Aretha sampai di toko kue miliknya, dia segera masuk dan di ikuti temannya di belakangnya.
"Assalamualaikum." salam Aretha saat memasuki toko kue miliknya.
"Waalaikum salam." balas karyawan yang bertugas menjaga toko.
"Din tolong kamu siapin minum buat teman aku, aku mau buat kue dulu." perintah Aretha pada karyawannya.
"Baik Bu." balas karyawan Aretha.
Sebenarnya Aretha tidak suka di pangil ibu karena dia belum tua, tapi mau bagaimana lagi para karyawannya lah yang ngotot buat pangil Aretha begitu.
"Kamu cari aja tempat duduk yang menurut kamu nyaman, aku mau ke dapur dulu buatin kue buat kamu." ujar Aretha pada temannya.
"Siap Ret, jangan lupa toping nya yang banyak." balas teman Aretha.
Aretha membalasnya dengan senyuman dan segera pergi dari sana menuju dapur, sedangkan temannya tadi pergi mencari tempat duduk untuk menunggu kue buatan Aretha jadi.
-
Sementara di kamar mandi yang ada di toko Aretha, Ruby tengah bingung bercampur takut. Dia takut bertemu Aretha, dia juga bingung harus menjawab apa bila nanti Aretha bertanya pada dirinya. Apakah dia harus jujur? Ya, mungkin itu lebih baik, dia tidak bisa berbohong pada Aretha karena Aretha sudah sangat baik pada dirinya. Tidak masalah nanti bila Aretha marah terhadap dirinya, karena memang itu salah dia sendiri.
"Tenang Ruby, tenang. Lo harus bisa ngomong jujur sama Aretha apapun yang terjadi nanti. Kalau pun lo nanti bakal di pecat dari sini itu semua karena salah lo sendiri." monolog Ruby sambil bercermin di dalam kamar mandi.
"Bismillah." doa Ruby, dia lupa kalau berada dalam kamar mandi.
Ruby segera keluar untuk menemui Aretha untuk membicarakan hal kemaren malam.
"Ret." pangil Ruby setelah sampai di belakang Aretha.
"Hai, kok gw baru lihat lo. Dari mana aja lo?" balas Aretha bertanya pada Ruby.
"I-itu, gw-gw dari kamar mandi." Jawab Ruby gugup.
Aretha menghentikan pergerakan tangannya yang tengah membuat adonan kue, dia menatap temannya, "Lo kenapa kok gugup gitu?" tanya Aretha.
"Ha, eng-gak kok." cengoh Ruby.
"Lo kenapa sih?" tanya Aretha lagi karena sikap Ruby yang begitu aneh.
"I-itu, soal yang semalam gw...."
"Udah kita bahas itu nanti aja, mendingan lo bantuin gw buat kue spesial buat temen gw. Oh iya gw belum kasih tau lo kalau skripsi gw udah di terima sama dosen." sela Aretha memotong ucapan Ruby.
"Wah seriusan lo, selama sayangku...." seketika Ruby lupa dengan tujuan utamanya tadi, dia ikut senang mendengar skripsi Aretha yang di terima. Kini tinggal dirinya lah yang belum menyelesaikan sidang skripsi nya.
"Makasih, lo tenang aja nanti lo bakal gw traktir di cafe terenak dan banyak makanan halalnya yang pernah gw temuin." ucap Aretha.
"Beneran?"
"Iya dong, ya udah sini ayo bantuin gw biar cepet jadi."
"Gas lah." balas Ruby.
Mereka berdua pun membuat kue spesial untuk teman Aretha, mungkin juga nanti Aretha akan ikut juga memakan kue buatannya itu.
-
"Dam jangan lupa nanti kamu siapkan ruangan private, karena ada seseorang yang memesannya secara khusus pada saya." perintah Ghibran pada Adam.
"Baik bos." balas Adam.
Adam pun segera melakukan apa yang Ghibran perintahkan kepadanya. Ya, di GA cafe ini ada ruang privat bagi seseorang yang tidak suka keramaian.
Setelah itu Ghibran pergi ke dapur untuk memasak membantu para koki yang tengah memasak di dapur.
-
Abi Umar telah sampai di GA cafe, dia langsung di arahkan ke ruangan private yang tersedia di sana. Ya, orang yang di maksud Ghibran tadi adalah dirinya sendiri dan akan bertemu dengan Abi Umar.
"Assalamualaikum Abi." sapa Ghibran menghampiri Abi Umar yang tengah duduk di sofa empuk yang ada di dalam ruang privat.
"Waalaikum salam nak." balas Abi Umar.
Tak lupakan Ghibran mencium punggung tangan Abi Umar dan setelah itu dia duduk di hadapan Abi Umar.
"Abi mau makan apa biar Ghibran siapkan?" tanya Ghibran.
"Terserah kamulah saja, semua makanan pasti Abi mau kok asal itu halal." jawab Abi Umar.
Mendengar itu Ghibran segera memanggil pelayan untuk mengambilkan makanan yang kebetulan sudah dia masak barusan, kebetulan tadi Ghibran sebelum menemui Abi Umar dia memasak terlebih dahulu, dan kebetulan masakan itu belum ada yang memesannya.
"Jadi gimana apakah kamu sudah yakin akan kepuasan kamu semalam?" tanya Abi Umar.
"Iya Abi, Ghibran sudah mantap dengan keputusan Ghibran, tapi...." Ghibran mengantungkan ucapannya.
"Tapi apa?" tanya Abi Umar penasaran.
"Gimana dengan Aretha."
"Aretha belum memberikan jawaban, nanti akan Abi tanyakan lagi setelah sampai rumah. Semalam Abi cuma memberitahu dia dan membiarkan dia untuk berfikir, jadi mungkin nanti dia sudah bisa memberikan jawaban untuk kamu." jawab Abi Umar.
"Semoga saja Aretha mau." gumam Ghibran tapi masih bisa di dengar oleh Abi Umar.
"Aamiin, Abi hanya bisa bantu doa untuk kalian berdua." balas Abi Umar yang membuat Ghibran malu.
"Tapi Bi, gimana dengan weton dan segala jenisnya? Bukannya Aretha ada keturunan Jawa?" tanya Ghibran penasaran campur was was.
"Kalau soal weton Abi sudah mencocokkan weton kalian, dan Alhamdulillah weton kalian cocok." jawab Abi Umar yang membuat hati Ghibran rasanya plong.
"Alhamdulillah...." syukur Ghibran.
"Tapi...."
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Nanik Puspita
Ternyata masih kuno juga, pakai hitungan weton 👍👍👍👍
2022-05-23
0
Nadyne
masih juga dipakai hal seperti itu ya dijalan moderen ini...., takutnya setelah dihitung ngak cocok....😁😁😁
2022-05-23
0