Kediaman mewah itu langsung dipenuhi oleh orang-orang yang datang dengan pakaian hitam, banyak dari mereka yang tidak percaya akan kepergian seorang Malik Damanendra sang pengusaha yang terkenal dan sedang sukses dalam usahanya.
Didalam ruangan itu, terlihat jenazah Malik di baringkan di ruang tamu kediaman itu, dan terlihat orang-orang membaca surat Yasin dan datang memberikan dukungan dan doa pada Sashi. Sedangkan Sashi hanya diam tak bicara sejak tadi, ia terus memandanginya jenazah suaminya yang tertutup kain putih itu. Air matanya tak mau berhenti dan terus mengalir, tatapannya kosong dan membuat siapapun yang melihatnya merasa kasihan.
Mbok Tin yang berada di samping Sashi merengkuh pundak itu dan mengelus punggung nya seraya membisikkan kata-kata dan sungguh ia tak kuasa melihat keadaan Sashi.
Hingga waktu pemakaman telah tiba, para pria yang berada disana, mulai bersiap memasukan tubuh Malik kedalam keranda dan akan dibawa bersama ambulans. Saat keberangkatan Sashi berteriak memanggil nama suaminya, dan mengejar membuat pelayat menangis melihat kejadian itu.
"Apa yang kalian lakukan? Jangan bawa suamiku! Lepaskan! Jangan ada yang membawanya! Suamiku hanya tidur, sebentar lagi ia akan bangun! Jangan!" Sashi berteriak sambil menghadang orang-orang yang akan membawa tubuh suaminya ke pemakaman.
"Mbok! Hentikan mereka! Mereka membawa Mas Malik Mbok! Hentikan mereka! Mas Malik! Jangan bawa suamiku!" Akhirnya Sashi terjatuh dan Mbok Tin memeluknya, sedangkan jenazah Malik sudah dibawakan bersama ambulans dan menuju pemakaman.
"Mbok, mereka membawa Mas Malik! Kembalikan suamiku... Jangan bawa pergi!"
"Nak... jangan begini, sadarlah..."
Semua orang menyaksikan kejadian itu dan mereka semua merasa kasihan, seorang wanita datang mendekati Sashi dan memberikan kekuatan pada Sashi.
Hujan menyertai kepergian Malik, tampak air dari langit seperti tangisan atas kepergian pria itu. Sashi yang sudah mulai sedikit tenang meminta diantarkan ke pemakaman suaminya. Wanita itu memandangi nisan yang tertulis nama Malik Darmanendra. Ia terduduk disana dan setelah semua orang berdoa, satu persatu mereka mulai meninggalkan pemakaman dan hanya meninggalkan Sashi dengan beberapa orang yang bersangkutan dengan Malik.
"Nyonya..." panggil pria itu yang mendekat, namun tak ada sahutan dari Sashi.
"Nyonya... ayo kita pulang..." ujarnya dan kali ini ia mendapatkan jawaban dari Sashi.
"Aku ingin menemani Mas Malik, kalian pulang saja. Di sini sedang hujan, pasti suamiku kedinginan dan ia pasti juga kesepian karena itu, aku akan berada di sini menemani dirinya," ujar Sashi membuat mereka saling berpandangan.
"Nyonya... nanti anda bisa sakit, lebih baik kita pulang..."
"Kalau kalian ingin pulang, ya sudah, pulang saja! Jangan mengajakku! Mas Malik sendirian, aku harus menemani dirinya. Apa kalian tidak mengerti?" ujar Sashi dengan teriakan, membuat ketiga orang itu perlahan mundur sedikit.
Hujan semakin deras dan Sashi terlihat mulai kedinginan, ketiga orang itu tak punya pilihan lain selain memaksa Sashi untuk pulang, karena kalau tidak ia bisa sakit. Saat mereka akan mengajak Sashi pulang, tiba-tiba saja Sashi tumbang dan tak sadarkan diri.
"Nyonya!"
Mata itu mulai terbuka secara perlahan dan Sashi melihat di sekelilingnya, ia seketika sadar saat ini ia tengah berada di kamarnya. Tampak di hadapannya saat ini pigura besar yang menampilkan dirinya dengan sang suami dengan balutan pakaian pernikahan dan ekspresi bahagia tercetak disana. Mata itu kembali mengedarkan pandangannya dan tertuju pada jam yang menampilkan pukul 6 pagi.
"Aku sepertinya ketiduran, mas Malik pasti sudah bangun," ujarnya yang langsung turun dan segera mandi. Ia semalam bermimpi buruk dan wanita itu tak memikirkan nya lagi dan segera mencari keberadaan suaminya.
Perlahan kaki jenjang itu menuruni tangga dan ia memanggil nama suaminya, tujuannya adalah dapur, karena ia yakin suaminya pasti berada disana dan saat ini tengah memasak sarapan pagi.
"Mas! Sayang..." wajah bahagia Sashi langsung pudar saat melihat dapur yang ternyata tidak ada suaminya yang sedang menghidupkan kompor, membuat minuman ataupun memotong sayuran dan daging.
"Mas?" panggilnya lagi, ia mulai mencari ke ruangan lain.
"Mungkin di kolam renang, ia pasti sedang berenang, karena Mas Malik suka berenang di pagi hari," ujar Sashi kembali dan ia langsung menuju ke kolam renang, namun lagi-lagi tempat itu kosong dan tidak ada tanda-tanda bekas seseorang habis berenang disana.
"Mas? Kamu dimana?" Wanita itu terus memanggil suaminya dan mencari ke setiap sudut ruangan, hingga kakinya berhenti melangkah saat merasa ada sebuah buku yang terinjak oleh kakinya. Wanita itu perlahan jongkok dan mengambil sesuatu yang menghalangi langkahnya kakinya.
"Buku Yasin?" tanyanya dengan bingung, karena tak ingin penasaran, dengan cepat mata itu melihat isi buku itu dan seketika tubuhnya menegang dan ingatannya tiba-tiba muncul mengenai mimpi buruk itu yang ternyata bukan mimpi melainkan kenyataan dan hal itu membuatnya berteriak histeris.
"Mas Malik!"
Bersambung...
Jangan lupa untuk dukungan nya biar author makin semangat ya ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Senajudifa
kemana keluargax nih
2022-06-27
0
Retno Wijayanti
di mana keluarga mereka thor??
2022-06-22
1
Karina 15mei
Kasian Sashi 😭😭😭😭😭
2022-05-16
1