Jejak Cinta

Aurel melipat kedua tangannya di dada, sedangkan Nirma masih memasang wajah kesalnya. “Masih harus lanjut Bang?” tanya Pras pada fotografer. “Sementara oke, kita sudah dapat banyak sesi yang bagus.” Pras melihat ke arah layar yang menampilkan banyak foto Aurel barusan, “Sudah aman ya?”

“Aman kok, lagian kalau diteruskan malah enggak bagus. Moodnya Aurel sudah berantakan.”

Kini ketiga orang itu sudah berada dalam mobil, dengan Pras yang mengemudikan mobil sedangkan Nirma memilih duduk disebelah Pras dibandingkan dengan Aurel setelah perdebatan mereka di lokasi pemotretan.

Pras hanya fokus pada kemudi, sedangkan Aurel memilih diam dari pada nanti akan kembali berdebat dengan Nirma. Mengirim pesan pada Reka untuk mengajaknya kencan, untuk mengurangi emosi akibat perdebatannya dengan Nirma.

Tidak lama kemudian ponsel Aurel berdering, ternyata Reka menghubunginya.

“Halo.”

“Halo sayang, kita mau kencan ke mana?”

“Ke mana aja, dari pada suntuk. Pusing dengerin orang marah-mara terus.” Pras tersenyum mendengar ucapan Aurel.

“Oke, sebentar lagi aku selesai. Mau ke sini jemput aku?”

“Boleh.”

Panggilan pun berakhir. “Bang Pras, mampir ke tempat Reka ya, kami mau kencan.” Pras menghela nafasnya lalu menjawab, “Oke.” Sejujurnya dia kurang suka melihat kedekatan Aurel dan Reka yang terlihat tidak tulus.

“Kencan? Aurel kamu harus ingat sakarang kamu itu public figure jangan asal pergi ke tempat umum apalagi tanpa pengawalan yang jelas.”

“Tenang aja lah, aku dan Reka bisa menyamar,” sahut Aurel. “Menyamar? Tanya Nirma sambil menoleh ke belakang. Ide menyamar ini sering muncul di drama Korea yang Mia tonton.

Pras menghentikan mobilnya di depan loby gedung agency tempat Reka bernaung, pria itu telah menunggu dan ikut masuk ke dalam mobil saat Pras berhenti tepat tidak jauh dari tempatnya menunggu.

Cup

Reka mencium kening Aurel, “Gimana kegiatan kamu hari ini?”

“Bad,” jawab Aurel, “Loh, kok bisa?” Aurel menghela nafasnya, “Bisalah, ini buktinya. Yang jelas sekarang aku mau senang-senang,” ujar Aurel sambil tersenyum. “Oke, sayang. Sesuai permintaan kamu.”

Reka yang memakai topi, sedangkan Aurel mengenakan kaca mata gaya dan masker. Berjalan menyusuri store yang ada pada mall yang mereka datangi. Sedangkan Nirma dan Pras mengikuti dari belakang.

Reka merangkul bahu Aurel, sesekali mereka tertawa karena mengomentari sesuatu dengan hal yang lucu dan unik. Nirma menatap tidak suka pada aktivitas Reka dan Aurel tepat dihadapannya. Pras melihat hal itu, namun ia hanya bisa diam karena kembali pada ranah bahwa ia hanya bekerja.

“Aku ke toilet dulu, kamu tunggu sini ya,” ujar Aurel pada Reka yang dijawab anggukan. Pras tanpa diminta segera mengikuti Aurel. Setelah Aurel pergi, Reka langsung merengkuh tubuh Nirma. “Jangan ngambek dong sayang, ini semua demi rencana kita.”

“Tapi aku enggak bisa lihat kamu mesra-mesraan begitu,” ucap Nirma. “Kamu perhatikan dong, sentuhan aku standar hanya merangkul bahu, cium kening dan genggam tangan aja. Tidak lebih, semua karena aku sayang kamu Nirma.”

“Hmm.”

Mereka pun menghentikan obrolan karena Aurel yang sudah selesai dari toilet, Aurel mengajak Reka ke arena bermain. Bahkan ia mengisi kartu permainan dengan sejumlah rupiah.

Satu per satu permainan Aurel coba bersama Reka dan saat ini Aurel memilih permainan basket. Saat sibuk memasukan bola ke dalam keranjang, Reka dan Nirma yang berada di belakang Aurel mencuri kesempatan dengan saling memagut singkat. Bahkan sesekali tangan mereka saling menggenggam.

Reka sebenarnya sudah bosan dan lelah terus mengikuti keinginan Aurel, bahkan saat ini Aurel mengajaknya ke toko buku. “Sayang, aku sudah lelah, aku tunggu di mobil ya.” Aurel sempat kecewa namun akhirnya mengiyakan. “Aku juga lelah, kamu pikir kakiku terbuat dari besi. Mall ini luasnya bukan main, masa iya mau kamu jelajahi semua,” ujar Nirma.

“Aku hanya ingin ke toko buku, ya udah kamu tunggu di mobil aja, bawel,” ujar Aurel meninggalkan Reka dan Nirma diikuti oleh Pras. Sepeninggal Aurel, Reka dan Nirma tersenyum. Keduanya bergegas menuju mobil, yang kebetulan parkir di sudut basement.

Reka dan Nirma memanfaatkan kesempatan emas tersebut untuk bermesraan, duduk di kursi belakang keduanya saling berpeluk dan memagut. Mulai dari sentuhan lembut sampai sedikit kasar. Dessahan dan erangan keluar dari bibir keduanya bersahutan karena penyatuan diri mereka, sampai keduanya mereguk kenikmatan surga dunia.

“Terima kasih, sayang,” ucap Reka sambil mencium kening Nirma. Keduanya kemudian memperbaiki penampilan mereka yang sudah berantakan. Setelah itu Nirma pindah duduk ke depan, agar tidak menimbulkan kecurigaan pada Aurel.

Aurel sudah berada di toko buku, berada di rak khusus novel. Entah apa yang ia cari, Pras hanya mengikutinya. Merasa tidak menemukan apa yang ia cari, Aurel mengajak Pras pulang.

“Sudah ketemu apa yang kamu cari?” tanya Reka pada Aurel. “Belum,” jawab Aurel. Sedangkan Nirma, ia pura-pura tertidur. Pras merasa ada yang aneh dalam mobil, ia bisa menebak apa yang sudah Reka dan Nirma lakukan di dalam mobil, karena aroma yang ditinggalkan. Aroma khas jejak percintaan antara Reka dan Nirma.

 

 

 --------

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan klik like, koment, vote dan favorite. thank you 🥰

 

 

 

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!