Bicara dengan abah amar

"sebelum saya pamit undur diri apa saya bisa bicara dengan pak amar secara pribadi pak?"tanya adam disesi terakhir sebelum rombongan nya meninggalkan panti

"tentu saja bisa nak,ada apa?apa yang nak adam ingin bicarakan dengan saya"jawab abah amar

"eemmm...begini,setelah kedua orang tua saya kembali apa saya bisa kembali kesini untuk bersilahturami khusus kekediaman bapak?"tanya adam serius

"maksud nak adam bagaimana ya?maaf,bapak kurang mengerti nak"jawab abah amar dengan wajah yang nampak kebingungan

"insha allah semoga dipermudah dan di ridhoi oleh allah saya ingin berta'aruf dengan putri bapak"ujar adam jujur

sontak apa yang di utarakan adam mengejutkan semua orang yang ada disana terkecuali aisah dan juga aluna yang telah mengetahui lebih awal atas niatan adam tersebut

"masya allah,semoga dipermudah dan dilancarkan segala urusan nya ya nak insha allah abah sama ummi akan menyambut kedatangan keluarga nak adam dengan tangan terbuka,tapi sebelum itu apa sebaiknya nak adam bertanya terlebih dulu pada putri saya,saya memang ayahnya tapi saya tidak berhak atas masa depan nya apalagi pasangan hidup yang akan menemani sampai akhir hayang nya kelak"jelas abah amar dengan raut wajah yang berbinar

"tunggu dulu abah,putri kita kan sekarang ada dua,maksud nak adam nak adam ingin mengta'aruf siapa?aisah apa aluna?"tanya ummi tak ingin melupakan kalau aluna kini menjadi anak mereka juga

"astaghfirullahaladzim,maaf ummi abah lupa"ucap abah sambil mengusap wajah dengan kedua telapak tangan nya

"aisah ummi,kalau aluna mah,amit amit ummi,semoga aja kelah ada yang mau sama cewek bar bar itu"jawab adam sarkas membuat abah amar dan ummi halimah membelalakan matanya

"maaf ummi,sebenarnya kami teman kuliah dulu dan saya tau banyak tentang aluna aduh dia wanita yang mengrikan yang pernah saya kenal ummi"jawab adam saat mendapatkan tatapan yang menuntut penjelasan dari nya

"maksud nak adam,mengerikan bagaimana ya?"tanya ummi mulai was was akan wanita cantik nan anggun yang kini tinggal bersama mereka

"masa wanita selalu berkelahi ummi,malahan dia pernah ngalahin 5 orang pemalak dijalanan seorang diri,kan mengerikan ummi"jelas adam tentang aluna yang memang saat sekola aluna seorang gadis tomboy yang pemberani,aluna berubah menjadi sedikit kalem setelah ditinggalkan kedua orang tua nya dan mungkin semakin dewasa usianya membuat aluna semakin kalem dan dewasa tidak lagi memunculkan sipat bar bar nya.

"alhamdulillah..."ucap ummi dan abah saat mendengar penjelasan dari adam setidaknya mereka tidak salah telah menganggap alun seperti putri mereka sendiri.

"baiklah nak adam hati hati dijalan,kalau memang kedua orang tua nak adam tidak keberatan dengan niatan nak adam terhadap anak kami aisah,maka kami akan menyambut kedatangan nak adam dengan tangan terbuka"ujar abah amar saat mengantar adam yang tengah pamit undur diri

"iya pak saya akan bicarakan dulu dengan mereka,nanti akan saya kabari kelanjutan nya,kalau begitu saya pamit dulu ya abah ummi"ucap adam menyalami abah amar dan menganggukn hormat pada ummi halimah langkahnya terus maju tertuju pada aisah yang berdiri di ambang pintu ditemani oleh aluna disampingnya.

"mas pulang dulu ya dek,insha allah mas kembali dengan kedua orang tua mas,ingat jaga hati dan jaga pandangan nya ya,jangan sampai terisi oleh orang lain,dek aisah hanya perlu ingat nama dan pandangi wajah adam mahendra wijaya saja ya"ucap adam mengintrupsi aisah

"iya mas hati hati dijalan"balas aisah sambil menunduk menahan rasa malu apalagi adam mengeluarkan rayuan yang mengena dihati gadis muda itu

"sana pulang,wanita itu nggak butuh janji tapi butuh bukti,iya kan ai?"ucap aluna sedikit ketus

aisah yang bingung hanya mampu menganggukan kepala nya untuk menjawab pertanyaan yang aluna layangkan

"iya aluna aku juga tau,astaghfirullah semoga aku bisa sabar ya dek punya ipar kaya dia"ucap adam menunjukan expresi muram saat mengetahui kalau aluna adalah anak angkat dari calon mertuanya yang tak lain adalah calon kakak ipar nya.