Hari ini, hari pertama Mayang bekerja sebagai Office Girls.
Ada beberapa OB baru seperti dirinya, jadi sebelum terjun langsung ke lokasi mereka melakukan prepare.
Mayang dan beberapa orang rekannya akan di tempatkan di sebuah gedung perkantoran, ada juga yang rekannya yang lain di tempatkan di rumah sakit dan sebagainya.
Setelah prepare dan pembagian tugas masing-masing, Mayang dan rekannya menuju ke sebuah perusahan.
Mereka pun mengambil bagian dari tugas masing-masing.
Mayang mulai menyapu di sebuah ujung koridor dan mengepel hingga ujung koridor
Hari ini terasa berat dan melelahkan bagi Mayang, tapi ia bersyukur bisa mendapatkan kerjaan, jadi ia bisa belajar hidup mandiri.
Jam menunjukan pukul dua siang. Waktunya Mayang kembali menyapu setiap koridor di lantai satu.
Matanya membelalak sempurna ketika melihat Andre yang keluar dari lift bersama beberapa temannya.
"Gawat! Kenapa harus bertemu dia di sini sih!"
Mayang memutar tubuhnya menyembunyikan wajahnya di balik dinding.Jantungnya berdetak kencang ketika Andre lewat di belakangnya.
Setelah Andre dan beberapa rekannya lewat dan keluar dari gedung.Baru lah Mayang kembali mengerjakan tugasnya.
"Huh, hampir saja. Semoga aku tak lagi bertemu dengannya."
***
Malam minggu yang cerah. Setelah pulang dari bekerja biasanya Mayang segera mandi. Namun, sore ini terjadi antriaan di kamar mandi.
Hanya ada dua kamar mandi dan tiga toilet kos-an.
Mayang pun harus antri.
Setelah satu jam, barulah ia mendapat gilirannya. Setelah rutinitas mandinya Mayang pun menuju dapur untuk memasak telor ceplok.
Beberapa orang tersenyum melihat Mayang yang hanya mengenakan piyama tidur dengan motif kartun kesayangannya.
"Ha ha Mayang! ini tuh malam minggu. Kamu ngak hangout apa?"tanya Liza
"Minta dong pacar kamu yang katanya pak dokter itu untuk ajak kamu jalan. Masa' malam minggu kita semua keluar untuk malam minggu, kamu di kamar saja."
Mayang tersenyum. "Pak dokter itu bukan.pacar saya Mbak!"
"Hm. Beneran bukan pacar kamu? Kalau kamu ngak ngaku ntar aku aku rebut loh. Jarang-jarangkan mahasiswa kayak kita dapat pacar seorang dokter."
"Ambil saja Mbak!" cetus Mayang dengan nada bercanda. Ia pun langsung menuju dapur.
***
Nasi putih dan telur ceplok. Hampir setiap.hari ia makan seperti itu. Mayang tak sempat belanja karna pekerjaannya yang menyita banyak waktu.
Baru mau membawa makanan di piringnya ke kamar, ia sudah di kejutkan dengan kedatangan dokter Radit.
"Hm, Mayang ! Tuh Pak dokter nungguin kamu." seru Liza memanggil Mayang.
Dengan membawa piring dan nasi putih ia menghampiri dokter Radit.
"Pak dokter ada apa?" tanya Mayang.
"Aku mau ajak kamu nonton. Ayo siap-siap." dokter Radit.
"Ehm, Nonton? aku lagi males keluar ah," tolak Mayang halus.
"Haduh kamu. Katanya mau balas budi baik aku, di ajak kencan aja ngak mau sih," sungut dokter Radit setengah memaksa.
Mayang sebenarnya masih trauma untuk berduaan saja dengan laki-laki.Namun karna ia tak enak untuk menolak, akhirnya ia pun setuju.
"Ehm Iya deh, tapi aku mau makan dulu." Mayang.
"Iya buruan. Makannya dikit saja. Nanti aku traktir makan di restoran."
"Hm."
Mayang pun masuk menuju kamarnya. Setelah memakai pakaian hangoutnya ia pun keluar. Mayang sengaja membawa semprotan anti serangga untuk waspada jika dokter Radit melakukan tindakan pelecehan terhadapnya
Setelah merasa persiapannya sudah cukup, Mayang pun menghampiri Radit.
"Sudah siap pak dokter!"
Dokter Radit pun beranjak dari duduknya.
Mereka pun menuju mobil.
Di dalam mobil sesekali dokter Radit tersenyum melihat dan melirik ke arah Mayang tampak cantik dengan dandanan minimalisnya yang simple dan natural.
"Bagaimana kerjaan kamu?" tanya dokter Radit.
"Ehm lumayan lah. Capek tapi aku senang menjalaninya."
"Ehm baguslah kalau begitu."
Setelah obrolan tersebut mereka pun hening. Mungkin tak tahu lagi apa yang akan di bicarakan.
Setelah beberapa puluh menit keduanya pun sampai di tempat yang di tuju.
Mayang dan Dokter Radit mengantri untuk masuk ke gedung bioskop.
Karna penonton bioskop saat itu membludak. Film yang mereka tonton adaah film box office yang banyak di nikmati.
Sebelum masuk Mayang dan Radit membeli pop corn dan minuman soda.
Mayang tak begitu antusias menonton. film tersebut karna ia sendiri tak hobi menonton.
Berkali-kali ia menguap dengan mata yang memerah menahan kantuknya.
Untuk nenghilangkan rasa kantuknya, ia makan semua popcornnya dan sebagian popcorn Radit milik Radit.
Radit tersenyum melihat tingkah Mayang. Gadis itu memamg terlihat polos. Dan itu yang membuat Radit menyukainya.
Setelah hampir dua jam berada di gedung bioskop mereka pun keluar.
"Mayang kita makan dulu yuk, kan tadi aku sudah janji traktir kamu." Radit.
Mayang melirik jam tangannya.
"Sudah jam sepuluh pak dokter. Aku sudah ngantuk." Mayang pun menguap.
Dokter Radit tersenyum.
"Memangnya biasanya kamu tidur jam berapa?"
"Biasanya di panti jam sembilan malam kami sudah di suruh untuk tidur. Karna lampu-lampu seluruh ruangan akan di matikan untuk menghemat biaya listrik."
"Pantes saja, kau sudah ngantuk jam segini."
"Di kos aku juga gitu. Biasanya penghuni kost yang lain kumpul di ruang tamu sampai larut malam, aku mah tidur saja." Mayang.
Mereka pun masuk ke dalam mobil.
Dokter Radit memutar mobilnya kemudian.keluar dari halaman parkir gedung tersebut.
"Mayang, aku mau bicara serius sama kamu," Ucap Radit seraya melirik ke arah Mayang.
"Biacara saja pak dokter."
"Ih kenapa kamu masih panggil aku pak dokter sih,"dengus Radit.
"Biarin saja, kenapa? dokter sudah tua juga." Mayang.
"Ha ha, jadi menurut kamu 27 tahun itu sudah tua ya?"
"Hm." Mayang.
"Tapi aku masih single, dan sudah mapan."
"Maksud dokter ngomong gitu kenapa, aku kan ngak nanya ?" Mayang.
Radit tersenyum.
"Mayang kamu mau ngak jadi pacar aku?" tanya Radit serius. Tiba-tiba saja pertanyaan tersebut keluar dari mulut Radit.
Hm, Mayang kaget mendengar pertanyaan dokter Radit.Ia pun menatap ke arah dokter tersebut.
"Pacar? Ngak salah apa?"tanya Mayang kaget.
"Kenapa? Toh kita sudah sama-sama dewasa? sama-sama single." Radit
Mayang tertunduk sedih." Tapi aku ngak pantas saja jadi pacar pak dokter. Aku kan sudah tak_"
Mayang tak sanggup melanjutkan kata-katanya, bulir bening pun menetes dengan deras membasahi kelopak mata hingga berderai di pipi.
Mayang menarik tisue untuk membersihkan sisa-sisa air matanya.
Radit mengulur tangannya menjangkau telapak tangan Mayang.
"Tapi itu semua bukan kesalahan kamu Mayang. Aku bersedia nerima kamu apa adanya, "ucap Radit seraya menggenggam erat tangan Mayang.
Mayang menarik tangannya dari genggaman tangan Radit.
Jujur saja, ia tak semudah itu percaya pada seorang pria. Bagaimana bisa seorang dokter ganteng seperti Radit bisa menerimanya yang sudah tak suci lagi, padahal ia bisa dapatkan wanita yang lebih baik dari dirinya.
"Tak perlu di jawab sekarang Mayang.Kamu pikirkan saja dulu." dokter Radit.
Mayang menghapus air matanya dengan.sisa isak tangisnya.
Rasanya ia tak mungkin untuk membuka hati, sedang saat ini luka hatinya masih terasa pedih meski tak berdarah.
Bersambung.
Tinggakan jejak dan dukungannya ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Putri Minwa
yang sabar ya
2024-02-07
0
Aya Azizah
hahaha,..benarkah Mayang diterima kerja di perusahaan Andre
paling nantinya bakal kembali sama andre, yang memperjuangkan hidup Radit
seperti cerita zazkia, sama Kevin yang memperjuangkan dokter Fahri yang menghamili Kevin giliran anaknya sudah gede dipinta dgn alasan sbg ayah biologisnya
2023-09-20
5
Oi Min
loh..... kemarin di tanya pak Ilyas ktnya dah pnya calon istri kmu Radit??
2023-08-23
0