Mayang sudah berdiri di depan kamar Andre meski saat itu wajahnya terlihat pucat.
Andre membuka pintu kamarnya, ia ingin memastikan apakah Mayang ada di pintu kamarnya.
Kreak pintu terbuka dan tampaklah Mayang yang berdiri di depan pintu kamarnya.
"Selamat pagi Tuan, "ucap Mayang lirih.
"Pagi!" Andre membuka daun pintu lebih lebar lagi.
Mayang pun masuk dan memulai kegiatan bersih-bersihnya.
Ia tak ingin mendapat hukuman kembali
Mayang dengan rutinitasnyya begitu pun Andre dengan rutinitas paginya.
Ketika melepas sprey, Mayang merasa pedih pada bagian perutnya.
"Akh!" ia pun meringis kesakitan. Namun, Mayang menguatkan untuk tetap bekerja. Maklum saja ia harus mendedikasikan.dirinya dan mengabdi tanpa henti kepada sang majikan sampai ayahnya benar-benar bisa melunasi hutangnya pada tuan Andre.
Dengan membungkuk bungkuk Mayang menyapu sekitar tempat tidurnya mencoba menahan rasa sakit.
Keringat dingin mulai keluar diiringi dengan rasa pedih pada bagian perut yang semakin menyiksa.
Karna tak tahan Mayang pun berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.
Perut Mayang terus begejolak.ia memuntahkan apa saja yang ada di perutnya.
Mayang tetap muntah meski sudah tak ada lagi isi dalam perutnya, hingga ciran asam pun ikut keluar melalui muntahannya yang berwarna hijau dengan sedikit darah.
Tubuh Mayang terasa lemas ia pun bersandar pada dinding karna kakinya yang gemetar.
Mayang memang menderita maag akut, beberapa kali ia pernah di rawat karna terjadi masalah pada lambungnya tersebut.
Andre mendengar ada suara orang yng muntah-muntah ia pun berlari kecil menghampiri Mayang yang sudah tak berdaya.
Mayang memegang wastafel agar ia tak tumbang, kepalanya terasa berat, seketika pandangannya mulai buram.
Mayang melihat langit langit kamar mandi yang seperti berjalan.
Ternyata tubuhnya di angkat oleh Andre, berapa detik kemudian Mayang menutup matanya karna tak sadarkan diri.
"Mayang!" Panggil Andre seraya menepuk nepuk pelan pipi Mayang, setelah meletakan tubuh Mayang di atas tempat tidurnya.
"Dia pingsan lagi, Huh menyusahkan saja." dengus Andre.
Mayang adalah satu -satunya wanita yang pernah tidur di atas tempat tidur keramat miliknya. Dan ini sudah yang kedua kalinya.
Andre menelpon dokter pribadinya karna melihat wajah Mayang terlihat pucat.
Andre tetap melakukan aktifitasnya sambil menunggu dokter datang memeriksa Mayang.
Selesai Mandi, Andre memakai pakaiannya seperti tak ada orang lain, sebelum ia memakai pakaiannya Andre akan melepas handuknya hingga dirinya bebenar-benar bugil.
Mayang menerjab-nerjabkan matanya melihat ke arah sekeliling. Dan tanpa sengaja ia melihat penandangan yang mengerikan itu lagi.
"Akh!" Mayang berteriak dan menutup matanya hingga mengagetkan Andre. andre buru-buru menarik handuk dan memakainya kembali.
Ia pun menghampiri Mayang yang tengah duduk meringkuk.
Mayang ketakutan, baru kali ini ia melihat benda pusaka milik laki-laki dewasa, sektika tubuhnya gemetar.
"Tuan apa yang telah tuan lakukan pada ku hiks hiks hiks?"tanyanya sambil menangis.
Mayang mengira jika Andre telah berbuat yang tak senonor terhadapnya.
"Melakukan apa?! kau jangan berpikir macam-macam! " Seru Andre dengan membentak.
Tok tok tok , terdengar pintu di gedor dari luar kamar.
Andre menuju pintu masih dengan handuk sepinggang yang menutupi sebagian kecil tubuhnya.
Pintu terbuka tampaklah bi Inah dengan seorang dokter muda yang se-usia Andre.
Dokter Radit adalah dokter pribadi Andre sekaligus sahabatnya.
"Tuan anda memanggil dokter Radit?" tanya bi Inah.
"Iya bik siapkan sarapan untuk saya dan dokter Radit."
"Baik Tuan."
Dokter Radit masuk ke kamar Andre dan kaget melihat seorang wanita muda tengah meringkuk di atas tempat tidur.
"Wah ada wanita di tempat tidur mu?Apa dia istri mu?"tanya Radit.
"Bukan dia pelayan ku,"sahut Andre ketus.
"Pelayan dalam tanda kutip maksud mu?"
Andre tak menjawab, ia merasa pertanyaan tersebut tak penting untuk di jawab.
"Kau ini aneh, Istri mu tak kau biarkan menyentuh tempat tidur mu, tapi pelayan mu..." Radit tak melanjutkan kata-katanya karna melihat reaksi dari Andre yang menatapnya tajam.
"Dokter, kau ku panggil ke sini untuk memeriksanya.Bukan untuk mengurusi urusan pribadi ku."
Mayang mendongkakkan kepalanya ketika dua pria itu menghampirinya.
"Mayang ini dokter Radit. Dia yang akan memeriksa mu." Andre.
"Selamat pagi Mayang, "ucap dokter Radit seraya tersenyum.
Mayang mendongkakkan kepalanya, melihat dokter tersebut.
Melihat wajah baby face Mayang Radit bisa menebak berapa umur gadis cantik.tersebut.
"Hai Mayang!" sapa dokter Radit lagi.
Mayang hanya mengulas senyum simpul.
Ia menahan rasa perih pada bagian ulu hati-nya.
"Berbaringlah biar ku periksa," ucap dokter Radit.
Mayang pun berbaring, kemudian dokter Radit memeriksa keadaan Mayang.
"Masih sekolah?"Sambil memeriksa dengan stateskopnya.
"Baru lulus."
"Hm, berapa umur mu?"
"Delapan belas tahun," sahut Mayang lirih.
"Sudah punya pacar?" tanya dokter Radit iseng.
Mayang hanya tersenyum simpul seraya menggelengkan kepala dengan lirih.
"Mau jadi pacar ku?"tanya Radit isenglagi.
Andre yang sedang sibuk memakai pakaiannya langsung bereaksimenoleh ke arah dokter Radit.
"Pertanyaan macam apa itu?" cetus Andre langsung menyahut.
"Kau boleh memacarinya, asalkan kau menebusnya dengan uang senilai 500 M." imbuh Andre lagi, seraya menyimpul sendiri dasinya.
"What !500 M. Jangan gila kau Tuan! Mana punya aku uang sebanyak itu." dokter Radit.
"Jika kau tak punya uang sebanyak itu, jangan coba-coba mengganggunya." Andre.
Radit menyunggingkan senyum tipisnya.
Radit menyentuh bagian tertentu dari tubuh gadis tersebut untuk memeriksanya
Ketika dokter Radit menyentuh ulu hati Mayang, Mayang langsung meringis.
"Esh !"
"Sakit?"tanyanya seraya melihat reaksi Mayang.
Hm. Mayang menjawab dengan berguman.
Dokter Radit bangkit , kemudian ia meresepkan beberapa obat lambung.
"Ada apa dengannya?"tanya Andre.
"Sepertinya ia mengalami tukak lambung. Aku resepkan obat lambungnya, untuk sementara biarkan dia beristirahat."
"Untuk sementara aku pasangkan infusnya di sini. Untuk menggantikan cairan tubuhnya yang hilang, atau kau bisa bawa dia rawat inap di rumah sakit."
"Di sini saja! Aku tak punya waktu untuk mengurusnya,lagi pula tak ada yang menjaganya di rumah sakit."
Baikah aku pasang infusnya sekarang.
"Kau punya standar infuskan?"
"Ada di gudang! biar aku pinta bi Inah untuk membawanya." Andre.
***
Andre terpaksa merelakan tempat tidurnya untuk Mayang gunakan selama ia menjalani perawatannya.
Hanya kamarnya saja yang cocok di gunakan sebagai ruang perawatan.
Sementara jika Mayang di rawat di rumah sakit, tak yang menjaganya. Mayang bisa saja kabur dan melaporkan semua perbuatannya pada pihak kepolisian.
Bersambung, maaf untuk sementara author jarang up. Terima kasih atas dukungannya.
Dukung author dengan like, komentar, hadiah dan vote terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Aya Azizah
pelayan ter-mulia bisa menempati kamar majikan padahal ada kamar tamu 😊
2023-09-20
3
Owin Kupon
namanya juga pelayang pribadi yh gitu ibran suami istri
2023-06-25
0
Fitri Yanti
jatuh cinta x
2023-03-07
0