Setelah kemarin berhasil membeli rumah mewah, hari ini Aldo juga berniat untuk membeli mobil. Dia juga ingin membeli baju mewah dan dia juga ingin membeli perabotan rumah tangga.
Tentunya dengan uang yang dia dapatkan dari Nyai Ratu, upah dari imannya yang telah terjual.
Dia ingin benar-benar terlihat seperti orang kaya baru. Bahkan saat berjalan pun Aldo terlihat pongah.
Aldo tidak ingin dihina lagi, dia ingin dihargai. Dia juga ingin dihomati dan tak ada lagi yang berani mengolok-olok dirinya.
Aldo pun benar-benar melaksanakan niatnya, hari ini Aldo benar-benar pergi untuk membeli semua keperluannya.
Membeli semua barang yang menurutnya sangat dibutuhkan, untuk menunjang penampilannya saat ini.
Saat Aldo berjalan dengan motor bututnya menuju ke pusat kota, semua orang terlihat memandangnya dengan tatapan penuh curiga. Aldo hanya seorang pemuda yang bekerja sebagai penjual tempe.
Bahkan salah satu warga yang penasaran pun langsung memberhentikan Aldo di tengah jalan.
"Berhenti kamu!" seru Pak Ruly.
Aldo dengan sigap mengerem motornya dan menepikannya.
“Ada apa ya, Pak?” tanya Aldo.
“Itu, anu. Saya Cuma mau nanya, Nak Aldo mau kemana?” tanya Pak Ruly.
“Saya mau ke kota, Pak. Mau belanja, mau ikut?” tanya Aldi dengan senyum ramahnya.
“Ng—ngga, saya Cuma nanya aja.” Pak Ruly terlihat bergidig saat menatap aura Aldo, entah apa yang dia lihat.
“Ya sudah kalau gitu, saya permisi.” Aldo kembali melajukan motor bututnya menuju tempat yang dia inginkan.
Pak Ruly hanya bisa menatap aneh pada Aldo, dia merasa heran dengan kehidupan Aldo yang berubah dalam semalam.
Entah kenapa dia merasa enggan untuk bertanya tentang kekayaannya, dia merasa ngeri saat melihat aura Aldo.
Dia memang memempunyai penghasilan kecil, bahkan keadaan di rumahnya pun sangat menghawatirkan.
Dia juga mendapatkan penolakan dari bapaknya Arumi, karena kemiskinannnya. Lalu, tiba-tiba saja dia bisa kaya dalam satu malam.
Warga pun mulai menaruh curiga, banyak pertanyaan yang ingin mereka lontarkan. Bahkan gonjang-ganjing pun tedengar, banyak orang yang mulai membicarakan Aldo.
“Hebat banget si Aldo itu, masa dalam satu malam dia bisa jadi kaya? Padahal aku lihat malamnya nangis-nangis sambil jalan tak tentu arah.” Kata Bu Narto.
“Jangan-jangan dia muja!” tebak Bu Rere.
“Saya rasa dia ngepet, soalnya duitnya langsung banyak.” Pak Harjo berucap dengan yakin.
“Miara tuyul kayaknya, langsung selusin kali. Jadinya langsung kaya,” tebak Pak Ijan.
“Aduh-aduh, kalian ribet malah main tebak-tebakan. Kalau dia pulang nanti kita serang aja, kita cecer dengan pertanyaan dari kita. Pasti nati dia ngaku,” ucap Bu Halimah menggebu.
“Bener tuh bener,” sahut Bu Rina.
Akhirnya setelah melewati banyak perdebatan, para warga pun setuju akan bertanya Langsunh pada Aldo.
Jika dia terbukti terduga pesugihan atau yang lainnya, maka warga tak akan segan untuk mengusir Aldo dari kota rtersebut.
Sebenarnya, Aldo sudah mengantisipasinya dengan baik. Dia sudah memikirkan apa yang akan dia katakan nanti kalau para warga curiga padanya.
Beruntung, Aldo dilahirkan oleh seorang wanita asal Uzbekistan. Saat ibunya baru saja melahirkan Aldo, ibunya harus dideportasi ke negara asalnya.
Karena ternyata dia tak mempunyai izin tinggal yang legal di sana.
Sedari kecil, Aldo hanya bisa mendapatkan kasih sayang seorang bapak. Dengan setianya, bapaknya Aldo pun membesarkannya sendirian.
Dia seolah trauma untuk menikah lagi, dia benar-benar memberikan kasih sayang bapak dan Ibu sekaligus terhadap Aldo. Maka dari itu, Aldo pun akan menggunakan alasan tersebut.
Setelah seharian di pusat kota, Aldo pulang dengan menggunakan mobil mewah keluaran terbaru.
Barang-barang yang dia pakai pun terlihat mewah dan terbuat dari bahan berkualitas tinggi.
Aldo juga sudah membeli perlengkapan perabotan rumah tangga untuk rumah barunya, barang-barang yang tentunya terlihat mewah dan mahal.
Tentunya langsung dia tata dengan rapi di rumah barunya tersebut, agar semua keinginannya segera terealisasikan.
Aldo sengaja pulang ke rumah lamanya, karena uangnya memang masih dia simpan di bawah kolong ranjang.
Baru saja Aldo tiba dan hendak merebahkan tubuh lelahnya, tiba-tiba saja dia mendengar suara ribut-ribut di depan rumahnya.
Aldo segara keluar dari dalam rumahnya, karena dia merasa sangat penasaran.
Semua warga, sengaja berbondong-bondong untuk bertanya secara langsung pada Aldo. Mereka penasaran, mereka ingin tahu kehidupan yang kini di jalani oleh Aldo.
Aldo yang begitu lelah karena baru datang pun, dengan sabar menghampiri para warga yang datang ke rumahnya.
“Ada apa ya, Pak, Bu?” tanya Aldo sopan.
Aldo sebenarnya sudah tahu dengan apa yang akan ditanyakan oleh para warga, hanya untuk kesopanan saja, Aldo bertanya seperti itu.
Salah satu warga yang bernama Pak Bimo langsung maju, dia memberanikan diri untuk menghampiri Aldo dan mendekat.
“Maaf, Nak Aldo. Kami hanya ingin bertanya, dari mana harta yang Nak Aldo dapat? Kenapa Nak Aldo, bisa mendapatkan harta kekayaan yang banyak hanya dalam satu malam?” tanya Pak Bimo.
Aldo tak menampakan rasa emosi sama sekali, dia bersikap begitu tenang. Dia pun langsung tersenyum, dan mulai bersuara.
“Bapak dan Ibu sekalian pasti tahu, jika Mom saya, adalah orang Uzbekistan. Saya sudah bertemu dengannya, ternyata beliau mempunyai harta yang luar biasa banyak. Sehingga, dia mewariskan harta kekayaannya pada saya seorang,” jelas Aldo.
Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang berkumpul nampak mengangguk-anggukan kepalanya. Mereka berpikir, jika alasan yang Aldo ucapkan sangatlah masuk akal.
Akan tetapi, tetap saja mereka merasa curiga. Salah seorang Ibu-ibu yang bernama Painem pun langsung maju dan menghampiri Aldo.
“Lalu, di mana Mom’nya, Nak Aldo? Kenapa tak ikut tinggal dengann Nak Aldo?” tanya Bu Painem dengan penuh selidik dan rasa ingin tahu yang sangat besar.
Aldo pun langsung tersenyum, dia sudah tahu jika mereka pasti akan mencari informasi dengan sangat detail, pikirnya.
“Setelah Mom, memberikan semua hartanya. Dia kembali ke negara asalnya, karena masih harus mengurus perusahaan miliknya.” Aldo berbicara dengan sangat tenang, sehingga perkumpulan Ibu-ibu dan bapak-bapak kepo pun terlihat percaya.
“Baiklah, kalau begitu. Maaf, sudah mencurigai kamu,” ucap Bu Saodah.
“It’s oke, kalau diantara Ibu atau Bapak ada yang membutuhkan bantuan, bisa datang langsung ke saya. Saya siap membantu,” ujar Aldo.
Terdengar riuh dari bapak-bapak dan ibu-ibu yang hadir di sana, mereka seakan sedang menimbang-nimbang apa yang diucapkan oleh Aldo.
“Nanti kami pertimbangkan,” ucap Bu Tukiyem.
“Ya, kalau ada yang butuh bantuan. Jangan sungkan,” ucap Aldo.
“Ah, Iya-iya. Kalau begitu, kami permisi,” kata Pak Boim.
Setelah mendapatkan jawaban dari Aldo, Ibu-ibu dan bapak-bapak yang mengerumuni rumah Aldo pun langsung membubarkan diri.
Aldo langsung tersenyum penuh kemenangan, dia langsung masuk ke dalam rumahnya dan langsung berdecak senang, karena dia bisa mengelabui para tetangganya.
“Mom, maaf. Karena aku menggunakan namamu untuk menutupi kesalahanku, aku bahkan tak tahu apa kamu masih hidup atau tidak.” Aldo mencoba untuk memejamkan matanya.
*
BERSAMBUNG....
Jangan lupa tinggalkan jejak....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
_yuniarti.sherli_
lah nnti ibunya beneran masih hidup dan kaya beneran gimana hayolo kan nyesel jadinya
2025-01-02
1
🦋⃟ℛ★✞︎🍀ͷ𝜊ᷠͷͭαͭ🍀✞︎ༀ☘ ★ᴬ🎤🎧
kalau saya jadi warga di situ ogah minta uang dari aldo terus bagaimana hubungan nya dengan ayumi
2022-08-23
1
Emak Femes
Ckckckck
kepenak ya Do mbodoni tanggane 😄😄
2022-08-23
0