..5. Obat pada makanan

Selama 1 hari Angelina terus tinggal di rumah orang tuanya di kampung sampai ketika beberapa mobil tiba-tiba datang menyergapnya lalu dengan paksa dia dibawa ke kediaman keluarga Burton.

"Kau!!" Bella sangat terkejut melihat perempuan yang diseret masuk ke dalam rumah.

"Apa yang kau lakukan di sini??" Krisia juga tak kalah terkejut melihat anak dari perempuan kampung yang lahir diluar pernikahan kini kembali ke rumah mereka.

"Bawa dia ke kamar dan kunci dia di sana sampai pernikahan Bella selesai dilaksanakan." Perintah Albert yang turun dari lantai 2.

"Baik Tuan," jawab para pengawal lalu menyeret Angelina ke lantai 2.

"Ayah, Bagaimana bisa perempuan itu kembali? Sangat aneh dia berada disini ketika aku akan menikah dalam dua hari lagi!!" Ucap Bella yang terlalu cemas kalau perempuan itu akhirnya menghancurkan pernikahannya dengan Tuan You. .

"Tidak perlu cemas, ayah akan memastikan bahwa dia hanya akan berada di kamarnya sampai pernikahanmu selesai." Ucap Albert.

"Tapi Ayah,, Apakah dia sudah tahu bahwa akulah yang membunuh kakak kandungnya yang dari kampung itu? Bagaimana kalau dia membocorkannya pada orang-orang hingga aku dipenjara dan gagal menikah dengan Tuan You?" Bella bertanya dengan cemas.

Selama beberapa hari dia sudah merasa tenang karena keluarganya berhasil mengancam keluarga Hall agar masalah itu tidak lagi diungkit.

Tapi sungguh berbeda dengan Angelina yang merupakan perempuan liar menyebalkan. Perempuan itu tidak pernah takut dengan siapapun.

"Astaga putriku, kenapa kau mencemaskan gadis desa yang tidak berpendidikan itu? Ayahmu sudah mengatur semuanya dan pernikahanmu akan berjalan dengan lancar." Ucap Krisia meyakinkan putrinya.

"Iya, dia tidak tahu tentang peristiwa kematian kakaknya, Ayah sudah mengancam keluarga Hall agar mengarang cerita bahwa kakaknya meninggal karena keracunan kacang, bukan karena ditabrak olehmu," ucap Albert menenangkan putrinya.

"Aku percaya pada ayah,," ucap Bella kini merasa tenang.

Sementara itu di atas kamar, Angelina mendengus kesal melihat pintu yang telah dikunci dari luar.

Perempuan itu berjalan ke jendela mengecek seluruh jendela tetapi tidak ada satupun jendela yang bisa dibuka.

"Hah,, kembali lagi ke kamar ini,,," gerutunya menghempaskan tubuhnya ke atas kasur memandang langit-langit kamarnya yang dicat dengan warna putih polos.

"Hah,, bagaimana bisa kakak meninggal begitu cepat? Lalu siapa calon suami kakak?" Angelina bertanya-tanya sebab kakaknya tidak pernah menceritakan siapa calon suaminya, Stella hanya mengatakan bahwa kelak dia akan mengenalkannya padanya.

"Hah,, kakak dan calon keponakanku yang malang,," ucap Angelina memejamkan matanya merasa sangat sedih karena dia sudah sangat menantikan seorang keponakan yang selalu diceritakan oleh kakaknya lewat telepon.

Tapi ternyata,,, ketika dia kembali ke dalam negeri, keduanya telah menghilang, bahkan sebelum dia melihat calon keponakannya.

Tok tok tok...

Tiba-tiba suara pintu diketuk lalu seorang perempuan memasuki kamar Angelina.

"Ada apa?" Angelina langsung bangun menatap pelayan itu.

"Ini makanan untuk Nona," ucap Sang pelayan membawa baki ke arah meja lalu meletakkannya di sana.

Pelayan itu tak mengatakan apapun lagi sampai ia meninggalkan kamar Angelina.

Angelina menatap makanan yang ada di atas meja lalu mendekat ke sana mengamatinya.

"Apakah mereka menaruh sesuatu di makanan ini?" Ucapnya mengamati makanan itu karena dia juga menderita alergi yang sama dengan kakaknya. Alergi kacang.

Sementara di luar pintu, Bella yang menunggu pelayan keluar dari kamar Angelina langsung bertanya "Bagimana?"

"Saya menaruhnya di meja karena dia sepertinya Nona kedua tidak ada niat untuk makan." Jawab pelayan.

"Hah,, tidak masalah Jangan beri dia makan sampai malam nanti. Aku ingin melihat wajahnya menjadi jelek karena obat pada makanan itu." Ucap Bella berbalik meninggalkan kamar Angelina.