"Udah kamu tenang aja, kalau dia memang jodoh kamu pasti bakalan ada jalan." ujar ibu Yuni.
"Aamiin, semoga saja." balas Ghibran.
"Kamu udah sarapan belum?" tanya ibu Yuni.
"Hehehe belum Bu." cengir Ghibran.
"Ya udah yuk sarapan sama ibu di belakang, kebetulan tadi ibu belum sarapan." ajak ibu Yuni.
Mereka berdua pun pergi menuju tempat makan di panti. Ghibran sangat menikmati makanan di panti, apalagi ini yang masak ibu Yuni sendiri. Ghibran rindu masakan ibu Yuni, dan sekarang kebetulan dia bisa makan di sini.
Selesai makan Ghibran pergi mengelilingi panti untuk melihat keadaan panti karena dia sudah lama tidak ke sini. Setelah puas mengelilingi panti, Ghibran pamit pulang kepada ibu Yuni.
"Bu Ghibran pamit pulang dulu ya, mau pergi ke cafe." pamit Ghibran.
"Iya, kamu hati hati ya." balas ibu Yuni.
"Iya Bu, nanti Ghibran jemput ibu kalau mau pergi ke rumah Aretha. Assalamualaikum Bu." mencium punggung tangan ibu Yuni.
"Waalaikum salam, hati hati." balas ibu Yuni.
Ghibran pergi meninggalkan panti asuhan tempat dia di besarkan setelah kepergian kedua orang tuanya. Di situlah Ghibran bisa mendapatkan kasih sayang setelah di tinggal kedua orang tuanya untuk selama lamanya.
-
Aretha sampai di kampus, dia segera berjalan menuju ruang dosen pembimbingnya untuk menyerahkan skripsinya yang sudah dia selesaikan. Ada rasa takut dalam diri Aretha, dia takut kalau sampai ada kesalahan lagi dalam skripsi yang dia buat. Aretha selalu berdoa dalam hati agar di permudah proses menuju sarjanahnya.
"Gimana Ret?" tanya teman sekelas Aretha yang kebetulan sama sama hendak menyerahkan hasil skripsi.
"Hufft...." Aretha menuduk sambil menampilkan wajah lesunya.
"Kenapa, di tolak lagi ya. Semangat kamu jangan menyerah, nanti kalau punya aku udah keterima aku bakal bantuin kamu." ujar temen Aretha.
"Taraaa...." sorak Aretha.
"Skripsi aku di terima, akhirnya setelah begadang beberapa hari akhirnya selesai juga." lanjut Aretha senang.
"Seriusan?"
"Iya, aku senang banget. Ayo nanti ikut aku ke toko, biar nanti aku buatin kamu roti terenak yang ada di toko kue aku." ajak Aretha saking senangnya.
"Wah kalau itu ayo lah, tapi gratiskan ya?"
"Iya dong."
"Ya udah kamu tunggu di sini dulu, giliran aku masuk. Doa in ya, semoga punya ku juga di terima."
"Pasti, semangat dan jangan lupa berdoa." ucap Aretha memberikan semangat pada temannya.
Teman Aretha pun masuk ke ruang dosen, sedangkan Aretha memilih menunggu di kursi yang kebetulan berada di sana. Aretha duduk sambil memainkan ponselnya untuk melihat lihat akun sosial media miliknya.
-
Sementara itu kondisi Bani sekarang sudah membaik, dia di temani oleh ibunya di rumah sakit. Hanya tinggal lebam lebam di wajahnya saja yang belum hilang. Dan dokter juga sudah memperbolehkan Bani untuk pulang ke rumah.
"Kamu pulang ke rumah jangan ke apartemen, nanti gak ada yang ngurus kamu." ucap ibu Bani, pasalnya selama ini Bani selalu tinggal di apartemen.
"Enggak ma, Bani mau pulang ke apartemen aja." Tolak Bani, bagi bani lebih baik dia tinggal di apartemen daripada harus tinggal satu rumah dengan papanya.
Ya, Bani ada konflik dengan papanya sehingga membuat dia harus tinggal di apartemen dan pergi meninggalkan mamanya.
"Bani please ya kamu pulang, mama khawatir kalau kamu tinggal sendiri di apartemen." pinta mama Bani.
"Maaf ma Bani gak bisa, mama gak perlu khawatir Bani bisa kok urus diri Bani sendiri. Lagian juga sakit Bani gak terlalu parah parah banget."
"Tapi sayang...."
"Ma.... please...."
"Hufft... ya udah mama izinin kamu, tapi nanti kalau ada apa apa kamu cepat telfon mama biar mama ke sana."
"Siap mamaku sayang." patuh Bani.
Tanpa Bani ketahui ada seseorang yang menguping pembicaraan mereka, orang itu tersenyum simpul dan segera pergi dari sana sebelum ketahuan.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Nadyne
lah....siapa yg ngintip Bani.... kurang kerjaan aja ...apa suruhan Gibran melihat keadaan Bani....
2022-05-22
0
Nanik Puspita
lanjutkan 💪💪💪💪
2022-05-22
0