Ghibran dan Abi Umar tengah serius membicarakan masalah bisnis mereka yang akan di selenggarakan di negeri seberang Singapure. Hingga pukul sembilan malam barulah pembicaraan tersebut selesai.
"Emmm, Abi apakah Ghibran boleh bertanya masalah pribadi?" tanya Ghibran agak takut.
"Boleh dong, silahkan kamu mau tanya apa?" balas Abi Umar ramah.
"Aretha itu...." Belum sempat Ghibran selesai bicara, Abi Umar sudah menyelanya.
"Iya Aretha itu anak Abi." sela Abi Umar yang sudah tahu apa yang akan Ghibran tanyakan.
"Kenapa kamu suka sama dia?" lanjut Abi Umar yang membuat mata Ghibran seketika melotot.
"Kalau kamu yakin, langsung lamar dia saja. Maaf bukannya Abi suruh kamu buru buru dalam mengambil keputusan, tapi Abi gak mau kalau kamu terus menerus memandang anak Abi, karena itu bisa mendatangkan dosa selain untuk anak Abi itu juga untuk diri kamu sendiri." lanjut Abi Umar lagi yang tahu sedari tadi saat makan malam Ghibran sering mencuri pandang ke Aretha.
"Maaf Abi." ucap Ghibran merasa bersalah sambil menundukkan kepalanya.
"Untuk kali ini Abi maafkan, kita memang manusia yang mempunyai hawa nafsu. Tapi Abi minta kalau kamu sudah yakin dengan anak Abi segera nikahin dia, soal restu kamu tenang aja. Restu Abi selalu menyertai kamu, Abi percaya sama kamu." ujar Abi Umar sambil menepuk pundak Ghibran.
"Makasih Abi." balas Ghibran tak menyangka kalau jalan mendekati Aretha tak sesusah yang dia bayangkan. Apakah ini jawaban dari doa doanya? Hal itulah yang sering ada di pikiran Ghibran.
"Kamu pulang gih udah malam," usir Abi Umar secara halus. "Bukan maksud Abi ngusir kamu, tapi gak baik laki laki ada di rumah perempuan sampai malam seperti ini." lanjut Abi Umar.
"Iya Abi, kalau begitu Ghibran pamit pulang dulu. Salam buat Umi sama Aretha." pamit Ghibran.
"Iya, kamu hati hati ya di jalan, jangan terlalu di pikirkan ucapan Abi tadi. Tapi kamu juga harus cepat cepat ambil keputusan." balas Abi Umar yang entah apa maksudnya, Ghibran sampai bingung. Katanya gak boleh terlalu di pikirkan, tapi suruh cepet cepat ambil keputusan kan Ghibran bingung.
"Iya Abi, Assalamu'alaikum."
"Waalaikum salam."
Abi Umar pun mengantarkan Ghibran sampai di halaman depan rumahnya, memandang mobil Ghibran hingga tak terlihat dari pandangannya, baru setelah itu dia masuk ke dalam rumah.
-
Pagi harinya, Aretha sudah siap dengan setelah kampusnya. Hari ini Aretha akan melakukan bimbingan dengan dosennya, dan setelah itu dia akan ke toko dan pergi bersama Ruby dan Bani ke bioskop untuk menonton film.
"Assalamualaikum Abi, Umi." salam Aretha saat menghampiri kedua orang tuanya yang berada di meja makan.
"Waalaikum salam sayang." balas kedua orang tuanya.
"Kamu ada kelas hari ini?" tanya Umi Fatimah sambil mengambilkan makanan untuk Abi Umar.
"Gak ada Umi, Aretha cuma mau bimbingan skripsi sama dosen pembimbing Aretha aja." jawab Aretha.
"Ooh gitu."
"Oh iya Umi, Abi. Aretha nanti izin ya sehabis dari kampus Aretha mau nonton film di bioskop sama Ruby sama Bani juga." ijin Aretha.
"Sama Bani?" tanya Abi Umar memastikan.
"Iya Abi, boleh kan?"
"Kalau Abi gak ngizinin apakah kamu akan tetap pergi?"
"Ya, ya- ya kan Abi tahu sendiri bagaimana Aretha."
Ya, bagi Aretha membangkang adalah bukan sebuah tindakan kesalahan. Karena nanti setelahnya dia akan meminta maaf dan akan melakukan apapun agar mendapatkan maaf dari kedua orang tuanya. Dan setelah itu beres kan. pikir Aretha.
"Ya sudah Abi pun tidak bisa melarang kamu, toh percuma juga."
"Abi...." rengek Aretha menghampiri Abi Umar dan bergelayut manja di lengan Abi Umar.
"Boleh ya Retha pergi." manja Retha.
"Mi, ini lo anakmu." ucap Abi Umar tak merespon Aretha.
"Iiih Abi mah gitu." kesal Aretha sambil menghentakkan kakinya di lantai.
"Heh, kamu itu, gak pantes kamu manja kayak gitu. Orang biasanya begajulan juga." tegur Umi Fatimah.
"Umi mah sama aja." kesal Aretha dan duduk di kursi makannya lagi.
"Lagian kamu ngapain sih pakai pergi sama Bani segala, jujur ya Abi tuh agak gak suka sama dia." ujar Abi Umar.
"Ini terakhir kalinya Abi, nanti setelah nonton Aretha gak bakalan mau lagi di ajak pergi. Aretha gak enak kalau nolak Bani terus terusan, jadi ya untuk kali ini aja Aretha menerima ajakannya. Lagian sebenarnya juga Aretha males banget kalau harus pergi sama dia." jelas Aretha.
"Ya udah terserah kamu, pesan Abi kamu harus hati-hati nanti. Pokoknya kamu jangan mau kalau harus satu ruangan berdua saja sama dia." pesan Abi Umar.
"Baik Abi. Makin sayang deh Retha."
"Dih, giliran gitu aja bilang sayang." sindir Umi Fatimah.
"Apaan sih Umi, syirik ya... kata kakek syirik itu gak boleh loh." balas Aretha.
"Emang, siapa bilang boleh?" balas Umi Fatimah.
"Gak ada yang bilang." balas Aretha.
"Udah udah kalian ini, ayo makan keburu siang nanti." ucap Abi menengahi perdebatan ibu dan anak itu.
Mendengar itu, Umi Fatimah serta Aretha pun seketika diam dan makan makanan yang sudah tersaji di sana. Setelah itu Abi Umar dan Aretha pun pergi meninggalkan rumah menuju tujuan mereka masing-masing, hanya tinggal Umi Fatimah saja di rumah di temani beberapa pelayan.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Arindaa
Gibran berjalann dgn muluss
tinggal taklukin anaknya nih
2023-02-28
0
Nanik Puspita
wah rencana Gibran berjalan mulus, dah dapet restu dari calon mertua
2022-05-13
0
Nadyne
dah dapat restu Ghibran dari Abi....tinggal bagai mana dekat dengan Retha ......
2022-05-13
1