Izam memasuki ruangan nya dengan wajah yang tidak enak untuk di lihat.
"Kenapa muka loe di tekuk kayak lipatan kertas begitu? Kusut amat kayak jeruk purut berkerut-kerut! " ledek Davin ketika Izam langsung duduk di sofa.
"Resek loe! " lempar Izam dengan bantalan sofa.
"Lah dianya marah! " sahut Davin pura-pura gak tahu.
"Pura-pura gak tahu loe ya! Gara-gara elo suruh gue ke kantor, gue ketemu lagi sama cewek gila! " ucap Izam dengan dongkol.
"Elo gila juga dong kalau gitu! Secara elo cinta mati ama tuh cewek, sampe omongan bokap nyokap gak di dengerin! " sindir Davin yang langsung kena di hati Izam.
"Iya, gue jug gila dulu! Sampai-sampai gue gak habis pikir, kenapa gue bisa buta sama kelakuan tuh cewek? Bisa-bisa nya gue gak selidiki dia sampe ke akarnya! Bego benget gue dulu! " ucap Izam merutuki kebodohannya.
"Ya sudah lah Bro, anggap ini pelajaran untuk yang kesekian kalinya. Lain kali kalau suka sama cewek, elo selidiki dulu bagaimana karakter dia yang sebenarnya. Jangan baiknya di depan elo aja, di belakang elo hancur. " nasihat Davin dengan bijak.
"Jomblo pake nasehatin segala! Kayak pengalaman aja lagak loe! " cibir Izam dengan malas.
"Gue pengalaman Bro! Pengalaman dari ngamatin orang kayak elo! Ha... Ha... Ha... 😛" ejek Davin.
"Sialan loe! " ucap Izam dengan kesal.
"Btw, apa rencana elo sekarang ini? "tanya Davin dengan serius.
"Belum tahu, bingung gue mau ngapain. Padahal rencananya pulang dari Jepang, gue mau melamar tuh perempuan. Mau membuat rumah yang gue desain sendiri sebelum menikah, agar nanti setelah menikah gue gak tinggal dengan ortu lagi. Eh malah pulang dapat kejutan yang fantastis lagi! " jawab Izam dengan mata menatap langit-langit ruangannya.
"Ya sudah, elo fokus aja dulu dengan proyek kerja sama kita sebelum ulang tahun perusahaan dia bulan lagi. Gue yakin kalau sudah waktunya, elo bakalan di pertemukan dengan jodoh elo! " ucap Davin seraya menepuk pelan bahu Izam.
"Apa yang elo bilang memang benar! Gue mau fokus dulu aja dengan kerjaan kita. Udah capek gue dapat cewek gak ada yang benarnya! Mulai dari Anita, Mila dan sekarang Shasha, semuanya sama saja, sama-sama gila harta. " jawab Izam dengan kesal.
🌾🌾🌾
Seorang perempuan berjilbab syar'i berlari dengan ngos-ngosan mengejar seorang pria yang menjmbret tas tangannya.
"Jambret... Tolong! Jambret.. "teriaknya dengan lantang sambil berlari.
Sebuah mobil langsung berhenti dan menghadang pria yang di teriaki jambret tadi hingga pria tersebut terpojok karena tidak ada jalan untuk kabur.
"Mau lari kemana kamu Hah! Jambret gak nengok-nengok! Dimana-mana yang di jambret itu barang yang bisa di jual! Bukan tas yang isinya alamat sama sebungkus keripik pisang! Dasar jambret aneh! " omel perempuan yang berjilbab syar'i kesal.
Pria yang jambret pun segera membuka tas yang ia ambil tadi dan mengeluarkan semua isinya, dan ternyata apa yang dikatakan perempuan berjilbab syar'i tersebut benar. Isi tas itu tidak lain sebungkus keripik pisang dan secarik kertas.
"Ha... Ha.... Ha... Mau untung malah buntung! " ejek seorang Ibu-ibu yang keluar dari dalam mobil sambil tertawa geli.
Pencopet itu pun membuang tas tersebut karena kesal tidak mendapatkan apa-apa. Ia lantas pergi begitu saja ketika perempuan berjilbab syar'i tersebut memungut secarik kertas dan keripik pisang tersebut.
"Kamu gak papa Nak? " tanya Ibu-ibu tersebut dengan ramah.
"Gak papa Nyonya! Saya ucapkan terimakasih, kalau bukan karena Nyonya menghentikan mobil Nyonya di depan sini, mungkin aku sudah kehilangan alamat ini! " jawab perempuan itu dengan tersenyum lega.
"Eh mata kamu biru! Apa orang tuamu orang luar? " tanya Ibu-ibu itu dengan terkejut.
"Gak tau Nyonya, kata Umi dari bayi saya sudah ada di depan gerbang pesantren. Jadi saya gak tau siapa orang tua kandung saya. " jawabnya dengan gelengan kepala.
"Maaf ya... Jangan di pikirin ucapan saya. Siapa pun orang tua kandung kamu, pasti mereka bangga punya anak yang baik dan secantik kamu! " ucap Ibu-ibu itu pelan sambil mengusap punggung tangan perempuan itu.
"Gak papa kok Nyonya, sudah terbiasa saya nya! " jawab perempuan tersebut dengan senyuman tersungging di sudut bibirnya.
"Oh ya, ngomong-ngomong kamu mau kemana, Nak? " tanya Ibu-ibu itu dengan ramah.
"Mau ke daerah ini Nyonya! " tunjuk nya pada secarik kertas yang tadi ia pegang.
"Ayo sekalian saya antar! Kebetulan sekali arahnya sejalan dengan rute saya. " ajak Ibu-ibu itu lagi sambil membuka pintu mobilnya.
"Apa tidak merepotkan Nyonya? Saya jadi tidak enak. " jawab perempuan itu dengan sungkan.
"Tentu saja tidak! Lagi pula arah kita sama! Ngomong-ngomong siapa nama mu Nak? " ucapnya lagi sambil bertanya.
"Amay Nyonya, panggil saja Amay! " jawab Amay sambil mengikuti Ibu-ibu tersebut masuk ke dalam mobil.
"Amay, nama yang bagus! Oh ya, saya Lia. Jangan panggil Nyonya, panggil Ibu saja! " ucap Ibu Lia dengan tersenyum.
Ibu Lia pun menyuruh sopir melajukan mobil dengan kecepatan sedang, karena ia masih ingin berbincang dengan Amay sebelum mereka berpisah. Selama 15 menit perjalanan, mereka berdua tidak hentinya berbincang layaknya sudah kenal lama.
"Terimakasih Bu Lia atas tumpangan nya! " ucap Amay sambil membungkukkan badannya.
"Sama-sama Nak! Oh ya, ini kartu nama saya! Jika kamu butuh sesuatu atau bantuan, hubungi saya di nomor yang ada di kartu itu! " jawabnya sambil memberikan sebuah kartu nama.
"Sekali lagi, terimakasih banyak Bu Lia! " ucap Amay sambil melambaikan tangannya.
Mobil yang membawa Ibu Lia perlahan meninggalkan Amay yang masih berdiri tegak di pinggir jalan melihat mobil tersebut hilang dari pandangan. Setelah benar-benar tidak kelihatan lagi, barulah Amay melangkahkan kakinya memasuki bangunan yang ada di hadapannya.
🌾🌾🌾
Di tempat lain, Izam baru saja selesai meeting dengan beberapa direktur perusahaannya melangkahkan kakinya menuju ruangannya dengan wajah yang kusut, seperti pakaian yang belum di setrika.
"Buatkan kopi hitam dengan manis yang sedang! " perintah Izam kepada sekretaris nya dengan dingin.
"Ba-baik Pak! " jawab sang sekretaris langsung pergi begitu Izam memasuki ruangannya.
Izam sangat jarang berinteraksi dengan bawahannya, termasuk sekretaris nya. Jangankan bicara, menyapa pun tidak pernah ia lakukan. Bukan karena ia sombong, hanya saja Izam bukan orang yang gampang bergaul dan ber ramah tamah terhadap siapa pun selain keluarga nya. Begitu juga dengan wanita, butuh waktu ia bisa dekat dengan seorang wanita. Hal itulah yang membuatnya begitu terpuruk ketika di kecewakan wanita tersebut.
"Melamun aja kerjaan loe! Ntar kesambet baru tahu rasa! " tegur Davin ketika memasuki ruangan.
"Bukannya masuk ngucapin salam, main nyelonong aja loe! " sahut Izam dengan ketus.
"Eh bahlul! Gue udah ngucapin salam dari tadi, loe aja yang gak dengar karena melamun! " jawab Davin seraya melempar Izam dengan bantalan sofa.
"Asem loe! " maki Izam dengan kesal.
"Eh Bro! Gue ada ide nih buat elo! " ucapnya dengan mimik wajah serius.
"Apaan? " tanya Izam seraya meletakkan ponselnya di atas meja.
"Gimana kalau elo pura-pura kere aja! " usul Davin tanpa di pikir dulu.
"Apa??? "
Bersambung...
Selamat membaca dan selamat beraktivitas readers semuanya...
Mohon kritik dan saran yang membangun ya 😄😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Ismail Laapo
aamiin
2023-01-17
0
Noer Anisa Noerma
😆😆😆😆
2022-06-11
0