🌹🌹🌹
Mobil sedan Venus berhenti disebuah ruamh mewah disebuah kawasan Elite. Ia dengan satu tangannya menggandeng tangan Langit, dan satu tangannya lagi membawa koper segera mengetuk pintu rumah Papahnya itu.
Tok ... tok ... tok ...
Pria paruh baya muncul dibalik pintu kayu yang sudah sangat tua itu. Melihat senyum menawan sang ayah membuat hati Venus semakin tidak tega untuk menceritakan kejadian sebenarnya..
"Kenapa kau kemari? Apa suamimu mengizinkannya?" pertanyaan dari sang ayah membuat Venus menelan Salivanya kuat. Dia tidak tahu harus memulainya dari mana
Langit, bocah kecil yang sedari tadi hanya berada disamping Venus, berlari memeluk sang Kakek.
" Kakek, tadi, oma jahat " adunya mengingat perlakuan Diana padanya dan ibu kesayangannya.
"Oh ya? Jahat kenapa? "
" Oma mengusir Langit dan Bunda. Katanya, Bunda terlalu miskin untuk berada di tempat itu" jawabnya polos. Venus hanya memaklumi penagkuan jujur dari sang anak, ia tahu Langit masih terlalu kecil untuk mengerti.
"Venus, ikut papah keruangan! " tegasnya
.
.
.
.
.
Diruangan khusus kerja sang ayah, Venus meneguk teh itu. Entah kenapa teh yang seharusnya terasa manis itu menjadi terasa pahit baginya.
Dia memutar bola matanya berkeliling. Tidak ada yang berubah, masa saja dihiasi ornamen dirinya dan sang Mami yang telah tiada 2 tahun silam.
Ayahnya duduk didepan, kali ini kedua anak dan ayah itu saling berhadapan. Untuk memulai pembicaraan khusus ini, ayah berdehem kecil.
"Apa yang sebenarnya terjadi? " tanyanya dengan mata masih menatap lekat mata anak bungsunya itu.
Venus menggeleng, ia juga sebenarnya tak tahu apa yang sebenarnya terjadi kali ini. Ia hanya menuruti keinginan sang mertua untuk menggugat cerai sang suami.
Pandangan mata Venus tertuju dengan ayahnya, dia membenarkan helaan nafasnya. Dan mulai bicara.
" Aku gak tahu, tadi, setelah aku pergi belanja. Tiba-tiba langsung ada kerusuhan, dan Ibu memintaku untuk menggugat cerai Mars dan meninggalkan rumah itu " jawabnya sembari menahan isak tangis pilunya.
" Apa alasannya? " tanya ayah
" Karena, aku miskin " Venus menunduk dia seakan minder untuk mengatakan itu, walau ia tahu itu adalah alasan utama sang mertua mengusirnya dari rumah dengan sangat terhina.
" Lalu? "
" Aku ingin meminta cerai kepada Mars, bagaimana menurut ayah? Sebenarnya, aku sangat takut membuat ayah kecewa. Tapi, aku tidak bisa melakukan apapun " lirihnya pasrah.
Ayah berpindah tempat duduk, menjadi disamping putrinya itu. Dia mengelus pundak anak kesayangannya itu, anak yang dulu selalu merengek meminta es krim kini malah dihina oleh keluarga suaminya sendiri.
" Kalau memang tidak bisa dipertahankan, kau bisa menggugatnya. Tapi, jadikanlah ini pelajaran, jangan terlalu gegabah untuk pergi kejenjang pernikahan. Karena, pernikahan adalah hal yang suci, cukup kesalahan fatal ini, jangan diulangi lagi "
" Ayah memang kecewa, karena, ayah ingin anak ayah hanya menikah sekali seumur hidup. Tapi, ayah maklum kalau itu berurusan dengan harga diri "
Ayah menghapus air mata di pelupuk mataku. Dia memelukku dengan erat. Aku menagis dipelukannya yang terasa hangat itu.
.
.
.
" Bunda, om Bram belum pulang? " tanya Langit sembaro menarik ujung pakaian Venus.
" Om Bram sedang dinas ke ke Jepang sayang, ia akan pulang besok pagi. Jadi, sabar ya! "
Langit menangguk pelan. Tiba-tiba dering ponsel Venus memecah suasana.
" Om Bram! " Seru Langit gembira.
" Hei, jagoan!. Mau minta apa nih sama om? " tanya om Bram diseberang sana.
Langit tampak berfikir. Hingga membuat siapapun gemas dengan tingkah berfikirnya yang sok keras.
.
.
.
.
.
" Aku mau anak ayam aja, tapi, yang blasteran Imdonesia-Jepang, ya Om! "
.
.
🍇🍇🍇🍇🍇🍇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments