Sosok itu duduk dan tersenyum melihat Sashi yang sedang terbaring di ranjang kamarnya.
"Apa aku mengagetkan mu?" tanyanya pada Sashi.
"Sedikit, kau datang sendiri?" tanya Sashi.
"Tidak, aku datang bersama suamiku," ujarnya membuat Sashi mengangguk saja.
"Maaf aku masuk saja, karena Mbok Tin bilang kau sedang istrirahat dan kurang sehat."
"Tidak apa, ngomong-ngomong dimana dia?" tanya Sashi sambil melirik ke arah pintu.
"Ia ada di bawah, ada panggilan dan ia sedang mengurus itu."
Beberapa waktu kedua wanita cantik itu berbincang, hingga kedatangan seseorang membuat mereka menoleh. "Maaf, aku menganggu pembicaraan kalian?" tanyanya sambil masuk kedalam.
"Tidak!" ujar keduanya.
"Apa kabar Nyonya?" tanyanya membuat Sashi tersenyum.
"Baik Ari, tapi jangan panggil aku itu. Panggil seperti biasa saja," ujar Sashi.
"Baiklah Mbak Sashi," ujarnya.
"Begitu, aku lebih menyukainya."
"Mungkin bukan waktu yang tepat, tapi... aku kemari untuk menyampaikan kabar mengenai perusahaan," ujar Ari yang membuat suasana menjadi hening sejenak.
"Hmmmm, katakan... apa masalahnya?" tanya Sashi.
"Terjadi kekacauan antar para investor, mereka ingin memutuskan kerja sama dengan perusahaan kita, karena kematian Tuan Malik," jelas Ari membuat Sashi paham.
"Maksudnya mereka ingin kejelasan mengenai dana mereka di perusahaan, tepatnya keuntungan bukan?"
"Tepat sasaran Mbak," ujar Ari.
"Aku paham, tapi..."
"Hoek!" Sashi tiba-tiba kembali merasa mual dan membuat keduanya panik dan memberikan Sashi minum.
"Ayo Mbak minum dulu," ujar Alya memberikan segelas air putih.
"Bantu aku ke kamar mandi," pinta Sashi dan disanggupi oleh Alya.
"Aku akan mengambil minyak aromaterapi dulu," ujar Ari yang turun mencari barang yang ia cari, tapi saat dibawah ia bertemu dengan Mbok Tin yang tengah membuat bumbu kacang, membuat Ari datang menghampiri.
"Mbok Tin?" panggil Ari membuat wanita paruh baya itu menghentikan kegiatannya.
"Den Ari?"
"Mbok buat apa?" tanya Ari yang melihat di meja sudah tersedia berbagai macam buah dan dipastikan rasanya asam dan pahit.
"Ini seperti..."
"Rujak! Nak Sashi memintanya," ujar Mbok Tin yang kembali melanjutkan kegiatannya.
"Maksudnya... Mbak Sashi hamil?"
"Iya Den!"
"Pantas saja, karena Mbak Sashi sedang mual-mual di kamar saat ini," jelas Ari yang membuat Mbok Tin mempercepat kegiatannya.
"Waduh, Mbok harus cepat!" dengan sigap Mbok Tin langsung mencampurkan bumbu kacang itu demi buah-buahan segar dan langsung naik ke atas menuju kamar Sashi.
Sedangkan di atas, dibantu oleh Alya mual Sashi sudah mereda dan ia merasa pusing kembali dan perlahan dibantu istirahat kembali.
"Sepertinya sakit Mbak begitu parah, aku akan menghubungi dokter..."
"Nak! ini rujaknya!" ujar Mbok Tin dengan sepiring rujak ditangani membuat senyum di wajah Sashi terbit.
"Sini Mbok, aku sudah lapar sekali!" ujar Sashi. Dengan segera wanita cantik itu langsung memakannya dengan lahap dan membuat semuanya merasa meringis karena asamnya buah-buahan itu.
"Apa..."
"Iya, mbak Sashi sedang hamil," ujar Ari yang mengerti kebingungan istrinya.
"Astaga! aku senang sekali," ujar Alya tersenyum bahagia.
Mereka kembali membahas masalah perusahaan dan Sashi sudah terlihat lebih baik. Ari memperlihatkan beberapa dokumen yang dibaca oleh Sashi yang merupakan masalah perusahaan.
"Ari, kondisi ku belum pulih, bisa aku minta tolong lagi untuk mengurus masalah perusahaan untuk beberapa waktu kedepan."
"Mbak tak perlu khawatir, aku pasti akan melakukannya. Yang terpenting sekarang Mbak harus menjaga kesehatan janin Mbak saat ini."
"Iya, terima kasih banyak."
"Kalau begitu kami pergi dulu." pamit keduanya dan Sashi mengangguk sambil tersenyum.
"Mas, aku akan segera turun dan mengelola perusahaan. Bantu aku nanti ya, dan anak Mommy bantu Mommy juga," ujar Sashi sambil mengelus perutnya yang masih rata.
Bersambung...
Jangan lupa untuk dukungan nya biar author makin semangat ya ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Karina 15mei
lanjut Thor 💪💪💪💪
2022-05-16
1
Aumy Re
mampir lagi thor 🖐🖐🤗
2022-05-15
2