"Sudah kukatakan tidak" Jawab suara itu datar.
"Tapi tuaaannn, ini benar-benar berlian, saya sangat yakin" Ucap Guntur berusaha meyakinkan William yang hanya diam enggan untuk menggubris.
"Sekali tidak ya tidak, ROBERT! (Berteriak) cepat bawa orang gila ini pergi dari rumahku!!" Perintahnya emosi langsung melepaskan tangan guntur dari lengannya dengan hentakan kasar.
"T-tapi t-tuan tuan!!!"
BRAK!!!
Guntur di tendang keluar dari mansion mewah itu oleh dua bodyguard berbadan besar. Ia sedikit terkejut dan menatap pintu besar yang sudah tertutup rapat itu nanar.
"Sombong sekali orang ini! Lihat saja, kau akan ku buat menyesal William Birtrainy!" Kesal Guntur menunjuk pintu seakan menunjuk William secara langsung.
.
.
.
Rumah bordil.
"Seren!!!" Ririn masih kesal dengan Seren yang tak mengikuti ucapannya. Bahkan sekarang Seren sudah meringkuk ketakutan di sudut ruangan layaknya anak usia 5 th.
"Kauuuu ha..., nasi sudah menjadi bubur. Ibu bahkan tak bisa melakukan apapun lagi"
"Ibuuuu" Lirih Seren takut-takut menatap sang ibu.
.
.
Pukul 20.00 WIB
"Apa mami yakin? Pakaian ini agak sedikit ehmmm..." Seren menyatukan kedua tangannya, ia takut ingin protes tapi tetap ingin melakukannnya.
"Kenapa?" Ketus Dita.
"Pakaiannya terlalu kurang bahan mami" Bisik Seren pelan tepat di telinga Dita.
"Ck! Memangnya ada pelacur syar'i?! Semua pelacur memang harus memakai pakaian begini Seren! Kau jangan membuatku marah dasar TOLOL!"
Plak!!
Dita memukul punggung Seren hingga sang empunya berhasil terdorong kedepan.
"Saakitt" Gumam Seren.
"Berhentilah berkata begitu, mari masuk" Perintah Dita mengapit tangan Seren di ketiaknya.
Haaaahhh.... Tanganku yang malang sudah ternistai oleh ketek mami Dita.... Hmmm
Keluh hati Seren hanya bisa tersenyum simpul.
Dug dag Dug dag (suara musik 🎶)
"Musiknya sangat keras, telingaku sakit" Keluh Seren berusaha menutup telinganya.
"Selera bermusik orang-orang disini aneh (memandang ke depan) apa-apaan itu? Sudahlah musiknya menyakiti telinga, para wanita itu malah bergoyang liar di depan om-om jelek, sangat disayangkan sekali" Komen Seren menatap sekitarnya.
Hingga tatapannya terhenti pada seseorang yang duduk tepat di depan bartender. Pandangan Seren langsung terbelalak.
"Toni!!!!" Pekik Seren berusaha menunjuk pria itu dengan hari tangannya yang bebas.
Kenapa teman sekelasku pergi ketempat hiburan malam?
"Seren, tunggulah disini" Ucap Dita melepaskan tangan Seren dan berlalu pergi, masuk ke dalam pintu. Meninggalkan Seren yang terduduk diam di Sofa sendirian.
Tatapan Seren masih tajam menatap Toni yang kini malah di hampiri satu pelacur yang tentunya Seren sangat kenali.
"Ibu Sarah!" Kejut Seren menutup mulutnya dengan kedua tangan.
Toni dan Sarah, mereka berdua saling berbagi minuman keras bersama. Bahkan kini Toni dengan tangan jahilnya sudah berani menyentuh pundak ibu Sarah.
Sedangkan Sarah, ia malah tersenyum dan semakin membuka akses bagi Toni untuk berbuat lebih seperti menyentuh dua gundukan besar ibu Sarah.
Seren yang berkata tidak ingin melihat. Dengan gaya malu-malu dan rona merah kental, malah asyik memperhatikan mereka dengan tangan yang sudah menutupi mukanya sempurna. Jari tangannya sedikit ia mainkan, membuka dan menutup untuk melihat adegan tidak senonoh itu.
"Oh iya! (merogoh saku) gua harus abadikan momen ini supaya dapat malak si Toni besok khikhikhi" Gumam Seren memotret beberapa momen kemesraan Toni.
Sambil memotret, Seren juga tidak habis fikir. Kenapa Toni yang terbilang pendiam dan rajin, rupanya malah sering mampir ke klub malam.
Rupanya Toni yang sering di bicarakan ibu Sarah, pemuda tampan belia yang sering huru hara bersama ibu Sarah itu. Memang benar si kalau Toni itu anak tunggal kaya raya, tapi.. Masak ia dia demen ama wanita tua? Gak bisa di percaya orang calm banyak kejutannya
Inner hati Seren masih memotret setiap momen, hingga seorang pria tampan berhasil menghalangi pandangan kamera Seren untuk memotret lebih jauh adegan pertarungan bibir Toni dan Ibu Sarah.
"Ck! Siapa lagi pria bule itu? Benar-benar menghancurkan sumber uang ku saja!!" Keluh Seren langsung menatap pria bule yang duduk tepat di samping ibu Sarah.
"Hmph!!! Dasar pria idiot! Aku yakin pasti dia adalah orang kaya dengan selera terburuk" Komen Seren menatap pemuda bule itu yang menolak setiap pelacur yang mendekatinya.
Hingga pesanannya datang, pria bule itu malah berjalan pergi seraya membawa gelasnya.
"Ibu Kiki dan Ibu Shima bahkan ia hempas manja? Hey! Mereka juga salah satu top pelacur disini tau? Apa matanya buta!?" Tanya Seren menunjuk pria itu seraya berkomentar.
Hingga pria itu menatap Seren.
"Hi kau! Tidak sopan menunujuk seseorang yang tak kau kenal dengan tangan kotor itu"
"Eh?" Seren langsung membalikkan badannya.
"Mami!" Pekik Seren.
"Iya, ini aku. Sekarang mari masuk kedalam, tuan Golern sudah menunggumu" Perintah mami Dita menyuruh Seren untuk masuk.
Di kejauhan.
Pria bule itu tersenyum miring dan langsung menenggak minuman kerasnya dalam satu tegukan.
"Jadi dia bintang barunya, kampungan"
...Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Miu Nh.
ada mungkin 🤔 ,,
seperti pakaian tertutup tapi melekat erat ditubuh,, kan sama aja 🙈
2025-04-18
1
Miu Nh.
pinisirin~ lanjut 👍
2025-04-18
0