"HAH!!!" kaget Aretha mendengar apa yang Abinya ucapkan.
"Abi becanda kan?" tanya Aretha tak percaya.
"Apakah wajah Abi kelihatan kalau Abi becanda?" balas Abi Umar memandang Aretha serius.
"Abi beneran mau jodohin Retha sama Ghibran?" tanya Umi Fatimah.
"Iya Umi, menurut Abi Ghibran bisa menjaga Aretha." jawab Abi Umar.
"Aretha bisa jaga diri Aretha sendiri Bi." sahut Aretha.
"Kamu yakin itu, bukannya tadi kamu hampir di lecehkan oleh temenmu." balas Abi Umar membuat Aretha terdiam.
"Siapa yang di lecehkan?" tanya Umi Fatimah penasaran.
"Nanti Abi ceritakan di kamar." balas Abi Umar.
"Abi melakukan ini semua demi kebaikan kamu sayang, Abi gak maksa kamu. Cuma saran Abi kamu menerima tawaran Abi, ini demi kebaikan kamu." lanjut Abi Umar memberikan pengertian pada Aretha.
"Biar Aretha pikirkan dulu, Retha pamit ke kamar." pamit Aretha dan segera pergi dari sana, biarlah dia di anggap gak sopan oleh orang tuanya, pikirannya sudah kalut memikirkan apa yang Abi Umar katakan tadi.
"Retha...." pangil Umi Fatimah hendak mengejar Aretha.
"Biarkan dia sendiri dulu, biar dia bisa memikirkan apa keputusannya." cegah Abi Umar melarang Umi Fatimah untuk mengejar Aretha.
"Tapi Bi...."
"Ayo kita ke kamar, biar Abi ceritakan masalah tadi yang hampir menimpa Aretha." ajak Abi Umar membawa Umi Fatimah ke dalam kamar mereka.
Akhirnya Umi Fatimah pun menurut saja, karena tidak baik menolak ajakan suami kalau itu baik. Dan Abi Umar pun menceritakan semuanya setelah mereka berada dalam kamar. Umi Fatimah sangat syok dan khawatir mendengar penjelasan Abi Umar, bahkan dia langsung nangis membayangkan jika saja anaknya kenapa kenapa karena Aretha adalah anak satu satunya.
-
Keesokan harinya Ghibran menyempatkan diri untuk pergi ke panti sebelum berangkat ke cafe. Tak lupa Ghibran membawa barang barang yang sudah dia beli di mall kemaren ke panti.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam akhirnya mobil Ghibran berhenti di halaman panti yang ukurannya lumayan luas. Di sana terlihat ada anak anak yang hendak pergi ke sekolah. Ghibran turun dari mobil dan berjalan menghampiri gerombolan anak anak yang sepertinya tengah menunggu jemputan hendak pergi ke sekolah.
"KAKAK GHIBRAN...." seru anak anak yang melihat kedatangan Ghibran.
Mereka segera berlari menghampiri Ghibran dan memeluk kaki Ghibran.
"Assalamualaikum adik adik kakak, gimana nih kabarnya?" sapa Ghibran sambil berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan tinggi anak anak.
"Alhamdulillah baik dong." balas mereka kompak.
"Oh iya kak Ghibran lupa, kak Ghibran ada hadiah nih buat kalian." Ghibran berdiri dan berjalan kembali menuju mobilnya untuk mengambil barang-barang yang dia bawa.
"Sini bantu kakak." pinta Ghibran.
Anak anak pun mendekat dan membantu Ghibran membawa beberapa kantong kresek masuk ke dalam panti.
"Loh kalian kok belum berangkat?" tanya ibu Yuni sang pemilik panti yang sudah Ghibran anggap seperti ibu kandungnya sendiri.
"Ibu." sapa Ghibran dan berjalan menghampiri ibu Yuni dan memeluknya.
"Ghibran." balas ibu Yuni agak kaget melihat keberadaan Ghibran.
"Ibu apa kabar, maaf Ghibran jarang ke sini mengunjungi ibu."
"Kabar ibu baik, iya gak apa apa asal kamu sehat dan baik baik saja itu sudah cukup buat ibu."
"Oh iya bu ini Ghibran ada beberapa barang buat anak anak taruh di mana ya?" tanya Ghibran setelah melepaskan pelukannya.
"Taruh di sana saja. Anak anak kalian berangkat sekolah dulu ya, nanti saja liat pemberian kak Ghibran nanti kalian telat." ujar ibu Yuni pada anak anak panti yang tengah menaruh barang barang tadi ke tempat yang ibu Yuni tunjuk.
"Baik ibu." kompak mereka semua.
Anak anak pun pamit pergi ke sekolah dan Ghibran pun di ajak ibu panti menuju ruang tamu untuk ngobrol sambil minum teh.
"Tumben kamu ke sini pagi, biasanya sorean?" tanya ibu Yuni.
"Sebenarnya Ghibran mau ke sini kemaren, tapi karena ada masalah jadi Ghibran tunda untuk pagi hari ini." jawab Ghibran.
"Masalah? Kamu baik baik aja kan?" tanya ibu Yuni khawatir.
"Ibu gak perlu khawatir, Ghibran baik baik saja kok. Itu kemaren cuma masalah kecil." balas Ghibran menenangkan ibu Yuni agar tidak khawatir.
"Syukurlah kalau gitu, ibu khawatir sama kamu."
"Emmm...." Ghibran bingung harus mulai dari mana untuk membicarakan masalah keinginannya untuk meminang Aretha.
"Kamu mau ngomong apa, bilang sama ibu. In syaa Allah ibu akan mendengarkannya."
"Jadi gini Bu, Ghibran bertemu dengan seorang wanita dan Ghibran berniat untuk meminangnya." ujar Ghibran.
"Apakah kamu sudah yakin?"
"Iya Bu, Ghibran yakin."
"Kalau kamu sudah yakin dan menurut kamu wanita itu baik buat kamu ibu hanya bisa mendukung dan mendoakan yang terbaik buat kamu." ujar ibu Yuni yang membuat hati Ghibran rasanya plong.
"Terimakasih Bu, ibu maukah nanti menemani Ghibran untuk melamarnya?" tanya Ghibran.
"Tanpa kamu minta pun ibu akan menemani kamu. Kamu sudah ibu anggap seperti putra ibu sendiri, jadi kamu jangan sungkan jika ingin curhat atau mau apapun sama ibu." balas ibu Yuni membuat Ghibran terharu.
"Terima kasih Bu, nanti Ghibran kabarin kapan kita akan ke sananya."
"Apakah dia orang Jawa?" tanya ibu Yuni.
"Kayaknya iya sih Bu, soalnya kakeknya itu kiyai di jawa dan bisa jadi juga dia orang jawa karena ada keturunan orang Jawa. Emang kenapa Bu?" tanya Ghibran.
"Kalau seperti itu ibu hanya bisa berdoa, semoga saja kejadian waktu itu gak terulang lagi." ujar ibu Yuni.
Ghibran terdiam mendengar ucapan ibu Yuni, dia jadi teringat akan masalah yang berhasil membatalkan pernikahan dia dengan seseorang wanita di masa lalunya. Apakah hal itu akan terulang lagi? Semoga saja tidak.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Nadyne
oh ...... Gibran dah pernah kecewa ya....
2022-05-21
0
Nanik Puspita
lanjutkan thooorrr
2022-05-21
0