Keanehan

Arumi terlihat duduk merenung di atas tempat tidurnya, kedua kakinya terlihat dia tekuk. Dagunya dia sandarkan di kedua lututnya, dia sedang merenung.

Dia begitu bingung kenapa pak Didi tetap saja tidak mau menerima lamaran dari Aldo, padahal Aldo sekarang sudah banyak uang.

Bahkan usaha yang Aldo lakukan pun selalu dianggap sepele oleh bapaknya, sebenarnya apa yang salah? Sebenarnya apa yang diharapkan oleh pak Didi dari seorang laki-laki yang akan menjadi imamnya?

"Kenapa seperti ini?" tanya Arumi lirih.

Di lain tempat.

Aldo terlihat sangat kesal, matanya menyalang merah. Kedua tangannya terkepal dengan erat.

Dia merasa sangat marah terhadap perlakuan dari pak Didi terhadap dirinya, dia kesal dan juga benci.

Niatnya untuk menghancurkan usaha dari pak Didi semakin kuat, dia ingin membuat pak Didi jatuh miskin. Agar pak Didi datang dan mengemis harta pada dirinya.

"Sialan! Orang tua sialan! Lihat saja nanti, aku akan membuat kamu menyesal!" kesal Aldo.

Aldo mengambil gelas yang berada di atas nakas, lalu dia melemparkannya hingga hancur berkeping-keping.

"Arrgh!" teriak Aldo.

Aldo lalu memutuskan untuk segera merendam tubuhnya dengan air hangat, mungkin saja dengan melakukan hal itu hatinya akan sedikit lebih tenang.

*/*

Keesokan harinya, Reihan terlihat sudah sampai di rumah pak Didi. Dia disambut dengan baik oleh lelaki paruh baya tersebut.

Pak Didi juga sebenarnya merasa bingung, jika dia melihat Aldo, dia tahu jika lelaki itu sangatlah rajin dan juga gigih dalam bekerja.

Namun, hatinya selalu berkata jika Aldo bukan lelaki yang baik untuk Arumi, putrinya. Berbeda kala dia melihat Reihan, hatinya selalu berkata jika Reihan adalah lelaki yang baik dan cocok untuk putrinya.

Lelaki muda yang mampu membawa Arumi ke jalan yang baik, membimbing Arumi menjadi istri yang sholeha.

"Assalamualaikum, Om. Aruminya ada?" tanya Reihan.

"Ada, duduklah dulu. Biar Om panggilkan," kata Pak Didi.

"Baik, Om." Reihan langsung duduk di atas sofa yang ada di depan teras.

Pak Didi terlihat masuk kedalam rumahnya, dia melangkahkan kakinya menuju kamar Arumi. Tiba di depan kamar Arumi, dia langsung mengetuk pintunya.

Tak lama kemudian, Arumi nampak keluar dengan senyum di wajahnya yang nampak dipaksakan. Ya, walaupun dia sangat marah terhadap bapaknya, namun dia tidak bisa bersikap tidak baik.

"Ada apa, Pak?" tanya Arumi sopan.

"Nak Reihan sudah menjemput, mau sarapan dulu atau langsung berangkat?" tanya Pak Didi.

Hatinya kini sedang terluka, boro-boro ingin sarapan. Dia ingin segera pergi untuk menghindari kekesalan di hatinya dan juga ke kesedihan yang kini dia rasa.

Karena setiap melihat pak Didi, dia merasa sangat sedih sekali. Kalau saja tidak dosa, ingin sekali dia kabur dari rumah bapaknya tersebut.

"Aku langsung berangkat saja," jawab Arumi.

Pak Didi tersenyum, dia sangat tahu jika putrinya sedang kesal terhadap dirinya. Dia pasti sedih, namun dia melakukan semua itu demi kebaikan putrinya.

"Ya, berangkatlah bekerja. Bapak tadi sudah buatkan roti isi, kamu bawa untuk makan di tempat kerja, ya?" kata Pak Didi.

Arumi tidak berkata apa pun, dia hanya tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Melihat reaksi dari putrinya, pak Didi langsung mengacak pelan rambut Arumi lalu dia melangkahkan kakinya menuju dapur.

Setelah melihat kepergian pak Didi, Arumi langsung melangkahkan kakinya menuju teras depan di mana ada Reihan yang sedang duduk anteng di sana.

Rehan yang melihat kedatangan Arumi langsung berdiri lalu dia pun menyapa Arumi yang terlihat cantik pagi ini.

Arumi memang sangat pandai menyembunyikan kesedihannya, bahkan... walaupun semalaman dia tidak bisa tidur karena tidak berhenti menangis, pagi ini wajahnya terlihat segar sekali.

Karena selepas subuh, dia mengompres wajahnya. Lalu setelah mandi, dia langsung memakai bedak dengan riasan natural di wajahnya.

"Selamat pagi, De. Kamu cantik seperti biasanya," puji Reihan.

"Terima kasih," jawab Arumi.

"Mau berangkat sekarang?" tanya Reihan.

"Tunggu sebentar," kata Arumi.

"Okeh," jawab Reihan.

Arumi nampak duduk tidak jauh dari Reihan, tak lama kemudian pak Didi datang dengan membawa kotak bekal di tangannya.

Melihat kedatangan pak Didi, Armi dan juga Reihan langsung bangun. Arumi menerima kotak bekal dari pak Didi dan langsung berpamitan untuk segera berangkat.

Sepanjang perjalanan menuju Rumah Sakit, tidak ada obrolan yang berarti antara Reihan dan juga Arumi.

Reihan terlihat berbicara dan mengajak Arumi untuk mengobrol, namun Arumi hanya menyahut dengan anggukan, gelengan atau ia dan kata tidak saja.

Sebenarnya Reihan sangat tahu bagaimana keadaan hati Arumi saat ini, karena tanpa sepengetahuan Arumi, pak Didi sudah menceritakan semuanya terhadap Reihan.

Bagaimana hubungan Aldo dengan Arumi juga Reihan sangat tahu, namun dia hanya bisa berusaha untuk menghibur saja.

"Sudah sampai, nanti siang mau aku jemput untuk makan siang bersama tidak?" tanya Reihan.

"Terserah!" jawab Arumi seraya turun dari mobil Reihan.

Wajah Arumi terlihat datar tanpa ekspresi, namun, walaupun seperti itu Reihan terlihat sangat senang.

Karena Arumi berkata 'terserah', itu artinya dia masih ada kesempatan untuk menjemput Arumi dan mengajaknya makan siang bersama.

Setelah mengantarkan Arumi, Reihan langsung melajukan mobilnya menuju Resto miliknya.

Tiba di depan Resto, dia langsung memarkirkan mobilnya dan mengambil kunci untuk membuka Resto tersebut.

"Bismillah," ucapnya kala membuka pintu.tersebut.

Entah kenapa setelah dia membuka pintu Resto tersebut, hatinya terasa tidak enak. Bahkan dia merasa jika Restoran miliknya terasa berkabut dan berwarna gelap.

Dia bahkan sampai menyalakan semua lampu yang berada di setiap ruangan Restoran tersebut.

Namun, tetap saja dia merasa Restoran miliknya itu beraurakan hitam pekat.

"Ada apa Pak Bos?" tanya salah satu karyawan yang baru saja datang.

"Ah, tidak apa-apa. Kamu mulailah bekerja," kata Reihan.

Walaupun terasa ada keanehan, namun Reihan berusaha untuk berpikir positif. Dia langsung masuk ke dalam ruangannya dan mulai mengerjakan tugasnya.

Detik berganti menit, menit berganti jam. Hingga tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang.

Reihan merasa bingung, karena tidak seperti biasanya Resto miliknya terasa sangat sepi. Dia bahkan sampai keluar dari Resto dan duduk di salah satu bangku yang ada di luar Resto.

Dia terlihat memperhatikan orang-orang yang berada di luar Resto, ada beberapa pengunjung langganannya yang datang. Namun, tak lama kemudian mereka terlihat pergi.

Mereka hanya melongok saja ke arah Resto milik Reihan, Reihan benar-benar merasa tidak habis pikir dengan apa yang terjadi.

"Sebenarnya ada apa ini? Kenapa orang-orang yang melihat ke arah Resto terlihat aneh? Apakah telah terjadi sesuatu?" tanya Reihan lirih.

Karena tak juga mendapatkan jawaban, akhirnya Reihan masuk kembali ke dalam ruangannya. Dia terlihat merenungkan apa yang terjadi hari ini terhadap Restoran miliknya.

Terpopuler

Comments

Emak Femes

Emak Femes

haduuuh mantra nya sudah mulai bekerja nih

2022-08-23

0

☠ᵏᵋᶜᶟ𝐅❣️𝐀_𝐙⃝🦜

☠ᵏᵋᶜᶟ𝐅❣️𝐀_𝐙⃝🦜

moga cepet tau apa penyebab nya

2022-08-23

0

💋ShasaVinta💋

💋ShasaVinta💋

Salah si Aldo!!! dendam udah buat dia jadi jahat

2022-08-23

2

lihat semua
Episodes
1 Penolakan
2 Berjalan Tanpa Arah
3 Pemuja Nyai Ratu
4 Banyak Uang
5 Rumah Mewah
6 Gunjingan
7 Pindah Ke Rumah Baru
8 Kebersamaan
9 Pertemuan Terencana
10 Kecupan
11 Kedatangan Yuni
12 Cemburunya Arumi
13 Kesal
14 Rencana Jahat Aldo
15 Mendapatkan Apa yang Aldo Mau
16 Menaburnya
17 Berkilah
18 Datang Kembali
19 Mulut Dan Hati Yang Tidak Sama
20 Keanehan
21 Hal Gaib Itu Ada
22 Usaha Reihan
23 Semakin Menjadi
24 Incaran
25 Ketakutan
26 Bergidik
27 Ide Gila
28 Menemukan Mangsa
29 Menyerahkan Tumbal Pertama
30 Hampir Saja
31 Hari Ini
32 Pemakaman Meli
33 Nyai Ratu Dalam Tubuh Arumi
34 Tidak Ingat
35 Perasaan Arumi
36 Bingung
37 Ungkapan Reihan
38 Menjalankan Misi
39 Mimpi
40 Kiriman
41 Aldo Kepansan
42 Diobati
43 Manusia Taat Agama
44 Merasa kesal
45 Gamangnya Hati Seorang Bapak
46 Kecewanya Pak Didi
47 Stoke Ringan
48 Belum Mau Bicara
49 Kekesalan Aldo
50 Bingung
51 Merasa Sedih
52 Permintaan Reihan
53 Kepanasan Lagi
54 Pertimbangan
55 Bahagia Dalam Kesedihan
56 Curiga
57 Berkunjung
58 Madu Atau Ratu?
59 Takut
60 Paman Alan Berkunjung
61 Bingung
62 Kekesalan Aldo
63 Cemburu
64 SAH
65 Resepsi Pernikahan
66 Malam Pengantin 1
67 Malam Pengantin 2
68 Kecurigaan Arumi
69 Kesalnya Arumi
70 Aldo Kebingungan
71 Bahagia Atau Duka
72 Kecemburuan Nyai Ratu
73 Asisten Rumah Tangga
74 Mencoba Menghindar
75 Kedatangan Bi Inah
76 Buah Simalakama
77 Kehilangan
78 Mencari Tahu
79 Siapa Yang Sudah Tega?
80 Terdiam
81 Tinggal Di Rumah Mertua
82 Pengakuan Aldo
83 Kepanasan
84 Bantuan
85 Nasehat Pak Ustadz
86 Kebakaran
87 Rata Dengan Tanah
88 Semakin Lemah
89 Sudah Lebih Baik
90 Pulang Ke Rumah
91 Mencoba Melawan
92 Berserah Diri
93 Bagaimana Jika Aku Tidak Cantik?
94 Rencana Aldo
95 Dari Awal Lagi
96 Kata Yang Mengejutkan
97 Diterima
98 Buka Puasa
99 Merasa Lebih Baik
100 Meminta Maaf
101 Moment Kebersamaan
102 Hari Bahagia Reihan
103 Otewe
104 Melepas Masa Keprjakaan
105 Namanya Juga Hidup
106 Benarkah Itu?
107 Kabar Bahagia
108 Happy Ending
109 Pengumuman
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Penolakan
2
Berjalan Tanpa Arah
3
Pemuja Nyai Ratu
4
Banyak Uang
5
Rumah Mewah
6
Gunjingan
7
Pindah Ke Rumah Baru
8
Kebersamaan
9
Pertemuan Terencana
10
Kecupan
11
Kedatangan Yuni
12
Cemburunya Arumi
13
Kesal
14
Rencana Jahat Aldo
15
Mendapatkan Apa yang Aldo Mau
16
Menaburnya
17
Berkilah
18
Datang Kembali
19
Mulut Dan Hati Yang Tidak Sama
20
Keanehan
21
Hal Gaib Itu Ada
22
Usaha Reihan
23
Semakin Menjadi
24
Incaran
25
Ketakutan
26
Bergidik
27
Ide Gila
28
Menemukan Mangsa
29
Menyerahkan Tumbal Pertama
30
Hampir Saja
31
Hari Ini
32
Pemakaman Meli
33
Nyai Ratu Dalam Tubuh Arumi
34
Tidak Ingat
35
Perasaan Arumi
36
Bingung
37
Ungkapan Reihan
38
Menjalankan Misi
39
Mimpi
40
Kiriman
41
Aldo Kepansan
42
Diobati
43
Manusia Taat Agama
44
Merasa kesal
45
Gamangnya Hati Seorang Bapak
46
Kecewanya Pak Didi
47
Stoke Ringan
48
Belum Mau Bicara
49
Kekesalan Aldo
50
Bingung
51
Merasa Sedih
52
Permintaan Reihan
53
Kepanasan Lagi
54
Pertimbangan
55
Bahagia Dalam Kesedihan
56
Curiga
57
Berkunjung
58
Madu Atau Ratu?
59
Takut
60
Paman Alan Berkunjung
61
Bingung
62
Kekesalan Aldo
63
Cemburu
64
SAH
65
Resepsi Pernikahan
66
Malam Pengantin 1
67
Malam Pengantin 2
68
Kecurigaan Arumi
69
Kesalnya Arumi
70
Aldo Kebingungan
71
Bahagia Atau Duka
72
Kecemburuan Nyai Ratu
73
Asisten Rumah Tangga
74
Mencoba Menghindar
75
Kedatangan Bi Inah
76
Buah Simalakama
77
Kehilangan
78
Mencari Tahu
79
Siapa Yang Sudah Tega?
80
Terdiam
81
Tinggal Di Rumah Mertua
82
Pengakuan Aldo
83
Kepanasan
84
Bantuan
85
Nasehat Pak Ustadz
86
Kebakaran
87
Rata Dengan Tanah
88
Semakin Lemah
89
Sudah Lebih Baik
90
Pulang Ke Rumah
91
Mencoba Melawan
92
Berserah Diri
93
Bagaimana Jika Aku Tidak Cantik?
94
Rencana Aldo
95
Dari Awal Lagi
96
Kata Yang Mengejutkan
97
Diterima
98
Buka Puasa
99
Merasa Lebih Baik
100
Meminta Maaf
101
Moment Kebersamaan
102
Hari Bahagia Reihan
103
Otewe
104
Melepas Masa Keprjakaan
105
Namanya Juga Hidup
106
Benarkah Itu?
107
Kabar Bahagia
108
Happy Ending
109
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!