Setelah keluarganya pergi makan diluar dari hasil keringatnya ,lalu Andini merebahkan tubuhnya di karpet kotor yang ada dikamar itu.Andini menangis tersedu-sedu dia mengingat semua perlakuan keluarganya mulai dari kecil penyiksaan demi penyiksaan selalu di terima oleh Andini.Bahkan Andini pernah disuruh mengemis di pasar untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Andini semakin yakin kalau dia bukan lah anak dari kedua orang tuanya, mengingat perlakuan kedua orang tuanya yang sangat jauh berbeda antara Andini dan Nadia.Selama ini Andini tidak berani menanyakan langsung kepada kedua orang tuanya karna Andini tidak ingin mereka menyiksanya kembali.
Malam sudah semakin larut,perut Andini sudah keroncongan menandakan kalau Andini sudah lapar.Tetapi Andini hannya bisa menahan laparnya karna dia sudah yakin orang tuanya tidak akan mungkin membawa makanan kepadanya.Selama ini Andini hannya mendapat jatah makan dari sisa makanan mereka bahkan jika tidak sisa Andini Andini hannya minum air putih untuk menahan rasa lapar diperutnya.
Setelah Andini mendapat pekerjaan sebagai OB,Andini bersyukur karna dia bisa makan dari Yuni sahabatnya atau Rico kekasihnya yang memberinya makan.Selama ini Andini tidak memberitahu kepada Riko tentang keluarganya.Tidak berapa lama Andini mendengar suara pintu terbuka itu artinya orang tuanya sudah kembali kerumah.
"Ma..makanannya tadi sangat lezat ya besok-besok kita makan disana lagi ya ma!"ucap Nadia kepada ibunya dengan suara tinggi berharap Andini mendengar obrolan mereka.
"Iya sayang pokonya kita harus sering-sering makan diluar,"jawab ibunya tidak kalah tinggi suaranya.
"Kalian ngomongin apa sih cepat Nadia ambilkan ayah minum ayah kekenyangan jadi haus," ucap ayahnya kepada Nadia,
"malas, ah suruh tu Andini Nadia mau belajar," ucap Nadia sambil pergi ke kamarnya karna dia paling malas kalau disuruh.
"Ma..buka pintu gudang suruh dia masuk kerumah dan suruh ambilkan aku air putih yang hangat,"dengan langkah yang sangat malas ibunya pergi membuka pintu gudang dan menyuruh Andini masuk kerumah.
"Masuk kamu kerumah cepat ambilkan ayahmu air minum yang panas,"suruh ibunya kepada Andini dan Andini langsung pergi ke belakang dan mengambil air yang disuruh tidak lupa Andini mencampur air dingin dengan air panas lalu memberikan kepada ayahnya lalu sang ayah meminum air yang diberikan Andini,
"burrr...Kamu mau membunuh ku ya?"ayahnya menyemburkan semua minuman yang dia minum ke wajah Andini dan menyiram semua minuman itu ke tubuh Andini,"kamu mau membunuh ku ya dasar anak tak berguna,pergi kau dari hadapanku masuk kau ke kamarmu sebelum aku melempar mu keluar sana."Dengan tubuh yang sudah basah ahirnya Andini berlari ke kamarnya disana Andini menangis menumpahkan semua air matanya rasanya Andini sudah menyerah dengan segala rasa sakit yang diberikan keluarganya.
Nadia yang melihat kakaknya disiksa orang tuanya sangat merasa puas.Selama ini Nadia merasa kaka nya adalah saingan terberatnya bahkan hari ini Nadia mengetahui kalau Andini memiliki pacar seorang menejer, diam-diam nadia menyusun rencana agar pacar Andini bisa direbut olehnya.
"Mampus...mang enak di siksa?" ucap Nadia dengan nada mengejek, lalu Nadia juga menutup pintu kamarnya.
Keesokan harinya Andini bangun sangat pagi dia tidak ingin orang tuanya menyiksa dia lagi setelah semua pekerjaan di dapur selesai termasuk membersihkan semua pakaian kotor, ahirnya Andini masuk lagi ke kamarnya dan istirahat menunggu orang tuanya selesai sarapan.
Setelah semua beres ahirnya Andini berangkat ke kantornya hari ini rasanya Andini sangat lelah dan Andini merasa tubuhnya menggigil tetapi walaupun seperti itu Andini tetap berangkat dari pada dirumahnya yang ada Andini akan disiksa juga.
Sesampainya Andini di kantornya Yuni melihat wajah Andini yang memar dan bibir pecah Yuni sudah tau kalau itu pasti perlakuan dari keluarganya.
"Apa, yang terjadi dengan wajah mu Andini apa keluargamu menyiksamu semalam,"tanya Yuni kepada Andini di sela-sela pekerjaannya.
"Aku sudah bilang pada mu Andini lebih baik kamu tinggalkan mereka kamu ikut aku saja tetapi kamu susah di bilangin,"ucap Yuni kepada Andini membuat Andini semakin sakit hati.
"Kamu,seperti anak kecil saja biarkan mereka bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhan mereka, untuk apa kamu kerja keras untuk mereka tetapi mereka tetap saja tidak menghargai mu orang tua macam apa itu."Ucap Yuni kepada Andini Yuni sangat prihatin dengan nasib sahabatnya ini dia sudah kenal lama dengan Andini dan keluarganya dan Yuni juga heran kenapa orang tua Andini terlalu jahat kepadanya.
Setelah semua pekerjaan mereka selesai hari ini sang direktur perusahaan yang jarang mereka temui mengajak semua kalangan penting untuk berkumpul di sebuah cafe,untuk kalangan OB tidak ada undangan tetapi berhubung Andini adalah pacar sang menejer Andini ahirnya di ajak oleh mereka dan Andini juga meminta supaya Yuni ikut bersama mereka.
Andini menerima ajakan mereka karna Andini tau ini belum waktunya untuk pulang kerumah.pada saat hendak berangkat Riko memanggil Andini dan Yuni,"Andini ada apa dengan wajah mu kenapa wajahmu penuh dengan lebam apa yang terjadi dengan mu?"tanya Riko kepada Andini di saat mereka hendak berangkat,
"tidak papa mas,kemarin aku jatuh dikamar mandi,"ucap Andini berbohong dan Riko tidak percaya apa yang dikatakan oleh Andini
"tidak mungkin Andini ada yang kamu tutupi dariku,"tanya Riko dan Andini tetap tidak mau jujur kepada Riko ,Andini tidak ingin menambah masalah lagi.
Karna Andini tidak mau jujur ahirnya Riko tetap pergi membawa mereka Riko tidak ingin memaksa kalau Andini tidak mau jujur kepadanya.
Sesampainya di cafe Andini dan Yuni duduk berdampingan,sedangkan Riko duduk dikalangan para menejer lainnya,hubungan Andini dan Riko sudah banyak yang tau dikalangan mereka.Pada awal Andini masuk bekerja di perusahaan itu para pria banyak menaruh hati kepada Andini tetapi Andini menolak mereka dengan halus makanya Andini sangat dihargai mereka karna sipat nya yang kalem dan sederhana.
Pada saat mereka semua menikmati makanan yang di jamu oleh direktur perusahaan mereka,sepasang suami istri masuk kedalam cafe itu yang diikuti beberapa pengawal mereka sudah dipastikan kalau suami istri itu adalah orang yang sangat penting.
Pasangan itu tidak jauh dari meja mereka,disaat Andini hendak pergi ke kamar mandi Andini tidak sengaja menabrak salah satu pengawal mereka yang mengakibatkan Andini terjatuh ke pangkuan sang suaminya,
"Maaf pak saya tidak sengaja tiba-tiba kepala saya tadi pusing," ucap Andini dan semua yang ada di sekitar cafe itu melihat ke arah Andini membuat Andini sangat ketakutan.
👉bersambung👉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Mak Aul
sabar andini sabar
2022-05-26
1
Martang
astagfirullah..
nambah maslah lagi🤦♀️
2022-05-09
1
bunda s'as
wah, .... makin seru ini thor
2022-05-07
1