💥Tidak masalah orang lain memandangmu seperti apa, yang terpenting bagaimana dirimu sendiri memandang potensi dirimu💥
"Jadi benar kamu kesayangan pak Mario ?" celetuk Awan dengan nada mengolok hingga membuat Ameera langsung menghentikan langkahnya lalu berbalik badan menatapnya.
"Kamu bicara padaku ?" ucapnya menatap Awan, ini pertama kali mereka berbicara sejak bertemu.
"Jadi benar yang di bilang sama mereka kamu adalah karyawan kesayangan pak Mario atau lebih tepatnya wanita simpanannya ?" ulang Awan dengan nada mengejek.
Mendengar ucapan Awan, Ameera nampak tersenyum sinis. Ternyata wajah rupawan karyawan baru itu tak serupawan pikiran dan hatinya.
"Iya, saya kesayangan pak Mario. Ada masalah mas ?" ucapnya kemudian yang langsung membuat Awan menatapnya terkejut.
Ia tidak menyangka Ameera bukannya membela diri namun justru mengakuinya, padahal ia berharap gadis itu menyangkalnya hingga ia masih memiliki sudut pandang positif terhadapnya.
"Perlu mas tahu, hubungan kita di sini hanya sebatas rekan kerja. Jadi untuk urusan pribadi jangan pernah ikut campur." imbuh Ameera lagi menegaskan, setelah itu ia berlalu menuju meja kerjanya.
"Sial." umpat Awan dalam hati, baru kali ini ada seorang gadis yang tidak menyukainya.
Sejak kejadian itu Ameera selalu menatap sinis pada Awan, begitu juga sebaliknya dengan Awan. Entah kenapa kini mereka seperti seorang musuh.
Padahal biasanya Ameera akan menanggapi dengan santai setiap lelaki yang menggodanya maupun yang membencinya.
Tapi tidak dengan Awan, emosinya akan meledak-ledak saat menghadapi laki-laki itu yang setiap kata-kata yang keluar dari bibirnya terdengar pedas.
Pria itu seakan sengaja mencari-cari kesalahannya agar ia mendapatkan hukuman dari pak Mario.
Seperti pagi itu saat Ameera baru sampai di kantornya, pria itu sudah menunggunya di lobby.
Awan nampak berdiri dengan angkuh menatap Ameera, namun bukannya menyapa gadis itu justru melewatinya begitu saja seakan dirinya makhluk halus yang tak terlihat.
Padahal di sana banyak sekali karyawan wanita yang mencoba mencari perhatiannya, tapi berbeda dengan Ameera yang selalu sinis padanya.
"Tunggu !!" teriak Awan dengan kencang, namun karena Ameera tidak merasa di panggil ia tetap berlalu pergi.
"Ameera, tunggu !!" teriak Awan lagi dengan menyebut namanya.
Ameera langsung menghentikan langkahnya saat mendengar namanya di panggil.
"Apa ?" sahut Ameera tak ramah, menghadapi sosok Awan yang tak berperasaan memang tak perlu ramah.
Bimo dan Derry saja yang ia tolak berkali-kali, masih berbicara begitu sopan dengannya. Sedangkan karyawan baru itu, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba mengintimidasinya.
Sikapnya benar-benar seperti seorang bos saja, padahal juga staf biasa seperti dirinya.
"Siapa yang menyuruhmu memakai celana panjang? bukankah semua staff wanita di sini di wajibkan memakai rok ?" cibir Awan menatap Ameera.
Ameera yang mendengar itu nampak tersenyum sinis, dirinya yang sudah lama bekerja di sini saja tidak pernah di protes penampilannya oleh managernya.
Ini bisa-bisanya karyawan baru yang jabatannya sama seperti dirinya, mau mencoba mengaturnya.
"Suka-suka aku mau pakai apa, kenapa kamu yang repot? pak Mario saja tidak pernah protes." sahut Ameera tak kalah mencibir.
Ameera bukannya tidak mau pakai rok, tapi setiap ia mencobanya selalu saja merasa tidak percaya diri dan ia akhirnya membujuk pak Mario jika ia lebih nyaman memakai celana bahan panjang.
"Jadi kamu tetap akan melanggar peraturan di sini ?" tegur Awan kemudian.
"Apa salahnya sih hanya masalah rok saja, lagipula kerjaan ku juga selama ini beres." sungut Ameera tak mau kalah.
"Aku tanya sekali lagi, jadi kamu akan tetap melanggar peraturan di sini ?" tegas Awan dengan menatap tajam gadis ngeyelan di depannya itu.
"Selagi pak Mario tak mempermasalahkan, aku akan tetap pakai celana." keukeh Ameera.
"Baiklah, selama aku masih di sini jangan salahkan jika sesuatu akan terjadi." ucap Awan bernada ancaman, kemudian ia berlalu pergi meninggalkan Ameera.
"Dia bilang apa tadi ?" gerutu Ameera.
"Benar-benar deh karyawan baru itu seperti bos saja." imbuhnya lagi menatap kepergian Awan.
Merasa tidak terima, kemudian ia segera mengejar Awan untuk meminta penjelasan.
"Tunggu !!" teriak Ameera, ia nampak menarik tangan Awan hingga membuat laki-laki itu menghentikan langkahnya.
"Apa lagi ?" ketus Awan, matanya langsung memandang tangannya yang masih di pegang oleh Ameera.
Sedangkan Ameera yang menyadari itu, langsung menghempaskannya.
"Apa maksudmu lihat saja nanti, kamu mengancamku ?" ucapnya meminta penjelasan.
"Aku hanya ingin peraturan di kantor ini berjalan dengan sesuai, tidak ada satu pun yang melanggarnya baik itu karyawan biasa, staff maupun simpanan manager sekalipun." sahut Awan bernada sindiran, setelah itu ia berlalu pergi meninggalkan Ameera yang nampak terkejut dengan ucapannya.
"Apa dia bilang simpanan manager? baguslah anggap saja seperti itu biar kamu tidak terus menerus menindasku." gerutu Ameera dengan kesal, kemudian ia berlalu ke dalam ruangannya.
Siang harinya, Ameera yang merasa kelaparan ia segera berlalu ke kantin. Ia melihat semua karyawan sudah berkumpul di sana termasuk pria yang akhir-akhir ini ia benci.
"Semuanya, silakan makan sesuka kalian. Awan yang akan membayarnya." teriak salah satu karyawan pria yang bernama Surya yang akhir-akhir ini dekat dengan Awan.
Semua karyawan yang berada di kantin tersebut langsung bersorak senang.
Sungguh mereka beruntung kedatangan karyawan baru seperti Awan, sudah tampan royal pula.
"Kecuali yang merasa menjadi simpanan manager, bayar sendiri." ucapnya lagi yang langsung membuat sebagian karyawan di sana bersorak menatap Ameera yang baru datang.
Ameera yang sudah merasa kelaparan tak mempedulikan ejekan mereka, ia langsung mengambil makanan kemudian segera membayarnya.
Setelah itu ia berlalu pergi meninggalkan kantin tersebut bersama Nita satu-satunya sahabatnya.
Sedangkan Awan yang menatap kepergiannya nampak mengepalkan tangannya saat Ameera sama sekali tak terusik dengan sikap para karyawan yang mencibirnya.
"Meera, kamu merasa nggak sih mas Awan itu bertingkah seperti boss ?" ucap Nita saat mereka sedang makan di belakang kantornya.
"Aku nggak peduli." sahut Ameera dengan lahap mengunyah makanan, akhir-akhir ini sejak kedatangan Awan nafsu makannya memang meningkat.
Menghadapi pria seperti Awan ia harus mempunyai tenaga lebih, setiap bertemu laki-laki itu selalu saja mengajaknya berdebat.
"Akhir-akhir ini ku lihat makanmu bertambah banyak Meera, tapi kenapa badanmu makin kurus, kamu nggak penyakitan kan ?" ucap Nita yang langsung membuat Ameera tersedak.
"Astagfirullahaladzim." Nita langsung mengambilkan botol air mineral untuk sahabatnya itu.
"Aku sehat tahu." ucap Ameera membela diri.
"Mungkin akhir-akhir ini aku sedikit emosi gara-gara karyawan baru itu." imbuhnya lagi sedikit kesal.
"Sabar Meera, aku yakin kamu kuat kok." Nita menyemangati.
Keesokan harinya...
Pagi itu Ameera terlihat cantik dengan setelan kerjanya, celana panjang, dalaman tanktop serta di padukan dengan blazer.
Pakaian wajib yang harus ia kenakan di kantor, kecuali rok span yang ia ganti dengan celana panjang.
"Mas, ada apa ?" sapanya pada Derry yang terlihat sibuk mondar mandir kesana kemari pagi itu padahal hari masih pagi, jam kantor pun juga belum di mulai.
"Ada big boss mau datang." sahut Derry seraya mengarahkan para OB untuk membersihkan setiap ruangan.
"Apa? big boss, ada apa ya tumben kesini." gumam Ameera dalam hati seraya melangkahkan kakinya menuju ruangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
@Risa Virgo Always Beautiful
Awan ternyata kamu salah menduga ke Ameera
2023-03-13
1
⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢
idih awan🙄🙄🙄🙄 kyak boss aja kmu banyak protes
eetttsss jangan² kamu beneran big bos🤣🤣🤣🤣🤣🏃🏾🏃🏾
2023-02-14
0
༄༅⃟𝐐sheinafia alfath
benar sekali ..
masalah buat kamu ??
2022-09-21
2