wawancara..
107 Saat wawancara..
108 Cemburu..
109 Detik-detik Amay melahirkan...
110 Kejutan tak terduga..
111 Anugerah terindah..
112 Banyak bertanya...
113 Aku mencintai mu karena Allah...
114 Pompa Asi..
115 MengAsihi...
116 Alasan yang sebenarnya part 1
117 Alasan yang sebenarnya..
118 Alasan sebenarnya end..
119 Pulang ke rumah
120 Berkumpul bersama keluarga besar.
121 Berkumpul bersama keluarga Besar 2
122 Berkumpul bersama keluarga besar end
123 Membantu di kantor..
124 Masih membantu di kantor.
125 Pelaksanaan aqiqah si kembar
126 ABG tua kasmaran..
127 Lamaran mendadak
128 Pernikahan kilat.
129 Tidak bisa di biarkan..
130 Hari terakhir kerja...
131 Will you marry me?
132 Aulia Maharani
133 Lamaran resmi..
134 Akhirnya sold out juga..
135 Pendarahan...
136 Berkah di balik musibah.
137 Kemarahan Davin
138 Tidak akan lolos begitu saja !
139 Izam yang sesungguhnya
140 Izam yang sesungguhnya bag 2
141 Kekesalan Ahyar..
142 Bukan dendam tapi keadilan
143 Menjelang hari pernikahan
144 Sidang perdana
145 Akhirnya Sah
146 Sholat berdua..
147 Malam pertama
148 Jepang
149 Healing
150 Menemui Ayang
151 Healing versi Izam
152 Destinasi honeymoon ala Davin Aulia
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Kepergok di apartemen.
2
Putus
3
Shasha membuat keributan di kantor Izam
4
Ide gila Davin
5
Misi pertama Izam di mulai.
6
Izam bertemu keluarga Haji Amir.
7
Pertemuan Amay dan Izam
8
Pedekate Izam dengan Anita
9
Penolong Mama yang misterius
10
Amay kembali ke pesantren.
11
Penolakan keluarga Haji Amir
12
Antara Anita dan Amay
13
Rahasia Izam hampir terbongkar.
14
Siapa Amay sebenarnya?
15
Hinaan keluarga Haji Amir.
16
Davin meradang Izam di hina
17
Anita bersitegang dengan orang tuanya
18
Amay di jodohkan paksa Bude Maryam
19
Terbongkar nya niat sesungguhnya Bude Maryam
20
Amay kabur ke kota
21
Ketegasan Pak lek Rohim.
22
Kembali ke pesantren.
23
Kembali ke pesantren 2...
24
Kepergok..
25
Amay anak kandung saya...
26
Saran Fahri
27
Anita lumpuh
28
Pertemuan kembali Amay dan Izam
29
Berkepribadian ganda??
30
Panik
31
Mengigau
32
Mendadak menikah
33
Mama Lia sedih....
34
Sah
35
Bukan pernikahan settingan.
36
Aura pengantin baru
37
Kisah masa lalu
38
Masa lalu bukan untuk dikenang
39
Kembali ke kota
40
Dia adalah istriku!
41
Rumahku Surgaku
42
Menantu idaman
43
Usaha terus....
44
Ulah Mama Lia
45
Nasib seorang pria
46
Julid
47
Bagai pinang dibelah dua
48
Kaget
49
Papa
50
Bau
51
Triple
52
Bergerak diam-diam...
53
Comeback
54
Rumah utama
55
Aku kembali, adik !!!
56
Baper
57
Rencana pertemuan
58
Awal mula...
59
Klan Atmanegara
60
Pemilik perusahaan..
61
Syahnaz oh Syahnaz
62
Damian Natanegara..
63
Bertemu Besan
64
Tindakan Rahman...
65
Kinanti atau Minarti...
66
Amay pingsan...
67
Seseorang...
68
Papa....
69
Merajuk...
70
Daisy dan tulip...
71
Barbeque...
72
Terkejut....
73
Kecurigaan Amay!
74
Pembicaraan rahasia...
75
Dukungan Izam...
76
Pertanyaan Amay...
77
Selalu berburuk sangka...
78
Kapal pesiar...
79
Pingsan berjamaah...
80
Bertambah shock...
81
Merengek kayak anak kecil...
82
Remedial ijab qabul
83
Shock terapi...
84
Jangan berharap pada manusia...
85
Orang kaya baru...
86
Familiar...
87
Rezeki nomplok...
88
Menginap di rumah Papa...
89
Patah hati...
90
Tidak kenal.
91
Rencana ke kota..
92
Kebakaran...
93
Persiapan acara 7 bulanan.
94
Tujuh bulanan Amay...
95
Memberitahu semua orang..
96
Hasil tes DNA..
97
Davin Pratama
98
Kedatangan Davin..
99
Abah dan Umi...
100
Berdamai dengan takdir..
101
Tidak sengaja bertemu..
102
Mencari asisten baru..
103
Seleksi
104
Bingung...
105
Kembali ke Jakarta
106
Tes wawancara..
107
Saat wawancara..
108
Cemburu..
109
Detik-detik Amay melahirkan...
110
Kejutan tak terduga..
111
Anugerah terindah..
112
Banyak bertanya...
113
Aku mencintai mu karena Allah...
114
Pompa Asi..
115
MengAsihi...
116
Alasan yang sebenarnya part 1
117
Alasan yang sebenarnya..
118
Alasan sebenarnya end..
119
Pulang ke rumah
120
Berkumpul bersama keluarga besar.
121
Berkumpul bersama keluarga Besar 2
122
Berkumpul bersama keluarga besar end
123
Membantu di kantor..
124
Masih membantu di kantor.
125
Pelaksanaan aqiqah si kembar
126
ABG tua kasmaran..
127
Lamaran mendadak
128
Pernikahan kilat.
129
Tidak bisa di biarkan..
130
Hari terakhir kerja...
131
Will you marry me?
132
Aulia Maharani
133
Lamaran resmi..
134
Akhirnya sold out juga..
135
Pendarahan...
136
Berkah di balik musibah.
137
Kemarahan Davin
138
Tidak akan lolos begitu saja !
139
Izam yang sesungguhnya
140
Izam yang sesungguhnya bag 2
141
Kekesalan Ahyar..
142
Bukan dendam tapi keadilan
143
Menjelang hari pernikahan
144
Sidang perdana
145
Akhirnya Sah
146
Sholat berdua..
147
Malam pertama
148
Jepang
149
Healing
150
Menemui Ayang
151
Healing versi Izam
152
Destinasi honeymoon ala Davin Aulia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!