"Aretha ayo cepat turun, kita sholat isya' berjamaah." teriak Umi Fatimah memangil Aretha di kamarnya dari lantai bawah.
"Iya Umi bentar." balas Aretha tak kalah berteriak juga.
Aretha pun turun dari kamarnya sudah memakai mukena warna putih dengan hiasan brudir warna keemasan membuat kesan mewah dalam mukena yang Aretha pakai.
"Lagian ngapain sih sholat di musholla, biasanya juga Aretha sholat di kamar." gerutu Aretha sambil menuruni anak tangga.
"Sholat berjamaah lebih baik daripada sholat sendiri sayang." sahut Umi Fatimah yang mendengar gerutu an Aretha.
"Tapi kan perempuan baiknya sholat di rumah, baru kalau laki laki sholat di musholla." balas Aretha tak mau kalah.
"Iya itu memang benar, tapi untuk kali ini kita sholat di musholla dulu ya. Besok besok kamu boleh deh sholat di kamar lagi."
"Hmm." balas Aretha malas.
"Udah ayo kita pergi sekarang sebelum nanti sholatnya di mulai." ajak Umi Fatimah menarik tangan Aretha agar cepat berjalan keluar rumah.
Dengan malas Aretha pun mengikuti Umi Fatimah, bukannya malas untuk sholat jamaah di musholla. Tapi Aretha malas lantaran ada tamu yang tak dia sukai di sana. Entah karena apa Aretha tidak menyukai Ghibran, padahal seingat author Ghibran gak pernah buat salah sama Aretha.
Sholat isya' pun di mulai, kali ini Ghibran yang menjadi imam sholat. Suara Ghibran sangatlah merdu, terlebih lagi saat dia membacakan surat suara pendek Al Qur'an. Aretha sempat tersentuh oleh bacaan Ghibran, tapi dia segera menepis pikirannya itu saat mengingat orang itu adalah Ghibran. Coba saja kalau bukan, mungkin sudah Aretha jadikan calon suami.
Setelah dzikir dan berdoa, mereka pun kembali ke kegiatan masing-masing. Para pelayan kembali ke samping rumah tepatnya di sana ada tempat untuk tidur para pelayan, dan Umi Fatimah yang pergi ke kamar, serta Aretha juga pergi ke kamar untuk melanjutkan kegiatannya tadi. Sedangkan Abi Umar mengajak Ghibran untuk memasuki ruang kerjanya untuk membahas masalah pekerjaan mereka.
-
Aretha tengah fokus menatap laptop yang berada di meja belajarnya, hingga tiba tiba dering ponselnya menghentikan jari jari yang sedari tadi menari nari di atas keyboard.
'Iya halo.' sapa Aretha saat menerima panggilan telepon.
'Retha ini seriusan besok lo mau jalan sama Bani?' tanya seseorang dari sebrang telefon yang tak lain adalah Ruby.
'Hmm.' balas Aretha.
'Tumben banget lo mau di ajak jalan sama tuh anak, pakai ajak ajakin gw lagi buat nemenin lo berdua kencan.'
'Apa lo bilang tadi, kencan? Sekali lagi lo ngomong gitu, gw bilangin Umi Lo." ancam Aretha.
'Hehehe... canda buk, jangan serius serius amat napa.'
'Udah cepet, ada apa lo telfon gw malam malam gini? Lo ganggu gw tau gak.' tanya Aretha yang malas berbasa-basi.
'Oke oke sorry, emm... gw tadi cuma mau mastiin aja apa bener yang Bani bilang tadi ataukah itu cuma omong kosongnya doang.' ujar Ruby, pasalnya tadi Bani menghubungi Ruby dan mengajaknya untuk menemani Bani dan Aretha pergi. Ruby yang tidak terlalu percaya pun menelfon Aretha untuk memastikannya benar atau enggak.
'Iya itu benar, udah kan gak ada yang mau lo tanyain lagi, kalau gak ada mau gw tutup.'
'Udah itu aja.'
Tut.
Tanpa membalas ucapan Ruby lagi, Aretha langsung saja menutup sambungan telepon. Dia terlalu malas jika harus membicarakan masalah cowok, apalagi cowoknya itu Bani.
Aretha melanjutkan fokus pada layar laptopnya dan tak lupa dia menonaktifkan ponselnya agar tidak ada yang menggangu kegiatannya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Arindaa
hahaha sifat yg terus terang
2023-02-28
0
Nanik Puspita
Kenapa Aretha nggak suka Gibran ya thooorrrr 😇😇😇😇
2022-05-12
0