Pagi hari yang indah di Mansion orang kaya~
"Penampilan pagi hari ini gimana ya?" Gumam Seren menatap liar kamar tidur barunya.
Jujur, hampir selama hidupnya yang baru ultah beberapa minggu lalu, memiliki kamar semewah ini adalah impian paling nikmat yang pernah Seren miliki, minus pemiliknya.
Seren begitu terpukau luar dalam, tapi dia harus jaga image di depan si Bule jahat itu. Seren tidak boleh lengah dan untuk itu, kali ini Seren akan memanfaatkan kepintaran otaknya untuk menghapal seluruh area rumah ini agar suatu hari nanti saat Seren ingin mengambil ATM si bule, ia tidak perlu susah payah untuk membuang air ludah berbicara manis.
Tapi sebelum itu, mencari pakaian dan berdandan kece adalah pilihan wajib yang paling utama.
"Anjay, cakep bener diriku. Gak sia-sia jadi simpanan orang kaya," Gumam Seren tersenyum senang di depan cermin.
"Oh iya! Hampir aja lupa (mengambil smartphone) gak afdhol rasanya kalau aku gak selfie dulu sebelum melancarkan aksi menghapal letak harta karun khikhikhi" Lanjut Seren tertawa seraya memotret diri sendiri.
"Hey semua, Seren disini. Hari ini aku bakal memperlihatkan bagaimana cara seorang wanita itu bekerja mencari harta karun berbentuk kartu pipih secara slay hahahahahahahahahahaha...." Tawa membahana Seren mengiyakan isi fikirannya sendiri.
.......
.......
.......
.......
...SADNESS...
...Gak seindah itu...
.......
.......
.......
.......
"Robert, tolong kamu susun kembali jadwal saya siang ini. Beberapa jadwal sepertinya akan bentrok saat saya membalikkan pekerjaan ini." Perintah William membalikkan dokumen dalam genggamannya.
"Baik tuan." Balas Robert patuh, ia mulai mengetik sesuatu hal di tablet yang selalu ia genggam kemanapun ia pergi itu.
Dalam keadaan ruangan yang cukup gelap, William mulai mengetik beberapa hal di Pc. Tidak ingin mengganggu, Robert yang peka dengan keadaan akhirnya memilih untuk undur diri meninggalkan William yang hanya membalas dengan gumaman singkat.
.
.
.
Seren POV.
Sudah hampir satu jam setengah aku mengitari mansion ini, namun bukannya dapat hoky aku malah dapat hadiah di kejar buaya yang tiba-tiba muncul dari danau indah yang ku fikir aman-aman jaya gitu.
Rupanya kagak, bang*sat emang. Apalagi tadi aku habis ke sandung material yang tiba-tiba jatuh dari lantai lima. Aneh tapi nyata, setelah di timpuk railing aku malah ke cipratan berkah tuhan.
"WOY BABI!!! ENAK BANGET LU BER*AK DI ATAS KEPALA SUCI YANG BELUM DI KIKAH BAPAK GUAAAAHHH!!!! DASAR BURUNG BABI BALEK LU BIAR GUA JADIIN BURUNG GULAIII!!!" Pekik ku memarahi burung gereja yang malah buang muka terbang menjauhi diriku yang siap melempar sendal jepit ke arah burung itu.
"Anji*nk, andai aku hidup di genre fantasy pasti aku udah ngeluarin sayap suci dari punggung ringkih ini." Makiku sendirian dan kembali menjatuhkan sendal jepit kemudian memakainya kembali.
Sedikit menghela nafas, aku malah menyentuh pangkal hidung sendiri, mencoba berpikir.
"Kenapa aku kayak orang tolol ya?" Gumamku bertanya pada angin yang tak terlihat namun terasa itu.
.
.
.
Di tengah darmawisata yang membosankan ini, di sepanjang lorong aku hanya melihat lorong sepi dengan lukisan dan perabotan mewah memenuhi.
Terkadang juga berjumpa dengan beberapa pelayan yang sedang bekerja. Jujur saja, saat menyapa mereka aku merasakan aura kecanggungan yang begitu kental terasa. Namun, mungkin itu semua karna aku yang masihlah belum memperkenalkan diri, mungkin begitu.
"Ya mungk-"
"Hahahahahahha, jangan begitu Julieta. Aku tidak bermaksud seperti itu, ku mohon percayalah, ok?"
Suara ini, Hmph! Sudah pasti si Bule aneh itu. Aku memilih untuk bersembunyi di antara tiang besar di sudut ruangan.
Setelah merasa cukup aman bagiku, aku akhirnya mencoba untuk mengintip sedikit. Mencoba melihat apa yang sedang di lakukan bule absurb satu itu dengan tablet di genggaman kokohnya.
"Tampan." Tanpa sadar kata itu tergelincir begitu saja keluar dari mulutku yang langsung menganga saat melihat senyuman pria bule yang memperkenalkan diri sebagai William beberapa hari lalu padaku itu.
"Eh? Apa tadi? Tampan? Sepertinya otak ini kurang dibilas pake detergen, mana mungkin bule sortiran itu tampan, ngak mungkin. Ngibrit nih otakku semenjak disini." Omelku pada diri sendiri, tanpa sadar malah menguatkan suara sekeras toa masjid.
Seren POV End.
"Da-" William langsung memutuskan ucapannya saat mendengar suara Seren yang begitu keras.
Pandangan William langsung teralihkan pada tiang besar di sudut ruangan, tatapannya bertanya.
"......"
"Aaaa.. Ah! Iya, nanti aku telfon lagi Julieta karna ada hamster rabies lepas dari kandang, ok. Iya aku juga mencintaimu sayang , ok bye... " Ucap William menutup panggilan.
"Hahhh.... Ada apa lagi dengan gadis kampung ini, setiap hari kelakuannya pasti aneh saja." Dengus William berjalan ke arah Seren yang masih belum menyadari kehadiran William yang semakin mendekatinya.
"Anjay.... Aaaaaa.... Dia itu jelek, bau, mulut setan, iblis, invesible Man yang gak punya etiket ngomong lemah lembut, pokoknya dia adalah spesies yang harus di jauhi saat kau sadar dia ada di radius terdek-"
"Terdekat bagaimana lagi yang kau bicarakan jika aku sudah berada tepat di belakangmu," Ucap William memotong ucapan Seren yang langsung diam membeku di tempatnya.
"Berbaliklah agar kalimat berikutnya bisa menusuk Ulu hatimu Seren." Lanjut William menekan ucapannya seakan menahan marah pada Seren yang langsung bergetar.
Baiknya aku kabur aja, dengerin si bule itu malah akan membuat masa depan suram.
Inner hati Seren bersiap kabur, namun....
.......
.......
.......
.......
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Miu Nh.
hei hei hei, ini william? uwu~
ku pikir ku pikir,, ah! visualku gk seperti ini thooorr, huh /Shame//Shame/
2025-04-20
0
shabiraalea
cantikk bangetttt 🫶🏻🫶🏻🫶🏻
2025-04-19
0
Rini Antika
sadis amat bang, nyebut cewek cakep hamster rabies..😜
2022-08-15
0