Berjalan Tanpa Arah

Aldo langsung terlonjak kaget. Akan tetapi, saat tahu jika Arumi yang datang, Aldo langsung tersenyum.

Aldo langsung membalikan badannya dan dia tatap wajah cantik pujaan hatinya.

“Ada apa, hem? Berani sekali kamu datang ke kandang macan, nanti ada yang hilang tau rasa kamu.” Aldo langsung mencuil dagu Arumi dan Arumi langsung tersipu.

‘’Ngga apa-apa, Mas. Malahan, aku ngarepnya kaya gitu. Mas hamilin aku saja, biar bapak mau nikahin kita.” Arumi langsung berjinjit dan menautkan bibirnya.

Aldo sangat kaget dengan apa yang dilakukan oleh Arumi. Akan tetapi, walau bagaimnapun juga, Aldo lelaki normal.

Aldo yang merasa senang langsung membalas tautan bibir Arumi. Mereka saling menautkan bibir, saling membelit lidah dan saling mencecap rasa manis.

Arumi terlihat tidak sabar, tangannya langsung turun ke bawah dan dengan kesadaran penuh dia mengusap milik Aldo.

Aldo langsung terkesiap, dia langsung melepaskn tautan bibir mereka dan menatap Arumi dengan intens.

“Kamu mau apa?” tanya Aldo dengan suara parau.

“Aku mau kamu, Mas. Hamilin aku, aku udah siap,” pinta Arumi.

Arumi seakan sudah siap dengan apa pun yang akan terjadi terhadap dirinya nantinya.

“Tidak, Sayang. Aku benar-benar mencintai kamu, aku tidak akan melakukan itu sebelum kita menikah.” Aldo menuntun Arumi untuk duduk di ujung tempat tidur, dia berusaha menyadarkan Arumi.

“Akunya mau, kamu juga mau. Punya kamu udah siap banget, kita lakukan itu sekarang.” Arumi merengek seperti anak kecil yang minta dibelikan mainan. 

“Semua ada waktunya, Sayang. Jangan bertindak gegabah, dosa.” Aldo kembali mengingatkan.

Arumi langsung tertunduk lesu, dia tahu jika yang dia lakukan adalah salah. Akan tetapi, dia hanya ingin segera menikah dengan Aldo. Apa itu salah?

Arumi berpikir, hanya itu jalan satu-satunya yang harus mereka lakukan. Karena sudah dapat di pastikan, jika bapaknya yang keras kepala itu, tidak akan memberikan izin padanya untuk menikah dengan Aldo. 

“Maaf,” hanya itu kata yang keluar dari bibir mungil Arumi.

Aldo langsung merengkuh tubuh Arumi dan menariknya ke dalam pelukannya, dia mengusap lembut punggung kekasihnya agar Arumi merasa lebih tenang.

“Sekarang, kamu pulang. Besok, aku datang ke rumah kamu. Aku akan melamar kamu, meminta kamu secara baik-baik kepada bapak kamu,” terang Aldo.

Mata Arumi langsung berbinar, dia sangat senang dengan apa yang dia dengar. Ternyata Aldo memang benar-benar berniat untuk melamarnya.

“Benarkah, Mas?” tanya Arumi antusias.

Aldo langsung menganggukkan kepalanya, tentu saja itu benar, pikirnya.

“Benar, Sayang. Berdo’alah, semoga bapak kamu merestui hubungan kita.” Aldo langsung mengecup kening Arumi dengan penuh kasih sayang.

Arumi sangat senang, Arumi begitu bahagia karena dia akan segera dilamar oleh kekasih hatinya, lelaki yang begitu dia cinta.

Namun sayangnya semua tak sesuai rencana, kini baik Aldo atau pun Arumi sama-sama menderita.

*/*

Malam semakin larut, Aldo masih saja duduk sambil memandang langit dengan cahaya bulan yang sangat terang. 

Malam ini, bulan terlihat begitu bulat, bersinar begitu terang dan terlihat agak kemerahan.

Aldo yang sedang patah semangat, Aldo yang sedang sakit hati. Seakan tak ingin beranjak kemana pun, dia hanya ingin meratapi nasib sialnya. 

Masih teringat dengan jelas saat pak Didi, menghinanya. Masih teringat jelas, saat pak Didi menolak untuk menjadikannya seorang menantu. 

Hidupnya seakan hancur, karena tidak bisa menikah dengan wanita yang dia cintai. Wanita yang berhasil menaklukan hati Aldo selama enam tahun ini.

Dalam satu hari saja, hati Ado luluh lantah dengan penghinaan yang di lontarkan oleh bapak dari wanita yang sangat dia cintai. 

“Ya tuhan, apakah aku tidak pantas bahagia? Apakah aku tidak pantas bersanding dengan wanita pujaan hatiku?” tanya Aldo lirih. 

Kiamat, seakan menghampirinya. Langit, seakan runtuh menimpa dinding pertahanan hatinya. 

Aldo sudah merasa tidak bersemangat lagi. Rasanya, Aldo ingin mengakhiri hidupnya saja.

“Aku harus mencari cara, untuk mendapatkan uang yang banyak. Agar aku bisa menikah dengan Arumi,” ucap Aldo lirih.

Karena pikirannya yang benar-benar sedang kalut, Aldo seakan tak mampu berpikir dengan jernih. 

Aldo berjalan menyusuri jalan setapak yang ada di depan rumahnya, dia berjalan tanpa tujuan. 

Aldo melangkahkan kakinya tanpa arah, yang ingin dia lakukan saat ini. Hanyalah pergi sejauh mungkin, kemanapun yang terpenting bisa membuat hatinya lebih tenang. 

Untuk saat ini, Aldo hanya ingin jauh dari wanita yang bernama Arumi. Karena, kalau Aldo terus berada di sana. Aldo takut akan memperkosa Arumi. 

Karena Aldo, begitu memuja kekasihnya itu. Aldo ingin memilikinya, Aldo ingin menikahi wanitanya. 

Wanita yang selalu menghiasi hari-harinya. Saat Arumi mengajaknya untuk berhubungan intim pun, Aldo bukan tidak ingin. 

Aldo sangat menginginkannya. Akan tetapi, Aldo selalu berusaha untuk menjaga kesucian kekasih hatinya. 

Empat jam sudah Aldo berjalan tanpa arah, hingga tanpa dia sadari, dia masuk ke dalam hutan terlarang. 

Hutan angker yang penuh dengan misteri, tidak ada yang pernah berani menginjakan kaki mereka di sana. 

Karena menurut keyakinan mereka, hutan itu adalah hutan kutukan. Hutan terlarang yang penuh dengan pesona para iblis, setan dan siluman. 

Aldo terus berjalan, hingga Aldo pun masuk lebih dalam lagi. Aldo yang merasa lelah, langsung berhenti saat melihat gubuk yang ada di depannya. 

Aldo langsung masuk dan duduk di atas dipan yang ada di dalam gubuk tersebut. Dia duduk sambil melamun, mengingat-ingat tentang apa yang di ucapkan oleh pak Didi padanya. 

“Aku janji Arumi, aku akan melamar kamu. Aku akan mencari cara agar aku bisa dapat uang yang banyak, agar kita bisa cepat bersatu.” Aldo berucap dengan lirih.

Saat Aldo sedang larut dalam lamunannya, tiba-tiba saja ada seorang wanita cantik yang menghampirinya. 

Wanita itu berbaju serba putih, sangat seksi dan menggoda. Aldo sampai mengerjap-ngerjapkan matanya berkali-kali. 

Dia takut salah dengan apa yang dia lihat. Akan tetapi, wanita itu benar-benar nyata. Bahkan wanita itu duduk di samping Aldo, sambil mengelus lembut lengan Aldo. 

Tangan wanita itu terasa sangat dingin. Akan tetapi, Aldo seakan tak perduli. Karena hatinya yang beku, terasa lebih dingin.

“Patah hati?” wanita cantik itu mulai membuka suara, Aldo hanya menganggukan kepalanya tanda mengiyakan.

Wanita cantik itu langsung tersenyum, tanpa Aldo duga, wanita cantik itu langsung duduk di atas pangkuan Aldo.

Tangan wanita itu nampak mengelus dada Aldo dan wanita itu pun mendekatkan bibirnya ke cuping telinga Aldo. 

“Panggil aku, Nyai Ratu. Aku tahu, jika kamu saat ini sedang patah hati. Karena kamu tidak mempunyai harta, sehingga kamu ditolak oleh calon mertua kamu. Kamu di hina, di anggap sampah tak berguna.” Nyai Ratu mengusap dada Aldo sampai turun ke bawah. 

Aldo hanya terdiam dengan bibir yang menganga lebar.

*

*

BERSAMBUNG....

Jangan lupa tinggalkan jejak, yes. Dukungan kaleyan adalah semangat bagiku, 😍😍😍😍

Terpopuler

Comments

Khairizal

Khairizal

yes,, aja dulu,,

2023-02-24

0

🍭ͪ ͩ印尼🇮🇩小姐 ᗯ𝐢DYᗩ☠ᵏᵋᶜᶟ

🍭ͪ ͩ印尼🇮🇩小姐 ᗯ𝐢DYᗩ☠ᵏᵋᶜᶟ

patah hati membawa petaka

2022-08-23

4

Emak Femes

Emak Femes

aja melongo Do

2022-08-23

0

lihat semua
Episodes
1 Penolakan
2 Berjalan Tanpa Arah
3 Pemuja Nyai Ratu
4 Banyak Uang
5 Rumah Mewah
6 Gunjingan
7 Pindah Ke Rumah Baru
8 Kebersamaan
9 Pertemuan Terencana
10 Kecupan
11 Kedatangan Yuni
12 Cemburunya Arumi
13 Kesal
14 Rencana Jahat Aldo
15 Mendapatkan Apa yang Aldo Mau
16 Menaburnya
17 Berkilah
18 Datang Kembali
19 Mulut Dan Hati Yang Tidak Sama
20 Keanehan
21 Hal Gaib Itu Ada
22 Usaha Reihan
23 Semakin Menjadi
24 Incaran
25 Ketakutan
26 Bergidik
27 Ide Gila
28 Menemukan Mangsa
29 Menyerahkan Tumbal Pertama
30 Hampir Saja
31 Hari Ini
32 Pemakaman Meli
33 Nyai Ratu Dalam Tubuh Arumi
34 Tidak Ingat
35 Perasaan Arumi
36 Bingung
37 Ungkapan Reihan
38 Menjalankan Misi
39 Mimpi
40 Kiriman
41 Aldo Kepansan
42 Diobati
43 Manusia Taat Agama
44 Merasa kesal
45 Gamangnya Hati Seorang Bapak
46 Kecewanya Pak Didi
47 Stoke Ringan
48 Belum Mau Bicara
49 Kekesalan Aldo
50 Bingung
51 Merasa Sedih
52 Permintaan Reihan
53 Kepanasan Lagi
54 Pertimbangan
55 Bahagia Dalam Kesedihan
56 Curiga
57 Berkunjung
58 Madu Atau Ratu?
59 Takut
60 Paman Alan Berkunjung
61 Bingung
62 Kekesalan Aldo
63 Cemburu
64 SAH
65 Resepsi Pernikahan
66 Malam Pengantin 1
67 Malam Pengantin 2
68 Kecurigaan Arumi
69 Kesalnya Arumi
70 Aldo Kebingungan
71 Bahagia Atau Duka
72 Kecemburuan Nyai Ratu
73 Asisten Rumah Tangga
74 Mencoba Menghindar
75 Kedatangan Bi Inah
76 Buah Simalakama
77 Kehilangan
78 Mencari Tahu
79 Siapa Yang Sudah Tega?
80 Terdiam
81 Tinggal Di Rumah Mertua
82 Pengakuan Aldo
83 Kepanasan
84 Bantuan
85 Nasehat Pak Ustadz
86 Kebakaran
87 Rata Dengan Tanah
88 Semakin Lemah
89 Sudah Lebih Baik
90 Pulang Ke Rumah
91 Mencoba Melawan
92 Berserah Diri
93 Bagaimana Jika Aku Tidak Cantik?
94 Rencana Aldo
95 Dari Awal Lagi
96 Kata Yang Mengejutkan
97 Diterima
98 Buka Puasa
99 Merasa Lebih Baik
100 Meminta Maaf
101 Moment Kebersamaan
102 Hari Bahagia Reihan
103 Otewe
104 Melepas Masa Keprjakaan
105 Namanya Juga Hidup
106 Benarkah Itu?
107 Kabar Bahagia
108 Happy Ending
109 Pengumuman
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Penolakan
2
Berjalan Tanpa Arah
3
Pemuja Nyai Ratu
4
Banyak Uang
5
Rumah Mewah
6
Gunjingan
7
Pindah Ke Rumah Baru
8
Kebersamaan
9
Pertemuan Terencana
10
Kecupan
11
Kedatangan Yuni
12
Cemburunya Arumi
13
Kesal
14
Rencana Jahat Aldo
15
Mendapatkan Apa yang Aldo Mau
16
Menaburnya
17
Berkilah
18
Datang Kembali
19
Mulut Dan Hati Yang Tidak Sama
20
Keanehan
21
Hal Gaib Itu Ada
22
Usaha Reihan
23
Semakin Menjadi
24
Incaran
25
Ketakutan
26
Bergidik
27
Ide Gila
28
Menemukan Mangsa
29
Menyerahkan Tumbal Pertama
30
Hampir Saja
31
Hari Ini
32
Pemakaman Meli
33
Nyai Ratu Dalam Tubuh Arumi
34
Tidak Ingat
35
Perasaan Arumi
36
Bingung
37
Ungkapan Reihan
38
Menjalankan Misi
39
Mimpi
40
Kiriman
41
Aldo Kepansan
42
Diobati
43
Manusia Taat Agama
44
Merasa kesal
45
Gamangnya Hati Seorang Bapak
46
Kecewanya Pak Didi
47
Stoke Ringan
48
Belum Mau Bicara
49
Kekesalan Aldo
50
Bingung
51
Merasa Sedih
52
Permintaan Reihan
53
Kepanasan Lagi
54
Pertimbangan
55
Bahagia Dalam Kesedihan
56
Curiga
57
Berkunjung
58
Madu Atau Ratu?
59
Takut
60
Paman Alan Berkunjung
61
Bingung
62
Kekesalan Aldo
63
Cemburu
64
SAH
65
Resepsi Pernikahan
66
Malam Pengantin 1
67
Malam Pengantin 2
68
Kecurigaan Arumi
69
Kesalnya Arumi
70
Aldo Kebingungan
71
Bahagia Atau Duka
72
Kecemburuan Nyai Ratu
73
Asisten Rumah Tangga
74
Mencoba Menghindar
75
Kedatangan Bi Inah
76
Buah Simalakama
77
Kehilangan
78
Mencari Tahu
79
Siapa Yang Sudah Tega?
80
Terdiam
81
Tinggal Di Rumah Mertua
82
Pengakuan Aldo
83
Kepanasan
84
Bantuan
85
Nasehat Pak Ustadz
86
Kebakaran
87
Rata Dengan Tanah
88
Semakin Lemah
89
Sudah Lebih Baik
90
Pulang Ke Rumah
91
Mencoba Melawan
92
Berserah Diri
93
Bagaimana Jika Aku Tidak Cantik?
94
Rencana Aldo
95
Dari Awal Lagi
96
Kata Yang Mengejutkan
97
Diterima
98
Buka Puasa
99
Merasa Lebih Baik
100
Meminta Maaf
101
Moment Kebersamaan
102
Hari Bahagia Reihan
103
Otewe
104
Melepas Masa Keprjakaan
105
Namanya Juga Hidup
106
Benarkah Itu?
107
Kabar Bahagia
108
Happy Ending
109
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!