Pedekate Izam dengan Anita

"Ayok May kita ke masjid aja, kita tunggu di sana sampai Pak lek mu selesai! " ajak Aulia seraya menarik tangan Amay.

Amay hanya menganggukkan kepalanya saja tanpa menjawab ajakan Aulia, namun kakinya tetap ikut melangkah mengikuti Aulia yang berjalan di depannya.

"Wah, ramai banget ya May jamaah nya! Berasa kayak pergi tausiah Da'i kondang yang terkenal itu! " ucap Aulia dengan decakan kagum.

"Ia Ul, ramai banget! " jawab Amay sambil mengamati di sekelilingnya.

Ia terbelalak kaget ketika tidak jauh dari ia dan Aulia duduk, pria yang di pukuli karena salah paham sedang duduk sendiri berusaha mengobati beberapa memar di sekitar wajahnya, namun ia terlihat kesulitan karena tangannya juga sedikit sakit.

Hati Amay mendadak merasa bersalah karena gara-gara ia kaget, ia bicara latah dan membuat pria itu di hakimi massa.

Tanpa ia sadari, ia melangkahkan kakinya mendekati tempat pria itu duduk dan langsung meraih kotak obat yang ada di hadapan pria itu dan duduk di samping nya.

"Maaf ya Kak? Gara-gara aku kaget kakak di pukuli masa karena salah paham. " ucap Amay tiba-tiba duduk di sebelah pria itu.

"Astaghfirullah hal adzim, kamu ngagetin saya saja! Kamu ngikutin saya ya ke sini! " tuduh nya dengan wajah terkejut melihat Amay yang duduk tiba-tiba di sebelahnya.

"Amau gak ikutin Kakak! Pak lek Amay lagi ngadain safari dakwah di masjid ini! " jawab Amay membantah.

"Sini biar Amay yang bantu obatin Kakak! " ucap Amay sambil meraih obat salep.

"Kakak, emangnya aku kakak kamu! " jawab Pria itu dengan ketus.

"Ya udah kalau gak mau di panggil kakak! Panggil Mas aja! " jawab Amay kalem.

"Emangnya aku jualan bakso, cilok, mie ayam, pake di panggil Mas-mas! " omelnya lagi.

"Emangnya mau di panggil apa? Bebeb atau ayang? Dih mimpi kali di panggil gituan! " cerocos Amay sambil mengolesi salep di wajah Izam.

Yap, pria yang menjadi target pukulan warga karena salah paham adalah Izam.

"Deg! " Izam tertegun melihat wajah cantik, mulus tanpa sentuhan make up, hidung mancung dan tidak lupa matanya berwarna biru seperti boneka Barbie. Barbie yang memakai hijab syar'i.

"Kirain ngilang kemana, eh taunya di dekat sini rupanya ! " ucap Aulia tiba-tiba dan duduk di samping Amay tanpa memperdulikan kehadiran Izam.

"Adududuh... Pelan-pelan dong? Sakit tauk! " ucap Izam meringis kesakitan.

"Dih cemen! Gitu aja gak bisa nahan! " cibir Amay dengan jengah.

"Bukan masalah cemen nya! Ini beneran sakit! Gara-gara kamu kan aku kayak gini? " sindir Izam dengan nada ketus.

"Iya iya maaf... " ucap Amay dengan bibir manyun.

"Astaghfirullah tuh bibir?? Bikin aku gemes aja pengen aku ikat pake karet ! " Batin Izam dengan geleng-geleng kepala.

"Dari tadi ngomong terus, tapi belum kenalan. Aku Izam, kamu siapa? " ucap Izam memperkenalkan diri.

"Aku Amay dan di samping aku Aulia sahabat aku! " jawab Amay tanpa mengalihkan pandangannya dan fokus menaruh salep di rahang Izam.

Izam pun memejamkan matanya ketika Amay masih mengoleskan salep di area wajahnya. Ia takut khilaf karena jarak mereka hanya selembar kertas jika di ukur dan bunyi nafas Amay saja sudah membuat Izam ketar ketir keliyengan.

Aulia tidak memperdulikan kegiatan sahabatnya, yang penting ia masih ada di sana mengawasi karena takut menimbulkan fitnah, apalagi lokasi mereka di sekitar halaman masjid.

"Alhamdulillah selesai juga! " teriak Amay dengan kegirangan.

"Nih Bang obatnya! Aku sama Aulia pamit dulu ya mau ketemu Pak lek ku! Dan sekali lagi aku minta maaf udah bikin Abang kayak gini! " ucap nya sambil menangkup kedua tangan di dadanya.

Izam hanya menganggukkan kepalanya dan mempersilahkan Amay dan sahabatnya pergi. Ia kembali memasukkan obat-obatan nya ke dalam boks.

Karena sudah terdengar azan Asar, Izam memutuskan untuk sholat terlebih dahulu sebelum pulang ke kontrakan nya yang baru.

...****************...

Hari ini perdana Izam melakukan profesi nya yang baru yaitu berjualan kebab di sebuah mini market Indoapril yang tidak jauh dari tempat ia tinggal. Hanya berjarak beberapa blok rumah untuk sampai di sana, dan jika berjalan kaki bisa di tempuh selama 15menit.

"Alhamdulillah, baru mulai satu jam sudah laku 15 porsi! Mudah-mudahan banyak yang beli, dan rasanya juga enak! " ucap Izam dengan penuh syukur.

Ia duduk di kursi sambil menunggu pembeli yang datang dengan membuka MacBook nya membalas email yang masuk tentang pekerjaannya sebagai pengusaha. Izam tidak lepas tangan dalam menangani perusahaan nya walaupun sudah ada Davin yang di sana. Dia hanya mengawasi dan mengontrol dari jauh lewat email dan laporan Davin juga masuk lewat email.

"Mas, beli kebab yang biasa dua, kebab isi sosisnya juga dua! " teriak seorang pembeli.

"Oke Mbak! " jawab Izam langsung menghentikan kegiatannya dan langsung berdiri.

"Loh Mas/kamu!! " ucap mereka berbarengan dengan wajah kaget.

"Jadi Mbak yang beli? Tunggu sebentar ya Mbak? Silahkan duduk dulu! " jawab Izam dengan ramah.

"Iya Mas. Jangan panggil Mbak dong Mas? Seperti nya tua an Mas dari saya. Panggil Anita saja seperti yang lain! " ucap nya dengan malu-malu.

"Oh iya Mbak eh Anita! " jawab Izam dengan salah tingkah.

Selama Izam membuatkan pesanan Anita, selama itu pula lah Anita menatap Izam tidak berkedip penuh kekaguman dan terkadang tersenyum sendiri melihat cara Izam memasak.

Izam tersenyum puas melihat hasil masakannya dan menaruhnya di dalam kantung kertas yang sudah di persiapkan terlebih dahulu.

"Ini pesanan kamu! " ucap Izam dengan menyerahkan plastik berisi kebab pesanan Anita.

"Terimakasih Mas, berapa semuanya? " tanya Anita dengan membuka dompet nya.

"Kebab biasa 12.000 x 2 \= 24.000 dan kebab sosis 15.000 x 2 \= 30.000. Jadi, total semuanya 54.000. " jawab Izam dengan ramah.

Anita pun memberikan uang merah 100 ribu dan Izam mengambil nya, kemudian mengambil kembaliannya di laci lalu menyerahkan nya kepada Anita kembali.

"Anita, boleh gak saya minta no WA kamu? " tanya Izam langsung.

"Boleh, boleh banget Mas! " jawab Anita dengan cepat.

Ia lalu menyebutkan nomor ponselnya ketika Izam mengetik di ponselnya dan langsung melakukan panggilan ke ponsel Anita.

"Itu nomor aku! Di simpan ya? " ucap Izam dengan tersenyum lebar.

Anita terpana melihat senyuman Izam yang langsung membuat hatinya ketar ketir dan jantung nya berdetak dengan kencang seperti suara genderang.

Sesaat ia tersadar dan menundukkan wajahnya karena malu, ia pun pamit undur diri dengan di balas anggukan Izam.

Setelah Anita pergi dari hadapannya, Izam senyum-senyum sendiri sambil melihat ponselnya.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi dengan keras dan ia melihat Davin yang memanggilnya.

[Assalamualaikum Vin, ada apa? ]

[Apaaaa???? ]

[Iya, iya... Aku segera kesana! ]

Bersambung...

Selamat membaca dan selamat beristirahat readers semuanya...

Terpopuler

Comments

Noer Anisa Noerma

Noer Anisa Noerma

semangat izam

2022-06-11

0

lihat semua
Episodes
1 Kepergok di apartemen.
2 Putus
3 Shasha membuat keributan di kantor Izam
4 Ide gila Davin
5 Misi pertama Izam di mulai.
6 Izam bertemu keluarga Haji Amir.
7 Pertemuan Amay dan Izam
8 Pedekate Izam dengan Anita
9 Penolong Mama yang misterius
10 Amay kembali ke pesantren.
11 Penolakan keluarga Haji Amir
12 Antara Anita dan Amay
13 Rahasia Izam hampir terbongkar.
14 Siapa Amay sebenarnya?
15 Hinaan keluarga Haji Amir.
16 Davin meradang Izam di hina
17 Anita bersitegang dengan orang tuanya
18 Amay di jodohkan paksa Bude Maryam
19 Terbongkar nya niat sesungguhnya Bude Maryam
20 Amay kabur ke kota
21 Ketegasan Pak lek Rohim.
22 Kembali ke pesantren.
23 Kembali ke pesantren 2...
24 Kepergok..
25 Amay anak kandung saya...
26 Saran Fahri
27 Anita lumpuh
28 Pertemuan kembali Amay dan Izam
29 Berkepribadian ganda??
30 Panik
31 Mengigau
32 Mendadak menikah
33 Mama Lia sedih....
34 Sah
35 Bukan pernikahan settingan.
36 Aura pengantin baru
37 Kisah masa lalu
38 Masa lalu bukan untuk dikenang
39 Kembali ke kota
40 Dia adalah istriku!
41 Rumahku Surgaku
42 Menantu idaman
43 Usaha terus....
44 Ulah Mama Lia
45 Nasib seorang pria
46 Julid
47 Bagai pinang dibelah dua
48 Kaget
49 Papa
50 Bau
51 Triple
52 Bergerak diam-diam...
53 Comeback
54 Rumah utama
55 Aku kembali, adik !!!
56 Baper
57 Rencana pertemuan
58 Awal mula...
59 Klan Atmanegara
60 Pemilik perusahaan..
61 Syahnaz oh Syahnaz
62 Damian Natanegara..
63 Bertemu Besan
64 Tindakan Rahman...
65 Kinanti atau Minarti...
66 Amay pingsan...
67 Seseorang...
68 Papa....
69 Merajuk...
70 Daisy dan tulip...
71 Barbeque...
72 Terkejut....
73 Kecurigaan Amay!
74 Pembicaraan rahasia...
75 Dukungan Izam...
76 Pertanyaan Amay...
77 Selalu berburuk sangka...
78 Kapal pesiar...
79 Pingsan berjamaah...
80 Bertambah shock...
81 Merengek kayak anak kecil...
82 Remedial ijab qabul
83 Shock terapi...
84 Jangan berharap pada manusia...
85 Orang kaya baru...
86 Familiar...
87 Rezeki nomplok...
88 Menginap di rumah Papa...
89 Patah hati...
90 Tidak kenal.
91 Rencana ke kota..
92 Kebakaran...
93 Persiapan acara 7 bulanan.
94 Tujuh bulanan Amay...
95 Memberitahu semua orang..
96 Hasil tes DNA..
97 Davin Pratama
98 Kedatangan Davin..
99 Abah dan Umi...
100 Berdamai dengan takdir..
101 Tidak sengaja bertemu..
102 Mencari asisten baru..
103 Seleksi
104 Bingung...
105 Kembali ke Jakarta
106 Tes wawancara..
107 Saat wawancara..
108 Cemburu..
109 Detik-detik Amay melahirkan...
110 Kejutan tak terduga..
111 Anugerah terindah..
112 Banyak bertanya...
113 Aku mencintai mu karena Allah...
114 Pompa Asi..
115 MengAsihi...
116 Alasan yang sebenarnya part 1
117 Alasan yang sebenarnya..
118 Alasan sebenarnya end..
119 Pulang ke rumah
120 Berkumpul bersama keluarga besar.
121 Berkumpul bersama keluarga Besar 2
122 Berkumpul bersama keluarga besar end
123 Membantu di kantor..
124 Masih membantu di kantor.
125 Pelaksanaan aqiqah si kembar
126 ABG tua kasmaran..
127 Lamaran mendadak
128 Pernikahan kilat.
129 Tidak bisa di biarkan..
130 Hari terakhir kerja...
131 Will you marry me?
132 Aulia Maharani
133 Lamaran resmi..
134 Akhirnya sold out juga..
135 Pendarahan...
136 Berkah di balik musibah.
137 Kemarahan Davin
138 Tidak akan lolos begitu saja !
139 Izam yang sesungguhnya
140 Izam yang sesungguhnya bag 2
141 Kekesalan Ahyar..
142 Bukan dendam tapi keadilan
143 Menjelang hari pernikahan
144 Sidang perdana
145 Akhirnya Sah
146 Sholat berdua..
147 Malam pertama
148 Jepang
149 Healing
150 Menemui Ayang
151 Healing versi Izam
152 Destinasi honeymoon ala Davin Aulia
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Kepergok di apartemen.
2
Putus
3
Shasha membuat keributan di kantor Izam
4
Ide gila Davin
5
Misi pertama Izam di mulai.
6
Izam bertemu keluarga Haji Amir.
7
Pertemuan Amay dan Izam
8
Pedekate Izam dengan Anita
9
Penolong Mama yang misterius
10
Amay kembali ke pesantren.
11
Penolakan keluarga Haji Amir
12
Antara Anita dan Amay
13
Rahasia Izam hampir terbongkar.
14
Siapa Amay sebenarnya?
15
Hinaan keluarga Haji Amir.
16
Davin meradang Izam di hina
17
Anita bersitegang dengan orang tuanya
18
Amay di jodohkan paksa Bude Maryam
19
Terbongkar nya niat sesungguhnya Bude Maryam
20
Amay kabur ke kota
21
Ketegasan Pak lek Rohim.
22
Kembali ke pesantren.
23
Kembali ke pesantren 2...
24
Kepergok..
25
Amay anak kandung saya...
26
Saran Fahri
27
Anita lumpuh
28
Pertemuan kembali Amay dan Izam
29
Berkepribadian ganda??
30
Panik
31
Mengigau
32
Mendadak menikah
33
Mama Lia sedih....
34
Sah
35
Bukan pernikahan settingan.
36
Aura pengantin baru
37
Kisah masa lalu
38
Masa lalu bukan untuk dikenang
39
Kembali ke kota
40
Dia adalah istriku!
41
Rumahku Surgaku
42
Menantu idaman
43
Usaha terus....
44
Ulah Mama Lia
45
Nasib seorang pria
46
Julid
47
Bagai pinang dibelah dua
48
Kaget
49
Papa
50
Bau
51
Triple
52
Bergerak diam-diam...
53
Comeback
54
Rumah utama
55
Aku kembali, adik !!!
56
Baper
57
Rencana pertemuan
58
Awal mula...
59
Klan Atmanegara
60
Pemilik perusahaan..
61
Syahnaz oh Syahnaz
62
Damian Natanegara..
63
Bertemu Besan
64
Tindakan Rahman...
65
Kinanti atau Minarti...
66
Amay pingsan...
67
Seseorang...
68
Papa....
69
Merajuk...
70
Daisy dan tulip...
71
Barbeque...
72
Terkejut....
73
Kecurigaan Amay!
74
Pembicaraan rahasia...
75
Dukungan Izam...
76
Pertanyaan Amay...
77
Selalu berburuk sangka...
78
Kapal pesiar...
79
Pingsan berjamaah...
80
Bertambah shock...
81
Merengek kayak anak kecil...
82
Remedial ijab qabul
83
Shock terapi...
84
Jangan berharap pada manusia...
85
Orang kaya baru...
86
Familiar...
87
Rezeki nomplok...
88
Menginap di rumah Papa...
89
Patah hati...
90
Tidak kenal.
91
Rencana ke kota..
92
Kebakaran...
93
Persiapan acara 7 bulanan.
94
Tujuh bulanan Amay...
95
Memberitahu semua orang..
96
Hasil tes DNA..
97
Davin Pratama
98
Kedatangan Davin..
99
Abah dan Umi...
100
Berdamai dengan takdir..
101
Tidak sengaja bertemu..
102
Mencari asisten baru..
103
Seleksi
104
Bingung...
105
Kembali ke Jakarta
106
Tes wawancara..
107
Saat wawancara..
108
Cemburu..
109
Detik-detik Amay melahirkan...
110
Kejutan tak terduga..
111
Anugerah terindah..
112
Banyak bertanya...
113
Aku mencintai mu karena Allah...
114
Pompa Asi..
115
MengAsihi...
116
Alasan yang sebenarnya part 1
117
Alasan yang sebenarnya..
118
Alasan sebenarnya end..
119
Pulang ke rumah
120
Berkumpul bersama keluarga besar.
121
Berkumpul bersama keluarga Besar 2
122
Berkumpul bersama keluarga besar end
123
Membantu di kantor..
124
Masih membantu di kantor.
125
Pelaksanaan aqiqah si kembar
126
ABG tua kasmaran..
127
Lamaran mendadak
128
Pernikahan kilat.
129
Tidak bisa di biarkan..
130
Hari terakhir kerja...
131
Will you marry me?
132
Aulia Maharani
133
Lamaran resmi..
134
Akhirnya sold out juga..
135
Pendarahan...
136
Berkah di balik musibah.
137
Kemarahan Davin
138
Tidak akan lolos begitu saja !
139
Izam yang sesungguhnya
140
Izam yang sesungguhnya bag 2
141
Kekesalan Ahyar..
142
Bukan dendam tapi keadilan
143
Menjelang hari pernikahan
144
Sidang perdana
145
Akhirnya Sah
146
Sholat berdua..
147
Malam pertama
148
Jepang
149
Healing
150
Menemui Ayang
151
Healing versi Izam
152
Destinasi honeymoon ala Davin Aulia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!