Mayang berjalan cepat melewati koridor.Ia tak menyangka jika akan bertemu dengan Andre di tempat ini.
Meski merasa kepalanya yang terasa berat, Mayang terus mengayun langkahnya menapaki sepanjang jalan koridor yang terasa jauh olehnya.
Akhirnya ia menasuki lift dan tak berapa lama kemudian sampai di loby.
Lima menit menunggu, dokter Radit datang menghampirinya.Melihat mobil Radit Mayang segera menghampirinya.
Radit keluar dari mobil kemudian membukakan pintu mobil untuk Mayang.
Mereka pun masuk kedalam mobil.
"Mayang kamu kenapa?"tanya dokter Radit ketika melihat wajah Mayang yang memucat.
"Ngak apa-apa, tadi aku merasa pusing saja."
Radit meraba kening Mayang yang terasa hangat.
"Badan kamu hangat Mayang. Singgah ke klinik mau Ngak? biar aku periksa secara intensif."
"Ngak lah. Paling aku cuma kecapeaan, istirahat sehari juga sudah sembuh." Mayang.
Radit tersenyum seraya memutar kunci kontaknya.
"Dari pada capek kerja, mending kamu jadi istri aku saja. Akan ku jadikan kau ratu di rumah ku, kau tak perlu repot-repot cari nafkah.Ada asisten rumah tangga yang akan mrmbantu mu, jadi kau tinggal melayani ku saja," ucap Radit seraya melempar senyum ke arah Mayang.
"Ehm. Ngak maulah, Sudah lama aku ingin hidup mandiri, keluar dari panti asuhan. Lagian kita juga baru kenal. Aku ngak tahu karakter dokter sebenarnya bagaimana."
"Ehm iya juga sih, tak kenal maka tak sayang. Kenalan dulu lah, biar makin sayang ucap Radit dengan maksud bercanda.
Mayang menepis tangan Radit pelan.
"Terlambat! Sudah mulai sayang kok," ucap Mayang seraya melempar senyum simpulnya.
"Gitu dong." Radit mengelus pipi Mayang.
Mobil Radit melewati parkiran ketika ia hendak memutar, tanpa sengaja ia melihat mobil super mewah Andre terparkir di rapi. Di parkiran khusus.
'Andre?' batin Radit ia pun melirik ke arah Mayang yang bersandar.Mayang tampak lelah ketika itu.
'Andre ada di sini? semoga Mayang tak bertemu dengannya.' batin Radit, ia pun melirik ke arah Mayang.
Radit menjangkau kepala Mayang kemudian membelai rambutnya.
"Kita makan dulu yuk. Kamu pasti belum makan." Dokter Radit mengusap kepala Mayang dan menarik Mayang agar bersandar pada bahunya.
Mayang pun meletakan kepalanya pada bahu Radit.
"Makannya di rumah saja. Kepala ku masih terasa berat."
"Terserah kamu deh. Ya sudah nanti aku tensi aja, sama kasih vitamin biar kamu cepat sembuh," ucap Radit seraya memijit lembut kepala Mayang dengan penuh kasih sayang.
"Iya makasih pak Dokter," ucap Mayang lirih.
"Hm pak dokter lagi," dengus Radit.
"Iya lupa, makasih ya beb."Mayang.
"Sama-sama," ucap Radit seraya mencium.pucuk kepala Mayang.
Mayang tersenyum seraya melirik ke arah Radit. Baru kali ini ia merasa ada yang begitu perhatian dan sayang padnya.
***
"Apa yang kau lakukan dengan wanita itu?" tanya Andre pada Reyfan.
"Tidak melakukan apa pun. Tadi dia pingsan di depan ruangan ku, jadi aku bawa dia masuk.Sepertinya dia memang sakit." Reyfan.
"Hem, hati-hati saja dengan wanita seperti dia. Bisa jadi itu caranya untuk menarik perhatian mu." Andre.
"Hm, apakah tuan mengenalnya?" tanya Reyfan menyelidik.
"Sudalah jangan di bahas lagi." Andre.
"Aku ke sini punya urusan yang lebih penting." Andre.
"Urusan apa tuan?"
"Aku ingin kau hancurkan pabrik baru PT Adiaksa yang baru di bangun." Andre.
"Maksud tuan?"
"Lakukan apa saja. Agar Adiaksa hancur. Beraninya dia menjebak ku. Hingga aku kehilangan uang 500 miliar."
"500 miliar? Tapi itu jumlah yang sangat besar. Bagaimana Tuan tertipu?"
"Lakukan saja perintah ku, atau aku yang akan menghancurkan mu!" Ancam Andre, ia pun langung keluar dari ruangan tersebut.
"Lihat saja. Akan ku buat kau menerima akibat dari perbuatan mu Adiaksa!" dengus Andre seraya mengepal tangannya.
***
Mayang dan Radit pun sampai di kost-an. Mereka pun duduk di sofa.
Radit langsung memeriksa tensi darah Mayang.
"80/60, Tekanan darah kamu rendah Mayang. Kamu harus banyak istirahat.Kalau butuh sesuatu, telpon aku ya." dokter Radit.
"Iya Beb. Aku masuk dulu ya. Kepala ku pusing." Mayang.
"Iya, istirahatlah. Tapi sini aku beri vitamin dulu."
Cup cup, Radit mencium pipi Mayang.
"Itu vitamin dari ku, " ucap Radit seraya tersenyum mesra ke arah Mayang.
"Makasih Beb," ucap Mayang sambil mencubit pipi Radit.
"Iya istirahat lah," ucap Radit seraya mengacak rambut Mayang.
"Ya sudah kamu pulang sana! Aku ngak mau kamu di goda sama penghuni kos-an ini." Mayang.
"Hm, cemburu ya?" tanya Radit
"Iya, kenapa. Ngak boleh?" tanya Mayang balik.
Radit tersenyum." Tenang saja, aku type setia kok, setiap tikungan ada," canda Radit.
"Hm. Kalau sudah ada setiap tikungan, ngak usah datang lagi ke sini!" Dengus Mayang.
"Ngak lah bercanda Kok. Aku pulang dulu. i love you."
Mayang hanya tersenyum menatap Radit yang perlahan menjauh darinya.
Setelah memastikan Radit keluar dari kost-annya, Mayang kembali ke kamar.
"Duh Mayang so sweet banget kamu sama dokter Radit. Sudah jadian ya?" tanya Mirna seorang mahasiswi yang juga ngekost di sana.
"Iya Mbak," jawab malu-malu.
"Wah selamat ya Yang. Moga langgeng saja deh. Sampai kalian menikah. Sepertinya dokter Radit orang yang baik."
"Iya Mbak, dokter Radit memang baik, perhatian lagi." Mayang.
"Hm, kamu memang beruntung Mayang. Mesti di jaga baik-baik loh pacar kamu, lelaki sepertinya pasti banyak yang mengincar."
"Iya Mbak. Tapi aku yakin kok sama dia. Mayang masuk dulu ya Mbak." Mayang.
"Iya, Silahkan saja."
Mayang kembali ke kamar, kemudian berbaring terlentang, meski tubuhnya terasa sakit, hatinya merasa bernbunga-bunga karna benih cinta baru saja tumbuh di hatinya untuk dokter tampan tersebut.
***
Mayang menikmati makan malam yang di kirim oleh dokter Radit. Ia pun membuka bungkusan nasi tersebut.Perutnya memang terasa lapar. Namun ia merasa mual ketika mencium masakan tersebut.
Padahal hanya ada nasi hangat dengan rendang daging dan oseng-oseng.
Karna tak mampu menahan, Mayang pun berlari menuju kamar mandi. Ia pun munyah kembali.
Ueak ueak ueak.
Suara tersebut terdengar sampai ke luar kamar mandi.
Liza dan luzi si kembar resek itu mendengar suara orang yang muntah-muntah di kamar mandi.
"Eh luz, kayaknya ada yang ngidam tuh.Siapa ya?"
"Kayaknya sih."Luzi.
"Tunggu di sini dulu, kita lihat siapa yang di dalam." Liza
"Ehm."
Ueak uek, Mayang terus muntah, meski tak adalagi yang di muntahkannya.
Tubuhnya terasa begitu lemas. Mayang segera mencuci wajahnya.Setelah itu ia segera keluar dari kamar mandi tersebut.
Di depan kamar mandi Mayang malah berpapasan dengan Liza dan Luzi. Mereka tersenyum sinis ke arah Mayang.
"Loh bunting?!"tanya Luzi.
"Bunting?!" tanya Mayang syok.
"Iya. Loh diapain saja sama dokter Radit sampai bisa bunting gitu? ha ha. Muka saja loh polos Yang. Ternyata loh murahan juga. Gampangan, mau saja di rayu sama laki-laki," cecar Luzi.
"Aku sama dokter Radit ngak pernah ngapa-ngapain Mbak. Sumpah demi Tuhan." Mayang.
Liza dan luzi saling melempar senyum.
"Kalau bukan dengan dokter Radit, lalu siapa yang bikin loh bunting?! Gendoruwo?! Ha ha ha." Liza.
Kreak bagai tersambar petir Mayang mendengar semua itu.
Mayang menelan ludahnya untuk membasahi kerongkongannya yang terasa mengering.Mayang pun memaku dengan bulir bening yang perlahan menetes.
'Hamil? Jika aku hamil, berarti ini anak...,' batin Mayang.
Iya tak sangup meneruskan suara hatinya, tak mampu menerima kenyataan tubuh Mayang pun ambruk.
"Mayang! "
Bersambung.
Ehm, gimana selanjutnya.
Apakah Radit akan menerima Mayang seandainya dia hamil?
Dukung karya author ya dengan like, komen hadiah dan vote. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Putri Minwa
💪💪💪
2024-02-19
0
Cvmelati Travel
terus terang thor bacanya kurang enak... pembaca sudah tau, kalo yg ngomong itu mayang.. jadi ga perlu ditambahin mayang, setelah kalimat selesai.. saran ya thor... alur cerita semenarik apapun jika penulisan kalimat dan tata bahasanya banyak yg salah, jadi kurang menarik thor.. padahal cerita ini sedih... bahkan diawal cerita aku sempet mewek
2023-11-07
3
Aya Azizah
kok dokter Radit SDH memeriksa Mayang tidak faham dgn gejala darah rendah Mayang, konon dokter memegang pergelangan tangan doang SDH bisa mendeteksi kehamilan
2023-09-21
0