Aretha segera menuju ruangannya yang berada di dalam toko untuk memeriksa laporan akhir bulan pemasukan serta pengeluaran toko. Tapi saat dia akan membuka pintu ruangannya, tiba tiba ada Ruby yang datang memangilnya.
"Bos...." pangil Ruby dengan keras.
Ya, Ruby kalau berada di dalam toko suka memangil Aretha dengan sebutan bos, padahal Aretha sudah melarangnya tapi Ruby tetep kekeuh untuk memanggil Aretha dengan sebutan bos.
"Kan udah gw kasih tahu, jangan panggil gw bos." omel Aretha.
"Hehehe gak bisa, soalnya lagi di area toko." balas Ruby cengengesan.
"Ya udah lah terserah lo aja, ada apa lo pangil gw?" tanya Aretha.
"Oh itu lo di tunggu seseorang tuh di depan."
"Ha, siapa?" tanya Aretha.
"Biasalah, ayang beb." jawab Ruby.
"Ayang beb, ayang beb aja lo. Sorry ya gw jomblo fi sabilillah." balas Aretha.
"Ehh siapa sih, si Bani?" lanjut Aretha penasaran di balas anggukkan oleh Ruby.
"Ya udah sudah tunggu gw sebentar, gw mau meriksa laporan bulanan dulu." ujar Aretha.
"Oke, siap bos." balas Ruby.
Ruby pun segera pergi untuk menyampaikan pesan dari Aretha pada seorang yang tadi Aretha sebut dengan nama Bani. Sedangkan Aretha melanjutkan langkahnya membuka pintu dan masuk ke dalam ruangannya.
Aretha segera memeriksa laporan bulan ini dan mencocokkan nya dengan bulan sebelumnya, apakah ada kemajuan atau pemerosotan. Setelah selesai dia pun segera keluar untuk menemui Bani.
"Assalamualaikum Ban, ada apa lo cari gw?" sapa Aretha pada Bani.
"Waalaikum salam, sini duduk dulu." balas Bani mempersilahkan Aretha untuk duduk di hadapannya.
Bani adalah salah satu teman satu kampus Aretha. Bani pernah menyatakan perasaannya pada Aretha dan juga mengajak Aretha untuk berpacaran, tapi Aretha menolaknya dengan alasan dia tidak boleh pacaran. Sebenarnya Bani itu salah satu pria idaman di kampusnya, banyak wanita yang rela merendahkan harga dirinya demi bisa berdekatan dengan Bani, tapi Bani menolaknya dengan alasan di hatinya hanya ada Aretha.
Tapi bagi Aretha, lelaki idaman tidak akan mengajak pacaran. Lelaki idaman hanya akan mengajaknya serius dalam sebuah hubungan. Karena apa, jika dia saja mengajak pacaran, maka dia juga mengajaknya untuk melanggar aturan agama yang berarti dia menjerumuskannya dalam berbuat dosa. Dari sana lah Aretha beranggapan bahwa Bani bukanlah lelaki yang baik untuk dirinya, karena lelaki yang baik tidak akan mengajaknya dalam berbuat dosa.
Tapi setelah penolakan Aretha, Bani bukannya menjauh tapi dia semakin berusaha mencari kesempatan untuk berdekatan dengan Aretha. Termasuk sering datang ke toko milik Aretha gunu menghampiri Aretha. Sebenarnya Aretha sudah merasa risih dengan kehadiran Bani, tapi apa boleh buat Bani itu temannya juga.
"Ada apa lo cari gw?" tanya Aretha lagi setelah duduk di hadapan Bani.
"Jadi gini, gw mau ngajak lo nonton. Lo mau gak?" balas Bani.
"Nonton?"
"Iya nonton film di bioskop." jelas Bani.
"Maaf Ban, bukannya gw sombong atau apa nih ya, tapi gw sama orang tua gw gak boleh pergi berduaan sama cowok yang bukan mahram." tolak Aretha.
"Kali ini aja Ret, plis gw mohon sama lo, mau ya...." mohon Bani, karena Bani sangat memimpikan bisa jalan berdua bersama Aretha.
"Maaf Ban, tapi gw tetep gak bisa." tolak Aretha selembut mungkin agar tidak menyakiti Bani.
"Tapi Ret,...." melas Bani.
"Emmmm bagaimana kalau kamu ajak Ruby sebagai teman kamu, kan berarti kita gak berduaan." lanjut Bani memberikan solusi.
"Aku gak yakin dia akan Mau."
"Biar aku yang minta sama dia, asal kamu mau nanti biar aku yang urus dia."
"Ya udah lah terserah kamu aja, tapi hanya satu kali ini aja ya. Aku minta setelah itu kamu gak usah ganggu aku lagi."
"Iya Ret gw janji." balas Bani.
Sebenarnya Aretha ingin sekali menolak sekalipun ada Ruby di antara mereka. Tapi dia tidak enak pada Bani, lantaran Bani sudah banyak membantunya ketika di kampus. Bani sering membantu dirinya di kala kesusahan dalam mengerjakan sebuah soal. Olah karena itu Aretha tidak bisa menolak permintaan Bani. Biarlah untuk kali ini, setelah ini dia gak bakal di ganggu lagi. pikir Aretha.
"Oh iya sampai lupa, lo mau minum apa?" tanya Aretha yang tak melihat adanya minuman atau roti di meja depannya.
"Gak usah repot-repot Ret, gw cuma mau ngomong itu aja. Gw pamit pulang dulu ya, soal Ruby biar nanti gw hubungi lewat telepon aja." pamit Bani.
"Hati hati." balas Aretha.
"Iya, Assalamu'alaikum."
"Waalaikum salam." balas Aretha.
Bani pun keluar meninggalkan toko roti milik Aretha, dan Aretha pun memandangi kepergian Bani hingga tidak terlihat tubuhnya.
"Udah kandangin nya, orangnya udah pergi." ucap Ruby yang tiba-tiba datang sambil menyengol lengan Aretha.
"Apaan sih lo, siapa juga yang mandangin kepergian Bani." sewot Aretha.
"Halah gak usah ngeles Lo, lagian kenapa sih kalian gak pacaran aja. Padahal kalian berdua cocok loh."
"Lo mau di ceramahi Umi atau Abi?" balas Aretha yang seketika membuat Ruby kicep.
"Hehehe enggak." balas Ruby dan segera pergi meninggalkan Aretha sebelum nanti Aretha mengeluarkan dalil dalil.
"Hufft... dasar manusia." gumam Aretha seolah lupa kalau dirinya juga manusia.
Aretha pun segera kembali ke ruangannya untuk mengerjakan pekerjaan yang lainnya mumpung dia ada di sini.
-
Sementara itu di posisi Ghibran, dia tengah telfonan dengan Abi Umar di dalam ruang kerjanya yang berada di dalam rumah miliknya.
'Assalamualaikum abi.' sapa Ghibran.
'Waalaikum salam nak ghibran.' balas Abi Umar.
'Ada apa yang Abi telfon Ghibran, apakah terjadi sesuatu atau perubahan di hasil meeting kita tadi?' tanya Ghibran penasaran.
'Ohh tidak ada, Abi cuma mau ngundang kamu makan malam di rumah Abi nanti, kamu bisa kan?' balas Abi Umar.
'Bisa Abi bisa, kebetulan nanti malam Ghibran lagi gak ngapa-ngapain.' jawab Ghibran.
'Baguslah kalau begitu, ya udah Abi tunggu kedatangan kamu. Nanti alamatnya Abi share lok ke kamu.'
'Siap Abi.'
'Abi tutup dulu telfonnya, Assalamualaikum.' pamit Abi Umar.
'Waalaikum salam.' balas Ghibran.
Tut.
Sambungan telefon pun tertutup di susul dengan suara pesan masuk dari Abi Umar yang berisi alamat rumah Abi Umar.
"Alhamdulillah dapat makan gratis." ucap syukur Ghibran, seolah dia lupa kalau dia punya cafe dan jago dalam dunia memasak.
Ghibran pun melanjutkan kegiatannya memantau saham saham miliknya di berbagai perusahaan.
-
Aretha pulang ke rumah di waktu sore hari, lantaran tadi ada telfon dari Umi nya di suruh pulang cepat sambil di suruh membawa beberapa macam kue dari tokonya.
Aretha bingung kenapa Umi nya menyuruh dirinya cepat pulang, biasanya juga dia pulang malam pun gak di cariin kalau dirinya sudah izin.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
abdan syakura
aaaaaaaaaaaa
jgn pergi kemana2 ya Retha...
mo jumpa calon imam loh...
Semoga....
2023-03-16
0
Arindaa
emng klau jodohhh gak kemanaa ya
2023-02-28
0
Nadyne
🤣🤣🤣 tadi ngikutin ngak sampai rumah.... eh sekarang malah diundang abinya buat makan malam.... duh yg namanya jodoh karya author......🤣🤣🤣
2022-05-09
0