Ameera
💥Berikan senyum terindahmu buat para pembencimu, karena tersenyum adalah cara mengintimidasi terbaik💥
Ameera gadis cantik dengan tinggi 153 cm itu nampak berjalan riang masuk ke dalam kantornya pagi itu.
Ia selalu mengulas senyumnya pada siapa saja yang ia temui, karena keramahannya itu ia banyak di sukai oleh para karyawan di perusahaannya terutama karyawan pria.
Namun ada juga sebagian teman-temannya yang iri dengannya.
"Meera, tunggu !!" teriak seorang laki-laki saat Ameera hendak masuk ke dalam ruangannya.
"Ya ada apa, mas ?" sahutnya sembari menatap pria itu.
"Kamu cantik sekali hari ini ." puji seorang pria bernama Bimo, seorang supervisor di kantornya tersebut.
"Terima kasih, mas." sahut Ameera tanpa ada perasaan apapun.
Ini bukan pertama kali Ameera mendapatkan pujian atau perhatian dari sebagian besar karyawan pria di kantornya tersebut.
Jadi baginya itu sudah biasa dan ia hanya menganggap mereka sebagai seorang abang.
"Meera, bagaimana kalau nanti siang kita makan bersama ?" ajak Bimo dengan nada berharap.
"Maaf mas sepertinya lain kali saja, hari ini aku banyak kerjaan." tolak Ameera dengan halus.
"Kalau begitu aku masuk duluan ya, mas." imbuhnya lagi, kemudian ia melangkahkan kakinya ke dalam ruangannya.
"Dasar ganjen, pagi-pagi sudah menggoda laki orang." bisik beberapa karyawan wanita di sana yang sedang mengintip di balik pintu.
Sedangkan Ameera yang mendengar itu hanya bisa menghela napas panjangnya, ingin sekali ia membela diri namun ia memilih bersikap pura-pura tidak mendengar saja agar hubungan mereka tetap baik-baik saja.
Mengingat Ameera di kota ini adalah seorang perantau, ia harus bisa menjaga dirinya sendiri dan berharap mempunyai banyak teman.
Kemudian Ameera mengulas senyumnya saat baru masuk ke dalam ruangannya tersebut.
"Selamat pagi, semua." sapanya dengan ramah seperti biasa, seakan sindiran mereka tadi hanya angin lalu baginya.
Ameera yang bekerja sebagai staf keuangan, selalu mengerjakan pekerjaannya dengan cekatan hingga ia menjadi karyawan yang paling disukai oleh menejer di kantor cabang tersebut.
"Meera, ini buat kamu." seorang pria tiba-tiba meletakkan bungkus makanan di meja kerja Ameera.
Ameera yang sedang sibuk di layar komputernya langsung mengangkat wajahnya menatap pria itu.
"Ini apa, mas ?" tanyanya kemudian.
"Makan siang buat kamu " sahut pria itu yang di ketahui bernama Derry, Derry adalah kepala staf keuangan di kantor cabang tersebut.
Meski pernah Ameera tolak cintanya tapi sepertinya Derry tak pernah menyerah dan selalu mendekatinya dengan cara apapun.
"Terima kasih, mas. Maaf merepotkan." sahut Ameera tak enak hati karena laki-laki itu sering sekali memberikannya makanan.
Setelah kepergian Derry, Ameera langsung membagi makanan tersebut pada teman-temannya yang lain. Baginya itu bukan rezekinya sendiri tapi rezeki bersama.
Setelah menghabiskan makan siangnya, Ameera segera berlalu ke ruangan menejernya untuk menyerahkan laporan keuangan.
"Selamat siang, pak." sapanya setelah membuka pintu.
"Hai, Meera masuklah." sahut pak Mario menejer di kantor cabang tempatnya bekerja.
"Apa hari ini kamu sibuk ?" tanyanya kemudian.
"Tidak terlalu pak." sahut Ameera.
"Baiklah kalau begitu kamu bantu saya memeriksa ini ya, karena nanti sore harus di bawa ke kantor pusat." Pak Mario nampak memberikan tumpukan dokumen di atas mejanya.
"Baik, pak."
Meski sedikit keberatan karena bukan pekerjaannya, Ameera tetap mengerjakannya hingga selesai. Karena itulah managernya tersebut sangat menyukainya.
Setelah selesai Ameera segera meninggalkan ruangan tersebut dengan wajah yang lumayan lelah.
"Sabar." gumamnya seraya melangkahkan kakinya menuju ruangannya.
Namun tanpa ia tahu Bimo dan Derry mengawasinya dari kejauhan, mereka nampak memandang datar Ameera. Entah apa yang sedang mereka pikirkan.
Sore harinya saat Ameera hendak pulang ke mess karyawan yang ia tempati selama bekerja di kantor tersebut, ia nampak terkejut saat Bimo sudah menunggunya di sana.
"Mas ngapain di sini ?" tanya Ameera saat melihat Bimo berdiri di depan mess kantornya, sebuah rumah dua lantai dengan beberapa kamar di dalamnya.
"Aku menyukaimu, Mir." ucap Bimo dengan tiba-tiba memegang tangan Ameera, namun gadis itu langsung menarik tangannya kembali.
"Maaf mas, aku hanya menganggap mas sebagai seorang abang." tolak Ameera dengan halus.
"Aku benar-benar menyukaimu, Meera. Tolong terima aku sebagai pacarmu." mohon Bimo tak menyerah.
"Mas bukannya sudah mempunyai pacar ya ?" tukas Ameera yang langsung membuat Bimo gelagapan.
"Aku sudah putus." dusta Bimo.
"Tapi aku nggak bisa mas, lebih baik kita berteman seperti ini aja." mohon Ameera.
"Tapi Meera...."
"Maaf mas, aku sangat lelah." sela Ameera dengan nada memohon, setelah itu ia segera melangkahkan kaki masuk ke dalam mess tersebut.
Bimo yang merasa di tolak mentah-mentah nampak mengepalkan tangannya, sudah lama ia menyukai Ameera. Namun gadis itu selalu saja jual mahal, menurutnya.
"Sepertinya gosip yang beredar selama ini memang benar, kamu adalah simpanan pak Mario." gumamnya seraya menatap kepergian Ameera, pak Mario adalah seorang menejer di kantor cabang tersebut.
Setelah itu Bimo segera berlalu ke messnya sendiri yang berada tak jauh dari mess karyawan wanita.
Keesokan harinya....
Hari minggu adalah hari yang paling Ameera tunggu, karena ia bisa bermalas-malasan di kamarnya tanpa harus bangun pagi dan menatap layar komputer seharian.
"Meera, bangun." seorang gadis bernama Nita nampak mengguncang lengan Ameera siang itu.
"Apaan sih, aku masih ngantuk." protes Ameera yang enggan untuk bangun.
"Ada cowok cakep." tukas Nita, namun Ameera sepertinya tidak peduli.
"Astaga nih bocah, ngebo banget sih tidurnya." gerutu Nita.
"Ameeraaa." teriaknya lagi dengan sangat nyaring hingga membuat Ameera langsung bangun terduduk.
"Ada gempa." ucapnya dengan panik, ia segera bangkit namun satu-satunya sahabatnya yang paling tulus itu langsung menariknya hingga ia terduduk kembali di kasurnya.
"Bukan gempa Meera, tapi cowok cakep." ucap Nita memberitahu.
"Astagfirullah Nit, kamu membuatku panik saja. Lagipula secakep apa sih sampai kamu heboh begitu ?" gerutu Ameera dengan kesal.
"Sudah lihat saja, dia baru datang katanya pindahan dari kantor pusat." jawab Nita meyakinkan.
"Awas saja kalau nggak cakep, lagipula mau cakep atau nggak apa peduliku." gerutu Ameera sembari bangkit dari duduknya.
Kemudian ia berlalu keluar dari kamarnya, saat akan berjalan keluar dari messnya ia melihat beberapa teman wanitanya sedang heboh membicarakan karyawan pria yang baru datang tersebut.
Karena penasaran Ameera segera keluar dari messnya, ia nampak melihat pria asing sedang berbicara dengan beberapa teman pria kantornya yang ada di mess khusus laki-laki yang berada di seberang messnya.
Pria itu terlihat sangat tampan bahkan lebih tampan dari Bimo maupun Derry yang terkenal sangat tampan di kantornya.
Pria itu berkulit putih, hidung mancung, bibirnya sensual, rahang tegas serta tatapannya yang tajam membuatnya terlihat sangat sempurna apalagi di tunjang oleh bentuk tubuh yang proporsional.
"Bagaimana, cakepkan ?" bisik Nita agar tidak kedengaran sampai mereka.
"Ck, biasa saja." sahut Ameera yang memang tidak terlalu peduli dengan hal seperti itu, yang ada di pikirannya hanya bagaimana ia bisa bekerja dengan benar dan membuktikan pada kedua orang tuanya jika ia bisa hidup mandiri di kota orang.
"Matamu katarak apa, orang cakep seperti bule begitu di bilang biasa saja." gerutu Nita sembari mengikuti Ameera berlalu masuk ke dalam messnya.
Sementara itu pria asing yang bernama Awan itu nampak menatap kepergian Ameera dengan senyuman tipis yang penuh arti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
like favorit
👍💕❤
2024-07-05
0
Edah J
hadirr☝️
next part klik jempol aja biar biru😁
2023-05-29
0
Yayu
kategori pendek ni, sama kek aku😌
2023-04-19
0