"Abi belum pulang Mi?" Tanya Aretha pada Umi Fatimah yang tengah menata makanan di meja makan.
"Enggak, katanya ada rapat. Kamu mau ke toko?" Tanya Umi Fatimah.
"Iya mi, kan kemaren Retha udah gak ke sana." Jawab Aretha.
"Ya udah nanti sekalian anterin makanan ke kantor Abi ya." Pinta Umi Fatimah.
"Lah kok Retha, gak mau ahh." Tolak Retha.
"Anak Umi itu penurut loh, gak pernah nolak permintaan Umi sama Abi." Sindir Umi Fatimah.
"Iya deh iya Retha anterin ke kantor Abi." Putus Retha.
"Nah gitu dong itu baru anak Umi. Kamu mau makan sama apa?"
"Eemmm sup buntut itua aja sama sambal." Balas Retha.
Umi Fatimah pun segera mengambilkan makanan untuk Retha dan setelah itu untuk dirinya sendiri. Mereka berdua makan dengan tenang tanpa ada yang berbicara karena itu tidak baik. Hanya denting sendok yang mengisi kesunyian acara makan siang itu.
Setelah selesai Aretha pergi dengan membawa rantang yang berisi makanan untuk Abinya di kantor. Aretha pergi dengan mengunakan ojek online yang dia pesan melalui aplikasi di ponselnya.
Sebenarnya di rumah Aretha ada mobil yang Abinya belikan untuk dirinya, tapi Aretha lebih suka naik kendaraan umum lebih seru katanya.
-
Setelah sampai di perusahaan Abinya, Aretha segera masuk dan berjalan menuju lift untuk naik ke lantai di mana letak ruangan Abinya. Petugas resepsionis sudah hafal dengan Aretha jadi mereka tidak ada yang menahan Aretha meskipun Aretha nyelonong begitu saja.
"Assalamualaikum Abi." Sapa Aretha saat memasuki ruang kerja Abinya.
"Waalaikum salam, ehh anak Abi udah sampai." Balas Abi Umar.
"Aretha cuma mau nganterin ini aja di suruh Umi." Ujar Aretha meletakkan rantang yang dia bawa tadi di atas meja yang ada di sana.
"Loh kamu gak mau nemenin Abi makan dulu?"
"Maaf Abi tapi Retha buru buru mau ke toko."
"Ya udah kalau gitu mau gimana lagi. Kamu hati hati di jalan jangan kebut kebutan."
"Ngapain kebut kebutan orang Retha naik ojol." Balas Retha.
"Anak Abi memang beda, ya udah kalau gitu besok mobilnya Abi jual aja daripada gak kepake."
"Ya gak bisa gitu dong Bi, itu kan udah jadi milik Retha."
"Tapi kan Abi yang beli."
"Kan Abi belinya buat Retha."
"Iya dah terserah kamu, pusing Abi kalau debat sama kamu. Udah sana pergi katanya mau ke toko." Usir Abi Umar.
"Dih ngusir."
"Ya udah Abi jual aja mobilnya."
"Oke oke Retha pergi." Ngalah Aretha dari pada nanti mobilnya di jual beneran. Meskipun dia lebih suka naik kendaraan umum, tapi Retha sangat sayang sama mobil pemberian Abinya itu.
"Assalamualaikum." Pamit Aretha sambil mencium punggung tangan Abinya.
"Waalaikum salam, hati hati." Balas Abi Umar.
Aretha pun pergi meninggalkan perusahaan Abinya menuju toko kue miliknya.
-
"Ada apa sih lo suruh suruh gw ke sini?" Tanya Aretha pada sahabat sekaligus orang yang dia percayakan untuk menjaga toko.
"Nih ada banyak pesanan, gw butuh bantuan lo biar cepat selesai."
"Lah kan pegawai banyak."
"Tetep aja mereka keteteran, ini pesanan dalam jumlah besar."
"Ya udah sini gw bantu."
"Gitu dong, bu bos emang paling baik dah." Puji Ruby.
"Emang, baru sadar lo." Balas Aretha.
Aretha pun membantu membuat kue, sebenarnya mah Aretha sering membantu bisa di bilang hampir setiap hari. Cuma percakapan tadi itu hanya gurauan mereka berdua saja.
Ruby, satu satunya sahabat Aretha dari jaman putih biru dulu. Mereka berdua bersahabat dengan baik, dan sering membantu satu sama lain.
Ruby adalah anak yatim-piatu, dia tinggal di rumah bersama adiknya yang baru akan lulus SMP. Ibunya meninggal saat melahirkan adiknya, sedangkan ayahnya meninggal saat Ruby baru lulus SMA.
Waktu itu Ruby berpikir tidak akan melanjutkan ke perguruan tinggi, dia akan mencari pekerjaan untuk menyambung biaya hidup dirinya dan adiknya yang masih kecil.
Aretha yang tidak tega pun mempunyai ide untuk membuka usaha kue dan dia mengajak Ruby untuk berkerja bersamanya. Awalnya Ruby menolak tapi dengan paksaan Aretha akhirnya Ruby menerima tawaran Aretha. Dan Aretha juga mengajak Ruby untuk kuliah dengan dirinya. Mereka berdua mencari beasiswa, dengan kepintaran yang mereka miliki akhirnya mereka berdua pun lolos.
Kalian pasti berfikir kalau Aretha kuliah di bayarkan oleh Abinya. Itu benar, tapi uangnya bukan buat biaya kuliah melainkan Aretha buat modal buka toko kue.
Dari situlah toko kue yang awal mulanya kecil sekarang sudah besar dan sukses banyak peminatnya.
-
Sehabis sholat Maghrib Aretha pergi ke sebuah cafe yang ramai pengunjung untuk mengisi perutnya yang sudah kelaparan. Awalnya sih mau menunggu sampai rumah baru makan, tapi perutnya tidak bisa di ajak kerjasama. Alhasil Aretha pun mampir di cafe itu.
"Assalamualaikum, selamat datang di GA cafe." Sapa pelayan menyambut kedatangan Aretha.
"Waalaikum salam." Balas Aretha sambil tersenyum manis.
Baru memasuki cafe aja Aretha sudah di buat kagum oleh sambutan pelayan yang ramah, apalagi menu makanannya pasti enak.
"Pasti pemiliknya ini orang yang taat agama." Gumam Aretha sambil mengamati bangunan cafe itu.
"Mau pesan apa mbak?" Tanya pelayan yang Aretha pangil.
"Bentar saya lihat lihat dulu." Jawab Aretha sambil membuka buku menu yang pelayan tadi berikan padanya.
Aretha di buat kagum dengan berbagai menu makanan yang ada di cafe itu. Makanya semua halal bahkan minumannya pun tidak ada yang mengandung alkohol sepersen pun.
"Saya mau steak daging sama minumnya avocado jus aja." Ucap Aretha menunjuk makanan yang dia pesan.
"Baik silahkan di tunggu sebentar."
Pelayanan itu pergi membawa pesanan Aretha.
Aretha pun menyibukkan dirinya dengan berbalas chat dengan sahabatnya yang tak lain adalah Ruby.
-
"Permisi bos, ini ada pesanan steak." Ucap pegawai cafe pada Ghibran.
"Oh iya bentar saya buatkan dulu." Balas Ghibran dan segera membuatkan pesanan pelanggannya dengan sepenuh hati agar pelanggannya puas.
Sebenarnya tadi Ghibran udah mau pulang sehabis sholat Maghrib, tapi dia mengurungkan niatnya karena melihat para koki belum ada yang menunaikan ibadah sholat. Ghibran pun mengantikan posisi koki untuk sementara sebelum dia memutuskan untuk pulang.
"Kamu tolong ambilkan dagingnya." Perintah Ghibran pada asisten koki.
"Baik bos." Asisten koki itu pun segera mengambilkan gading dan menyerahkannya pada Ghibran.
Oh iya ada yang lupa, Ghibran kalau berada di cafe dia lebih suka di pangil bos dari pada tuan. Alhasil semua para pegawainya pun memangil Ghibran dengan sebutan bos.
"Dah beres." Seru Ghibran setelah menata dan merapikan tampilan steak daging yang dia buat.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Herman Besa
inspirasi yang sangat bermanfaat 🙏
2023-03-22
0
Herman Besa
inspirasi yg sangat bermanfaat
2023-03-22
0
abdan syakura
eng ing enggg......
Ketemu gak yaaa????
Gibrannnn Aq padamu....
2023-03-16
0