"Mau aku bantu mengingatkanmu..??!" ucap Alvarro dengan suara beratnya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Aresha.
Alvarro memegang dagu Aresha hingga tatapan mereka saling bertemu.
Aresha meneguk kasar saliva nya. Tiba-tiba ingatan tentang kejadian semalam langsung terlintas di kepala nya dengan begitu jelas karena hembusan nafas Alvarro yang beraroma kopi. Mengingatkan ci uman mereka semalam yang terasa begitu manis dengan aroma kopi dari mulut Alvarro.
Aresha spontan menutup mulutnya dengan kedua tangan nya.
Deg deg deg
Alvarro tersenyum kemudian dirinya perlahan berdiri dan membantu Aresha untuk berdiri.
Wajah Aresha sangat memerah saat ini. Tidak menyangka kalau dirinya akan senekat itu kepada Bosnya.
"Dasar minuman terkutuk...!!" sesal Aresha dalam hatinya.
"Lain kali kalau tidak bisa minum jangan sok kuat..!!" seru Alvarro yang berjalan ke arah sofa kemudian mendaratkan pantat nya untuk duduk sambil memegang keningnya.
Untung saja tadi pada saat terjatuh. Hanya punggungnya yang mendarat di lantai.
Tapi kepala nya saat ini tiba-tiba terasa sakit. Dirinya menyandarkan kepalanya dan sedikit memijit kepalanya.
"Iya Pak..Maaf sudah merepotkan Bapak semalam..." balas Aresha penuh penyesalan.
"Hmm... Kamu pulang lah duluan.." seru Alvarro sambil memejamkan matanya.
"Ternyata memang hanya aku yang berpikiran terlalu jauh tentang ciuman semalam..." batin Aresha yang melihat Alvarro santai seperti tidak ada yang terjadi di antara mereka.
Aresha menaikkan alisnya melihat Alvarro yang lain dari biasanya.
"Bapak baik-baik saja..?" tanya Aresha sedikit gusar.
"Hmmm..." gumam Alvarro yang masih memejamkan matanya.
Tiba-tiba ponsel Aresha berbunyi.
Ring ring
Aresha langsung menekan tombol merah untuk menolak panggilan telpon Erza.
Tapi Erza terus menghubungi Aresha tiada henti. Dan Aresha kembali membuka pesan masuk dari Erza.
'Aku ada di kantormu sayang...' (Erza)
"Pak kalau begitu saya duluan..." pamit Aresha ke Alvarro.
"Hmm..." balas Alvarro. Tubuhnya serasa remuk. Dan kepalanya terasa begitu sakit.
Dengan ragu Aresha berjalan keluar meninggalkan ruangan Alvarro, namun dirinya berhenti dan kembali berbalik melihat Alvarro.
Dengan ragu Aresha berkata " Pak... apakah tawaran Bapak masih berlaku..?!"
Mendengar ucapan Aresha sontak membuat Alvarro memaksa untuk membuka matanya dan duduk dengan tegap melihat ke Aresha.
"Kapanpun Aresha.." jawab Alvarro dengan yakin.
"Hmm... saat ini dia ada di bawah Pak..." ucap Aresha pelan.
Alvarro menghembuskan nafasnya dengan pelan dan tersenyum.
"Ayo kita pulang.." seru Alvarro kemudian berdiri.
Aresha mengembangkan senyum nya "Terima kasih Pak.."
Aresha berlalu ke meja nya dan mengambil tasnya. Tidak lama kemudian Alvarro pun keluar ruangan.
"Sudah..??" seru Alvarro dan Aresha hanya mengangguk kecil.
Mereka berdua pun turun ke bawah. Dan benar saja di depan kantor ada Erza yang sedang menunggu Aresha.
"Angkat wajahmu.." seru Alvarro menoleh ke arah Aresha.
Aresha mengikuti kata Alvarro berjalan dengan tegap dan mengangkat wajahnya.
"Aresha..." seru Erza yang menghampiri Aresha.
"Malam Pak Alvarro.." sapa Erza yang melihat Alvarro tepat berada di sisi Aresha.
"Malam..ada perlu apa Pak Erza dengan sekretaris saya ..?" balas Alvarro.
"Hanya urusan pribadi Pak.." jawab Erza singkat.
"Urusan pribadi..??" tanya Alvarro pura-pura tidak mengerti.
"Iya Pak.. saya hanya ingin menjemput Aresha untuk pulang bersama.." jawab Erza.
"Tapi sayangnya saya harus keluar dengan Aresha malam ini..."seru Alvarro sambil tersenyum penuh arti.
Aresha hanya diam mengikuti kata-kata Alvarro. Dirinya begitu jijik melihat Erza saat ini. Dan tiba-tiba ada suara manja yang menghampiri mereka.
"Kak Erza....!" seru Lucy menyapa Erza dengan manja.
"Hai Lucy..." jawab Erza dengan tersenyum.
"Hai Res... Malam Pak Alvarro..."tegur Lucy ke Alvarro dan Aresha tapi tidak mendapatkan balasan.
"Ayo Aresha..." seru Alvarro ke Aresha. Melihat raut wajah Aresha yang tidak baik-baik saja membuat Alvarro ingin membawa Aresha secepatnya dari situasi ini.
"Baik Pak..." jawab Aresha.
"Tapi Sha..." sela Erza yang merasa dirinya sia-sia datang ke sini. Saat ini dia sangat membutuhkan dana tambahan untuk investasi nya lagi.
Aresha hanya diam tidak membalas panggilan Erza.
"Kalau gitu Kak Erza antar Lucy pulang boleh ya...??" izin Lucy ke Aresha.
"Hmm silahkan.." jawab Aresha dingin. Kemudian Alvarro merangkul pundak Aresha agar berjalan bersamanya. Di samping itu kepalanya terasa sangat sakit.
Sesampainya di mobil Alvarro langsung menahan dirinya di pintu mobil.
"Pak...?" seru Aresha pnik melihat bibir Alvarro yang memucat dan keringat di dahinya yang begitu banyak.
"Hmm... Naiklah...Aku akan mengantarmu pulang..." jawab Alvarro berusaha tersenyum.
Aresha dengan berani memegang kening Alvarro.
"Astagaaa...Pak...!!" Sambil membuka kursi penumpang. Aresha memapah tubuh Alvarro. "Biar saya yang mengantar Bapak..." ujar Aresha.
Kemudian dirinya berlari kecil menuju kursi pengemudi.
"Aku tidak ingin masuk Rumah Sakit Aresha...!" seru Alvarro yang melihat Aresha kini duduk di kursi pengemudi.
"Kita berdua bisa masuk Rumah Sakit, kalau Bapak keras kepala ingin menyetir..!!" balas Aresha yang kini sudah menyalakan mesin mobil.
"Alamat nya Pak..??" tanya Aresha.
"Lihat di monitor GPS, lalu pilih My Apart Satu.." balas Alvarro pasrah. Karena dirinya sudah tidak memiliki kekuatan untuk membantah perkataan Aresha.
"Ok..."
Kurang lebih lima belas menit akhirnya mereka tiba di Apartment. Aresha keluar dari mobil dan membantu Alvarro untuk berjalan.
"Aku bisa sendiri... " tolak Alvarro menahan tangan Aresha.
Namun Aresha tetap memaksa dan memapah Alvarro.
Bip bip bip
Bunyi password unit Alvarro. Aresha dengan sabar memapah tubuh Alvarro dan mendudukkan Alvarro di sofa besar di ruang tamu.
"Hufftttt...." Aresha menghembuskan nafasnya dan menghempaskan tubuhnya di sofa tepat di sisi Alvarro.
"Astagaaa...!!" seru Aresha tersadar langsung berdiri dan matanya menelusuri Apartemen mencari dapur Alvarro.
Melihat dapur di sisi kiri, Aresha bergegas ke arah kulkas dan mengambil air dan menuangkan nya di wadah.
Aresha mengambil kain syal di dalam tas nya sebagai kain kompres.
"Pak.. baring dulu.." ujar Aresha.
"Hmmm... aku baik-baik saja Aresha.." tolak Alvarro keras kepala.
"Varro...!! Tolong... anggap sebagai penebus kesalahan ku semalam..." ucap Aresha yang benar-benar merasa bersalah. Karena dia ingat, Alvarro memberikan Jasnya untuk menghangatkan tubuh nya.
Alvarro akhirnya berbaring, dan Aresha mengambil bantal untuk menyangga kepala Alvarro dan mengompress kening Alvarro.
Cukup lama Aresha mengompress Alvarro hingga dirinya terlelap.
Aresha yang melihat Alvarro mulai terlelap perlahan berdiri dan berlutut di depan Alvarro menatap wajah tampan yang sedang tertidur itu.
"Aku pulang ya...Terima kasih Varro untuk kemarin dan hari ini..." ucap Aresha pelan dan meraba kening Alvarro.
Ketika Aresha berdiri dan memutar badan nya, Alvarro langsung menahan tangan nya.
"Jangan pergi tinggalkan aku...."
Bersambung....
☘☘☘☘☘
#Lekas sehat Babang Varro 🥲🥲
Mohon untuk Support dengan Like, Komentar, Vote, Kirim Hadiah dan Tentu saja jangan sampai lupa Klik Tombol Favorit ❤
Karya ini Mama sedang mengajukan Kontrak, Jadi bantu Mama biar bisa cepat lulus kontrak dan masuk rekomendasi 😘😘
I Love You Semua 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Aidah Djafar
ngk jadi ninggalin kamu Varo 🙃😍
2023-12-18
0
Elly Watty
Alvaro prnh mngalami Amnesia kah n mnganggap Resha sbg pcarnya tanpa sadar?
2023-05-29
0
enur .⚘🍀
ah aq juga nggak mau ninggalin kamu varro 🤭🤭
2022-07-19
2