.......
.......
.......
.......
.......
...SADNESS...
...Awal...
.......
.......
.......
"Hari yang melelahkan bagi seorang gadis berusia 18 tahun seminggu lagi, harus rela mencuci piring kotor sebaskom besar hanya untuk sesuap nasi aking, huft! Menyebalkan." Omel gadis itu, Seren. Mencuci piring dalam curhatannya pada wanita berpakaian minim yang hanya menatapnya dalam senyum simpul.
"Berhentilah mengeluh sayang, sebentar lagi juga akan selesai. Kita harus semangat, ok?" Ucap wanita itu mengelus wajah Seren.
Seren yang awalnya terbuai sontak langsung merasakan keganjilan.
"Aduh bu, tangan ibu tangan ibu ada cabenya au! Au! Aaaaaaaa~" Seren langsung melimpir meraih selang air bersih yang dengan kurang ajarnya malah makin menjauhi Seren.
"Kenapa airnya makin jauh si?" Tanya Seren merasakan aliran air yang bukannya makin mudah ia raih malah semakin jauh ia gapai.
Hingga sebuah kaki dengan sepatu hak tinggilah yang berhasil di gapai Seren.
"Tangan gemuk siapa ini?" Tanya Seren masih memjamkan matanya.
Kaki itu langsung menjauh.
"Ini kaki dasar bodoh! Anak pelacur memang tidak heran si, Sudahlah anak haram, bodohpun juga di telan olehmu yang bahkan sekolah saja masih idiot." Hina wanita itu langsung menendang dagu Seren hingga gadis Malang itu terdorong jatuh di atas air bekas cuci piring.
"Auch!" Gumam Seren menyentuh bekas sepatu wanita pemilik tempat Seren dan sang ibu bekerja.
"Ah mami, tolong jangan bersikap kasar pada Seren, ia hanya ingin mengambil air. Kenapa mami menjahatinya?" Tanya sang ibu langsung membasuh wajah sang anak dengan air bersih, tak memperdulikan wajah sang mami yang sudah garang ingin menampar Ririn, nama wanita itu.
"Ck! Sebenarnya aku sudah jengkel dengan kalian berdua yang tidak dapat menghasilkan banyak uang padaku, terlebih kau Ririn. Kapan kau bisa di sewa oleh konglomerat lagi ha! Jika bocah ini selalu membuntutimu, semua pelangganku jadi kabur dan tidak ingin memesan lagi padaku! RIRIN KAU MEMBUATKU BANGKRUT RIN! BANGKRUT! "Teriak wanita itu Frustasi.
"Dan juga, malam ini tuan Golern ingin kalian semua untuk hadir di ruangannya. Sepertinya ia ingin mengundang orang penting, oh! Hampir lupa. Ingat ini baik-baik Ririn! Kurangi kerutan di wajahmu ini, percantik juga riasan bulukmu itu, kau membuat tidak saja pria muda, bahkan kakek-kakekpun langsung membuang muka saat melihat fotomu ku tawarkan." Ucap wanita itu berlalu pergi.
"Hah~" Helaan nafas berat langsung di keluarkan Ririn saat wanita itu sudah pergi dari area dapur. Sementara Seren, ia hanya dapat menatap sang ibu penuh penyesalan, apakah karna kehadirannya sang ibu jadi susah dalam bekerja?
.
.
Malam harinya.
"Seren, ibu pergi dulu ya. Jangan keluar apalagi mengintip. Malam ini tidak aman, mengerti!" Perintah sang ibu mengelus punggung rapuh sang putri.
"Seren lebih baik belajar saja yang rajin, ibu akan pergi dan kembali keesokan harinya. Jadi tetaplah di kamar." Lanjut sang ibu menasehati sekaligus berpamitan. Menyisakan sang anak yang masih dalam keheranannya dengan sang ibu yang mengatakan malam ini tidaklah aman.
Cklek
Blam!
Kamar itu langsung sunyi. Tidak ada lagi sosok yang akan bernyanyi ataupun menghibur Seren sampai keesokan harinya.
Seren kesepian, bahkan Tv saja Seren tidak punya. Namun bukan Seren namanya, jika ia tidak punya Tv setidaknya dia punya...
"Asyik! Hari ini mau nonton drakor yang mana ya, hehehehehe muahahahahahahahahahaha!!!!!!" Tawa kencang Seren memenuhi seluruh penjuru kamar sempit itu.
"Ohohoho, aku menyukai cerita cinta tragis buahahahaha, mari kita tonton!!!!!" Ucap Seren kesenangan langsung memencet tombol play pada film itu.
Tapi tunggu, sebuah notifikasi berhasil menyadarkan Seren dari dunia.
"AKU BELUM SHOLAT ISYA!!! YA AMPUN MAAFKAN AKU YA ALLAH, SEREN SALAH SEREN KHILAF!!!" Teriak Seren langsung keluar dari kamar, melupakan perintah sang ibu.
Di mushollah.
Selesai menjalankan kewajibannya, Seren tak serta merta langsung pergi begitu saja, ia akan menyempatkan diri untuk berzikir dan berdo'a pada Allah untuk kebaikan hidupnya dan sang ibu, serta
"Aku ingin ibu mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, B-bukan karna Seren gak bersyukur ya allah, tapi kaaaaaan..... Pekerja ibu itu....." Seren tidak dapat melanjutkan curhatannya pada sang pencipta, ia memilih menunduk.
Setetes, dua tetes air mata berhasil tumpah di atas tangan Seren yang sedang membentangkan tangan berdo'a.
"Hiks.... Hiks.... Seren terkadang g-gak Hiks gak kuat kalau di panggil anak pelacur ya Allah. Seren sudah dewasa, Seren sedddddiiiihhh hikss.... Huaaaa.... Huaaaa...." Tangis Seren pecah, senyum yang selama ini di pasang Seren seketika runtuh saat bersimpuh di hadapan sang pencipta, rasanya seperti ribuan jarum datang untuk menusuk ulu hatinya hingga Seren tak dapat merasakan hatinya lagi.
"Hoi kau!!! " Panggil seseorang dari belakang. Seren sontak berbalik dan langsung berjalan menghampiri wanita itu.
"Kau, tolong antarkan minuman ini keruangan tuan Golern. Aku sedang banyak urusan di dapur. Wanita-wanita lain juga sedang melayani para tamu, jadi daripada kau berbicara sendiri seperti orang gila. Lebih baik kau sedikit berguna dan mengantarkan minuman ini, buatlah Ririn bangga dengan kau yang juga bisa bekerja." Ucap wanita itu panjang lebar langsung berjalan kembali ke dapur meninggalkan Seren yang langsung melamun.
"Mem-membanggakan ibu!" Ucap Seren langsung sumbringah.
"T-tunggu aku." Teriak Seren semangat langsung membuka telekungnya dan menggulung asal kemudian menggengamnya di tangan kiri. Tanpa basa-basi Seren langsung berlari mengejar wanita itu yang langsung bersmirk aneh dengan kepolosan Seren yang malah bergumam senang.
.......
.......
.......
.......
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
risa senja
🥲🥲sedinya
2022-09-03
1
Rossemarry
kok malah seneng sih, aduh🤦
2022-08-20
1
Rini Antika
Aku sudah mampir kak, semangat terus, sehat dan sukses sll untuk semuanya..🤲💪💪
2022-07-29
1