Saat diluar ia sudah melihat sang anak sudah duduk. Waw kuat yah? Ia hanya tersenyum tipis memikirkannya. Jika dilihat ternyata sudah 45 menit wajar saja. Nampak anak itu menatapnya dengan gugup. Ia ingat sosok Letta yang ia lihat tadi. “Mau minum?”Tanya Letta membuat ia mengerjab sebentar lalu mengangguk rahu.
Dengan cekatan Letta pergi kedapur mengambil minum dan makanan, makanan yang tak lain nasi yang ia beli tadi, sepertinya anak ini lebih membutuhkan, ia juga mengambil susu kotak disana dan beberapa buah buahan dan roti untuk ia makan. Dengan cepat ia kembali.
Ia duduk disisi anak itu, karena sofa itu memang luas tubuh anak kecil itu tak menghabisi semuanya. Ia segera memberikan air putih terlebih dahulu. Mata anak itu menatap makanan sang Letta dengan nanar Nampak ia sangat kelaparan.
“Duduklah...”Ujar letta disana datar.
Anak tersebut menganggguk dan mencoba duduk meskipun merasakan sakit didadanya namun samar-samar ia bisa menetralkannya.
Letta dengan segera mengambil nasi ditangannya dan menyisihkan yang pedas dan juga yang tidak, untunglah ia tak suka terlalu pedas, ia meletakkan makanan yang pedas itu diatas piring lain.”Makanlah..”Ujarnya disana memberikan makanan itu.
Anak itu menatap nanar makanan yang pedas. Menatap itu Letta menghela nafas, ia memberikan sedikit,.”Tidak baik untuk kamu yang baru bangun. Makan saja yang ada jika sembuh baru boleh.”Ujarnya membuat mata anak itu penuh binar.
Letta memilih menaiki kakinya dan melipatkan kakinya. Mengambil roti dan selai.. ia juga mengunyah apel yang ia ambil tadi. Apel hijau yang masam masam segar sangat enak baginya, disana juga ada buah Pir dan buah anggur.
Dengan lahap anak itu memakan makananya, letta diam menatapnya. Nampak seperti tak makan selama satu minggu. Anak itu bahkan mengenakan bajunya yang besar membuat tubuh kecilnya sangat lucu. Jika melihat itu Letta mampu tersenyum tipis setelah lama ia tak tersenyum barang sedikitpun, kecuali tersenyum saat ia sudah menyakiti salah satu anak Sam atau cucunya Sam.
Saat sadar ditatap anak tersebut menjadi gugup. Letta yag sadar membuang muka kearah lain dan membuka siaran kartun.
Mata anak itu Nampak membulat menatapnya disana, nampak sangat senang bagaikan mendapatkan uang satu karung, melihat spons kuning bersama bintang laut. Letta melihatnya cukup heran. Bagaikan orang dari Goa saja....
Hemm tapi mungkin saja kan dia memang baru pertama kali nonton kartun.
“Hey makan dulu, liat itu nasimu basi disendok.” Ujarnya Letta melihat acara makan anak itu terhenti menatap televisi dengan mulut yang mengangah dan mata yang penuh binar. Letta jadi mematikan televisinya membuat mata anak itu kecewa menatap Letta. Letta tak peduli, "makan saja dulu." Ujar Letta membuat sang anak mengangguk patuh saja meski sedih.
Setelah semuanya selesai anak itu Letta beri susu minum dan juga buah untuk ia makan, anak itu menerima saking laparnya dan memakan apel yang Letta berikan. Letta juga memberikan vitamin dan obat disana. “Siapa namamu?” Tanya Letta disana datar.
“Ba-bara.”Ujar anak itu dengan gugup dan menunduk.
Letta Nampak mengernyit mendengarnya.” Babara? Bandara” Tanyanya lagi. Nama yang aneh bukan.?
Namun anak itu menggeleng disela makanya. “Bara saja bukan Bandara. ” Ujarnya membuat Letta disana membulatkan kecil bibirnya.
“Dimana kau tinggal? Biar ku hantarkan pulang?”Ujarnya Disana kepadanya. Tidak mungkinkan anak itu disini?
Makan anak itu terhenti dengan mengerjab. Ia menatap Letta dengan mata yang berkaca kaca lalu menggeleng. ”Bara tidak punya rumah.”Jawabnya disana pelan, bahkan sangat pelan. Untungnya Letta selalu menjaga kebersihan telinganya jadi yah masih sangat jelas didengar.
Kecuali yang mendengarnya kalian.. pasti kalian akan kembali bertanya, HAH?
Letta menaikan satu alisnya dan bertanya.”Ibu dan ayahmu dimana?” Tanyanya disana dengan sendu kepada sang anak. Meski berat tapi harus tetap ditanya.
“Mereka sudah meninggal..”Jawabnya lagi dan segera menghentikan makanya. " Aku pun tidak tau karena aku tau jika aku sudah sendiri sejak kecil. "Lanjutnya bergetar.
Letta disana menghela nafas. “Jadi kau tinggal dengan siapa? Bibi atau paman kah?”Tanyanya dengan heran lagi. Masa tinggal sendirian kan?
Anak itu menunduk lalu menjatuhkan air mata samar. Ia menggeleng kaku samar samar namun hal itu membuat Letta diam menatapnya datar.
Punggungnya bergetar namun Letta tetap tak tahu harus apa. Karena ia memang sosok yang tak punya rasa.. mati rasa tepatnya, “ Bibi dan paman tidak ada yang mau mengurusku hiks hiks.. ak aku tinggal dipanti asuhan.. tap-tapi panti itu menganiayaku.”Ujarnya nanar disana.
Letta disana menaikan satu alisnya mendengarnya. Apakah masih ada panti asuhan sejahat itu?
“ lantas kenapa tadi kau dikeroyok oleh banyak anak-anak lain?”Tanyanya disana heran. Biasanya anak akan dibenci jika dia orang jahat kan?
Anak itu menggeleng nanar.” Ka karena aku disayang sama pemilik panti, ak aku enggak disuruh terlalu capek.. mangkanya mereka banyak yang iri..”Ujarnya disana. Letta memutar bola mata malas.
Kenapa ada banyak manusia yang memiliki hati serendah itu? Iri? Sama dengan leluarganya dulu.. Itu membuat ia mengepalkan tanganya.” Lalu kamu mau pulang kemana?”Tanyanya disana.
Anak itu menatap Letta dengan tatapan rapuhnya lalu menjawab. ” Tinggalin saja aku dipingir jalan, aku akan hidup sendiri dan tidak akan kembali ke panti.. Aku tidak mau yang lain menyakitiku lagi...” Ujarnya disana dengan menggigit bibir bawahnya. Sebab setiap hati ia selalu dihabisi dengan kata kata biadab dari teman-temannya. Dipuklul dan dicaci maki. Pemilik panti pun itu sangat menyukai Bara karena Bara sangatlah tampan dan paling mencolok dari anak lain. Lebih tepatnya tampang Bara bagai anak orang kaya.
Letta disana menghela nafas lalu menatap Bara datar.”Tidurlah.. “Gumamnya membuat Bara mengangguk.
Letta segera mengambil ponselnya dan juga mengiriknya Bara sebentar. Ia mengambil potret Bara yang sedang tidur.
Setelahnya ia mengirim pesan kepada seseorang. “ Cari tau semua informasi anak ini dalam hitungan 30menit. “ Ujarnya.
” Siap nona.”Jawaban seberang membuat Letta mengangguk.
Ia kembali menatap anak itu dengan iba lalu menghela nafas. Ia tau bagaimana rasa sang anak. Ia bahkan merasakan lebih sakit. Entahlah ia tak tau kenapa ia tertarik ingin membawa Bara.. Apakah kasihan?
tapi ia tak yakin hatinya masih berfungsi sebagus itu.
Tak berselang lama informasi dari orang suruhannya sudah ada, ia mengrimkan File lewat imail yang berisikan.. Ternyata si anak kecil itu tidak berbohong... anak itu bernama Bara Andrian Baskara.. Dari keluarga Baskara.. ia ditinggalkan oleh kedua orang tuanya yang bercerai..
.
.
.
Terimakasih orang baik yang telah meninggalkan jejak.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Arya Al-Qomari@AJK
dulu q kan pernah tinggal di panti asuhan nah disana juga ada yg kasusnya spt bara nama anak itu REZA (ditinggal di panti asuhan) hanya saja ibunya Reza mau nikah lagi n bapak tirinya gk mau klo Reza juga dibawa. padahal anaknya ganteng n pinter. anaknya kadang2 tanya ttg mamanya yg gk pernah datang dan juga cerita klo rumahnya besar, ada mobil dan sering cerita dulu sering diajak jalan2 mama dan tantenya.
2025-02-20
0
Ramlah Kuku
siapa lagi keluarga baskara
2024-04-20
0
Ymmers
huih tersungging akuh thor 😂😉
2023-06-08
0