Mobil Ghibran sampai di depan rumah Aretha, Aretha segera turun dari mobil Ghibran.
"Makasih." ucap Aretha dan segera berlalu masuk rumahnya tanpa mempersilahkan Ghibran masuk ke dalam rumahnya.
"Kamu pulang saja ini uang buat kamu naik taksi, biar nanti saya pulang sendiri." ucap Ghibran pada bodyguardnya.
"Baik tuan." patuh bodyguard Ghibran dan segera pamit pergi.
Ghibran turun dari dalam mobil dan berjalan menuju pintu masuk rumah Aretha.
Ting tong.
"Assalamualaikum." ucap Ghibran setelah memencet bel rumah Aretha.
"Waalaikum salam." jawab seseorang dari dalam rumah.
"Ehh ada den Ghibran, mari silahkan masuk tuan ada di dalam." mempersilahkan Ghibran memasuki rumah.
"Iya bi." balas Ghibran.
Ghibran pun mengikuti Bibi yang bekerja di rumah Aretha masuk ke dalam rumah.
"Permisi tuan, ini ada den Ghibran." ucap Bibi pada Abi Umar.
"Sini sini silahkan duduk dulu." suruh Umi Fatimah yang tadi tengah berduduk santai bersama Abi Umar.
"Terima kasih Umi." balas Ghibran dan duduk di kursi kosong yang ada di sana.
"Aretha tadi pulang sama kamu?" tanya Abi Umar.
"Iya Abi, Abi bisakah kita ngobrol sebentar?"
"Bisa, ayo ikut abi ke ruang kerja." ajak Abi Umar dan berdiri di ikuti Ghibran.
Sedangkan Umi Fatimah, dia pergi ke dapur untuk membuatkan minuman untuk tamunya yang tak lain adalah Ghibran.
-
"Kok bisa tadi Aretha pulang sama kamu?" tanya Abi Umar setelah mereka sampai di ruangan kerja Abi Umar.
"Itu yang mau Ghibran bicarakan sama Abi, tapi ada satu lagi yang mau Ghibran bicarakan sebelum itu." jawab Ghibran.
"Kamu mau ngomong apa, kayaknya penting banget?"
"Soal yang kita bicarakan kemarin sepertinya Ghibran sudah punya jawabannya." ucap Ghibran, sedangkan Abi Umar hanya menaikkan sebelah alisnya menunggu kelanjutan ucapan Ghibran.
"Ghibran mau melamar Aretha, apakah Abi merestuinya?" lanjut Ghibran to the poin.
Mendengar itu, Abi Umar langsung menegakkan posisi duduk karena ini pembicaraan mengarah ke hal yang serius.
"Apakah kamu sudah yakin?" tanya Abi Umar.
"Sangat yakin Abi."
"Kamu sudah sholat istikharah?"
"Sudah Abi, bahkan Ghibran melakukannya semenjak pertama kali melihat Aretha." jawab Ghibran.
"Kalau kamu sudah yakin Abi hanya bisa memberikan restu buat kalian, Abi percaya sama kamu. Abi yakin kamu bisa menjaga dan membawa Aretha ke surganya. Tapi semua keputusan tetap ada di tangan Aretha, Abi gak akan memaksakan Aretha kalau dia tidak mau."
"Terima kasih Abi, Ghibran gak akan janji tapi Ghibran akan membuktikan kepada Abi dan Umi kalau Ghibran bisa membahagiakan Aretha." ucap Ghibran yakin yang membuat semburat senyum di bibir Abi Umar.
"Abi minta nanti seandainya Aretha menolak kamu jangan memaksanya ya, kamu ambil hatinya saja secara pelan-pelan Abi yakin nanti dia bakal mau." pesan Abi Umar.
"Baik Abi."
"Apakah kamu sudah bilang sama ibu panti?" tanya Abi Umar, Abi Umar sudah tahu semuanya tentang jalan kehidupan Ghibran karena Ghibran yang menceritakannya sendiri. Tapi Abi Umar juga mencari tahunya sendiri tanpa sepengetahuan Ghibran.
"Sepertinya besok Ghibran akan ke sana, maunya sih tadi cuma tadi ada kendala sedikit waktu di mall."
"Kendala?"
Akhirnya Ghibran pun menjelaskan kejadian di mall tadi kepada Abi Umar di mulai sejak di parkiran dia melihat Aretha yang hanya berdua dengan Bani.
"Abi memang sedari awal sudah menduga akan terjadi hal ini, tapi Abi tidak menyangka kalau Bani akan melakukan hal pelecehan pada Aretha di dalam bioskop." tak habis pikir Abi Umar pada Bani.
"Terus sekarang dia di mana?" lanjut Abi Umar menanyakan keberadaan Bani.
"Dia berada di rumah sakit karena tadi aku menghajarnya habis habisan, maaf kalau Abi gak suka dengan caraku yang seperti itu, tapi aku gak suka orang yang aku suka hampir di lecehkan oleh orang lain." jawab Ghibran.
"Abi malah bangga sama kamu, mungkin juga kalau Abi Yapto melihat kejadian itu akan melakukan hal yang sama kayak kamu."
"Kamu gak usah merasa gak enak gitu sama Abi, meskipun Abi ini menantu kiyai tapi Abi ini juga manusia biasa." lanjut Abi Umar yang melihat raut wajah Ghibran seperti tengah gak enak lantaran menghajar seseorang.
Ya, Abi Umar sering melakukan tindakan seperti apa yang Ghibran lakukan tadi, tapi itu semua tanpa sepengetahuan istrinya. Mungkin saja kalau Umi Fatimah tahu Abi Umar akan di kasih siraman rohani tujuh hari tujuh malam.
"Udah yuk kita keluar, mungkin Umi sudah menyiapkan minuman buat kamu." ajak Abi Umar sambil menepuk pundak Ghibran.
Ghibran pun tersenyum, dia senang kalau mendapatkan calon mertua yang seperti ini. Dia pikir Abi Umar akan tidak suka sama dirinya karena telah berantem, ehh taunya malah enggak, yang ada malah sikap mereka hampir sama.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
abdan syakura
🤭🤣🤣🤣
11 12 ternyata....
Semangat Thor....
2023-03-16
0
Arindaa
wkwkkw
sefrekuensi ternyataa y
2023-02-28
0
Nanik Puspita
pinter si Gibran, ambil hati mertua nya dulu baru anaknya 🤣🤣🤣🤣
2022-05-19
0