Harshada

Harshada

Satu : Pernikahan Tersembunyi

...HARSHADA ...

...[SELAMAT MEMBACA]...

Tiga tahun sudah semenjak tragedi tidak manusiawi yang dilakukan Djoko Suyanto dan Hermawan Upasama terungkap. Di mana Djoko melakukan ruda paksa terhadap beberapa siswinya dan penyelewengan dana bantuan sekolah yang entah dibuat apa oleh Hermawan Upasama.

Semua masa mudanya.

Kacau.

Keluarga Adiwangsa tidak selamanya bisa dikatakan bersih dari dosa-dosa. Namun prinsip dasar keluarganya adalah menyerang jika diserang. Karena sangat akan buruk jikalau Adiwangsa yang ganas keluar dari sarangnya.

Harta.

Tahta.

Dan ... Wanita?

Linggar rasa tiada wanita yang pantas mendampingi dirinya. Selain, Elshanum Citaprasada. Keluarga kelas menengah yang cukup memiliki uang, namun harta tiada bisa dibandingkan dengan Adiwangsa.

"Tuan Muda Linggar."

Suara itu terdengar dari Iris, sekertaris wanita yang benar-benar amat dipercayainya. Berdiri tegak, dengan blazer hitam serta rok span selutut.

"Saya membawa beberapa berkas revisi peraturan dan kebijakan hotel yang harus anda tanda tangani," ucap Iris.

Linggar mengangguk, pertanda memberikan izin kepada Iris untuk meletakkan dokumen itu di meja dan sesegera mungkin, ia menandatanganinya.

"Sudah?"

Iris menjawab, "Terima kasih, Tuan Muda. Saya permisi."

General Manager. Jabatan yang ia pegang sekarang, di salah satu hotel berbintang milik keluarganya yang mana dibawa naungan Gautama Adiwangsa. Ia telah bekerja keras sampai pada titik ini. Selain itu, lagi-lagi si kembar Abhimana dan Abhimata tidak bisa sedikit pun bersyukur dan menumbalkan dirinya sebagai cucu atau anak yang pantas menepati posisi ini.

Bosan.

Sudah lebih dari empat jam ia terus menerus berada di hotel, melaksanakan tugas; mengecek laporan administrasi, menandatangani ini dan itu. Semua telah usai. Ia merasa sangat lelah, baiknya memang harus keluar sebentar mencari suasana baru.

"Iris, saya keluar," ucap Linggar saat melewati meja kerja sekertaris.

Iris spontan berdiri dan sedikit menunduk. "Silakan, Tuan Muda."

Hotel ini memiliki lebih dari tiga puluh lantai dengan fasilitas yang begitu mewah. Rata-rata harganya pun cukup mahal. Linggar barusaja turun di lobi hotel, sebenarnya ia tidak mau jauh-jauh keluar, ia hanya butuh sedikit mengelilingi hotel di mana mungkin, bisa menyegarkan netranya yang terlalu lama menatap berkas-berkas hingga layar komputer.

"Selamat siang, Tuan Muda Linggar."

"Tuan Muda Linggar membutuhkan sesuatu?"

"Apa Tuan Muda ingin istirahat di salah satu kamar hotel?"

Semua staf hotel menyapanya terus menerus. Bagi Linggar sapaan adalah hal yang paling menyebalkan. Ia tidak suka orang-orang menghormatinya dengan cara menawarkan ini dan itu. Melelahkan harus mengangguk serta mengiyakan ucapan mereka.

"Tania, saya mau kamar hotel di lantai biasa," ucap Linggar kepada Tania, resepsionis.

Tanpa banyak bicara Tania memberikan kunci kamar hotel dengan nomor 210 yang berada di lantai sepuluh. "Silakan, Tuan Muda."

"Terima kasih."

Dengan mengunakan lift biasa yang bersama pengunjung, Linggar masuk. Namun saat hendak lift tertutup tiba-tiba saja seorang wanita masuk mengunakan pakaian tertutup; gamis serta kerudung hitam, outer mocca, dan sepatu sneakers putih.

Kemudian tangan kanan wanita itu mengklik tombol nomor lantai 10. Lift berjalan. Wanita itu sedikit menunduk dan menengok ke belakang, sepertinya baru menyadari bahwa ada seseorang di belakangnya. Maka dengan spontan wanita itu mengklik tombol lift terbuka berkali-kali, seakan-akan kepanikan.

"Apa yang anda lakukan?"

Wanita itu kian tidak bisa terkendali terus menerus mengklik tombol terbuka padahal lift tetap berjalan.

"Saya bertanya apa yang anda lakukan?"

Wanita itu menjawab lirih, "Sa-saya salah memasuki lift."

Suara ... ini? Nggak mungkin, batin Linggar yang langsung berujar, "Saya rasa semua lift sama saja."

Wanita itu terus menerus menekan tombol buka. Hingga rasa-rasanya Linggar geram, menarik tangan wanita itu. Sehingga spontan wanita itu berbalik, dan Linggar dapat melihat wajahnya dengan sangat jelas.

"Sha ... num?"

Netra wanita itu. Shanum melebar. Sungguh ia terkejut bukan main. Bahkan spontan menarik tangannya dengan kasar dari genggaman Linggar. Shanum berbalik, lagi. Secepatnya mengklik tombol buka berkali-kali, tapi tiada kunjung juga lift berhenti.

"Kamu Shanum 'kan?"

Shanum menggeleng. Namun Linggar tidak akan pernah semudah itu terbohongi, secepatnya ditarik lagi lengan Shanum, hingga ia benar-benar bisa menyakinkan diri bahwa wanita yang dilihatnya adalah Shanum.

"An-da salah orang," ucap Shanum.

Shanum ... kamu Shanum. Aku nggak mungkin salah lihat, batin Linggar yang detik itu juga menyentuh kuat pergelangan tangan Shanum. Supaya sang empu tidak bergerak dan melawan. "Sayang ... ini aku. Linggar. Kamu takut sama aku?"

Shanum berusaha keras menarik tangan Linggar yang berada di pergelangan tangannya. "Le-pas."

"Shanum ... ini aku. Coba kamu dongak terus lihat wajah aku," ujar Linggar.

Shanum terdiam.

Tangan kanan Linggar mengangkat dagu Shanum dengan perlahan, sedangkan tangan kirinya menggenggam kedua tangan Shanum supaya tiada pergerakan yang membuatnya lengah.

"Li-linggar ... le-pas. I-iya. A-ku Shanum."

Netra berkaca-kaca dari Shanum dapat Linggar tatap dengan puas. Istrinya itu berani keluar rumah?

"Kamu janji bakal lepasin aku. Ja-jadi tolong lepas. Ja-jangan peluk aku, Linggar," lanjut Shanum.

"Kenapa, Sayang?"

Shanum mendorong Linggar kuat, lalu berbalik mengklik tombol terbuka berkali-kali namun tak kunjung terbuka juga. Dan untuk kesekian kalinya Linggar menarik lengan Shanum, hingga dengan terpaksa ia berbalik.

"Linggar ... tolong berhenti. Jangan sebut aku dengan panggilan seperti itu. Aku takut orang-orang tahu tentang pernikahan---"

Linggar menyanggah cepat. "Enggak akan. Kita lagi di hotel tempat aku kerja. Ini hotel punya Om Tama, nggak akan ada yang berani bikin berita macam-macam tentang aku sama kamu."

Shanum terdiam menatapi tangannya yang masih di sentuh Linggar.

"Kamu kenapa keluar rumah? Mau ketemu siapa?"

Ting!

Pintu lift terbuka tepat di lantai 10. Linggar langsung menarik Shanum masuk pada kamar hotel yang biasanya ia tempati. Saat telah memasuki kamar, Linggar menuntun Shanum duduk di ranjang ukuran besar.

"Jawab, Sayang."

Shanum menunduk, tangannya tiba-tiba saja basah, ia masih belum terbiasa bersentuhan dengan Linggar. Walaupun lelaki di depannya ini adalah suaminya, tetap saja hal-hal seperti ini terasa asing, dan terkadang menakutkan.

"Kamu takut sama aku?" Linggar melepas tangannya dari Shanum, dan berdiri menjauhi sang istri. "Maaf. Aku janji nggak bakal ngapa-ngapain. Aku cuma mau tanya, kamu ngapain ke sini?"

Jeda tiga detik Shanum menjawab, "A-aku mau ketemu Mama."

"Mama? Mama Gistara?"

Shanum mengangguk.

"Shanum berapa kali aku bilang, kalau Mama maksa kamu keluar rumah jangan mau. Kamu itu istri aku. Aku nggak bakal marah sekali pun kamu nolak ajakan Mama. Aku nggak suka kalau kamu---"

"Ta-tapi, be-liau Mama kamu," sanggah Shanum.

Linggar menghela napas, ia berbalik menatap cermin dan mengacak-acak rambutnya. Mengapa Mamanya harus seperti ini? Selalu saja memaksa Shanum ini dan itu. Beliau bilang, merestui pernikahannya dengan Shanum. Tetapi mengapa harus membuat istrinya merasa tidak nyaman sebagai menantu?

"Maafin Mama aku, Shanum."

Pantulan cermin yang menampilkan wajah kalut Linggar spontan membuat Shanum menggeleng khawatir. "E-enggak, Linggar. Ke-napa kamu harus minta maaf? Mama nggak salah, kamu juga nggak salah."

"A-aku yang salah. A-aku terus-terusan takut buat ketemu orang," lanjut Shanum.

Linggar berbalik, menatap Shanum yang menunduk. "Enggak kamu nggak salah. Sekarang ayo berdiri, aku antar kamu pulang."

"Aku belum ketemu Ma---"

"Nggak usah, Sayang. Nanti aku bilang sama Mama kalau kamu nggak bisa," sanggah Linggar.

Kediaman minimalis yang mendominasi warna putih menjadi tempat tinggal Linggar dan Shanum. Setiap tempat terdapat cctv tersembunyi atas perjanjiannya dulu dengan Sambara, Kakak Iparnya. Shanum tidak pernah tahu. Perempuan itu hanya tahu perjanjian pernikahan biasa. Selebihnya, perjanjian yang benar-benar ia sepakati tentu hanya dirinya dan Sambara yang tahu.

"Ling-gar."

Linggar menengok. "Apa, Sayang?"

"I-ini masih jam kerja. Ka-kamu nggak balik ke hotel?" Shanum memilih menunduk saat Linggar memperhatikannya dengan seksama. "Ta-kut di marahi sama Om Tama karena ... kamu tiba-tiba pulang."

"Om Tama nggak bakal marah. Lagian aku kerja di sana jadi general manager. Nanti kalau ada yang perlu di tanda tangani atau hal-hal penting lain, sekertaris aku bisa telepon kok. Handphone aku selalu on dua puluh empat jam," jelas Linggar.

Shanum hanya mengangguk dengan masih menunduk.

"Shanum."

Shanum mendongak pelan. "Apa?"

"Kamu nggak gerah?"

Shanum menggeleng.

"Maksud aku. Ini kan di rumah. Kamu nggak pakai kerudung pun aku boleh lihat, kan?" Shanum nampak menatapnya dengan pandangan aneh. Tersirat rasa takut dan sedih. Hingga spontan Linggar berujar, "Aku nggak ada niat maksa kamu. Kalau kamu masih nggak mau lepas nggak pa-pa. Aku janji nggak bakal---"

"Ma-af."

Linggar menggeleng cepat. "Enggak, Sayang. Enggak. Kenapa harus minta maaf? Aku yang salah."

"Sudah lima bulan. Tapi ... pernikahan kita ... masih nggak ada kemajuan." Shanum mencengkeram kuat gamis yang dipakainya. "A-ku masih nggak bisa me-layani kamu sebagai seorang istri---"

"Berhenti, Shanum." Linggar menyanggah. Rasanya ia ingin sekali menyentuh tangan Shanum. Tetapi ia masih ingat betul, reaksi Shanum masih tidak bisa terkendali. "Jangan pernah bicara seperti itu lagi. Aku nggak suka dengernya. Kamu udah lebih dari cukup melayani aku. Kamu masak, kamu nyiapin semua keperluan aku, semuanya kamu lakuin."

"Tapi aku belum bisa ... melayani kamu di a-tas ... ranjang," lirih Shanum.

Terpopuler

Comments

Yuyun ImroatulWahdah

Yuyun ImroatulWahdah

aku balik kesini,, dulu cuma baca aja, gak like/komen🤭, tapi bukan berarti gak suka, suka banget malah,, karena baca lingga da cassia pun karena dari sini😊

2024-08-20

0

Ukhty Rosita

Ukhty Rosita

ada part 1 nya gak thor, kalo ada baca di mana

2022-10-11

1

🧭 Wong Deso

🧭 Wong Deso

Assalamu'alaikum

2022-10-03

0

lihat semua
Episodes
1 Satu : Pernikahan Tersembunyi
2 Dua : Sesuatu Hal Yang Mulai Dipermasalahkan
3 3 : Anak Dan Suami.
4 4 : Hak Dan Kewajiban
5 5 : Ucapan Sambara.
6 6 : Orang-orang Yang Mulai Ikut Campur
7 7 : Setara
8 8 : Ingatan Linggar.
9 9 : Bukan Salah Linggar.
10 10 : Kesengajaan.
11 11 : Kenormalan Dan Objektifikasi.
12 12 : Bekas Orang Lain.
13 13 : Kejadian Yang Terbisit Dan Kekhawatiran.
14 14 : Kekhawatiran Sambara Dan Pandangan Mata Linggar.
15 15 : Menghindar Berkedok Kesibukan
16 16 :
17 17: Gistara Dan Gumira
18 18 : Kepantasan Dan Ketidakpantasan
19 19 : Usaha Shanum Dan Sesuatu Yang Gari Sampaikan
20 20 : Cassia Upasama.
21 21 (1) : Berat. Namun Harus Di Bahas.
22 21 (2) : Pengakuan Shanum.
23 22 :
24 23 : Cassia Membenci. Sedangkan, Linggar Merasa Marah.
25 24 : Kamu Mau Ninggalin Aku?
26 25 : Pujian Linggar.
27 26 : Pekerjaan Cassia Dan Rahasia Lingga.
28 27 : Pertemuan Linggar Dan Gari.
29 28 : Spontanitas Yang Tak Terduga.
30 29 : Pikiran Shanum Dan Linggar. Juga Kabar Dari Lingga.
31 30 : Linggar Murka Pada Lingga
32 31 : Derita Yang Lebih Menyakitkan Dari Shanum.
33 32 : Pikiran Shanum Tentang Linggar
34 33 : Alasan Linggar Merasa Malu Dan Perubahan Shanum.
35 34 : Dua Kubu Yang Berbeda
36 35 : Kesenangan Linggar Yang Terselip Kekesalan.
37 36 : Sentuhan.
38 37 : Pertemuan Dengan Iris Dan Beres-beres.
39 Garis Keturunan Adiwangsa
40 38 : Bersiap Untuk Berangkat
41 39 : Batasan Yang Mulai Terkikis Dari Linggar.
42 40 : Ibu Kandung Shanum.
43 41 : Ulah Shanum.
44 42 : Tegang.
45 43 : I Would Love You
46 44 : Tembok Besar Yang Runtuh
47 45 : Shanum Dan Linggar. Mesya Dan Tuan Jaiz.
48 46 : Kepada Mesya, Ibu Dari Shanum. Dan Pertanyaan Tiba-tiba Dari Sambara.
49 47 : Bulan Madu (1)
50 48 : Bulan Madu (2) : Kekhawatiran Berlebih.
51 49 : Bulan Madu (3) : Shanum Kesal.
52 50 : Konflik Batin Shanum Dan Mesya.
53 51 : Bulan Madu (4) : Yang Pertama.
54 52 : Perasaan Shanum Dan Gistara.
55 53 : Mendekam Di Kamar Hotel Dan Menerima Telepon.
56 54 : Keluarga Citaprasada.
57 55 : Informasi Yang Membuat Mood Buruk
58 56 : Di Kamar Hotel Saja.
59 57 : Kekecewaan Mendarah Daging.
60 58 : Salahku Bukan Salahmu.
61 59 : Konflik Batin Shanum, Linggar Dan Mesya.
62 60 : Tiba-tiba Pulang.
63 61 : Tiba Di Surabaya.
64 62 : Bukan Sekadar Pajangan.
65 63 : Informasi Terbaru Dari Gari.
66 64 : Oleh-oleh Yang Mendapat Sambutan Berbeda-beda.
67 65 : -
68 66 :
69 67 : Surat Dari (M)
70 68 : Jatuh Berdua Lagi.
71 69 : Sabtu Hari Pernikahan Lingga Dan Cassia.
72 70 : Pikiran Linggar Dan Shanum.
73 71 : Di Kediaman Manggala Adiwangsa.
74 72 : Bertemu Lingga Dan Cassia.
75 73 : Pembicaraan Shanum Dan Cassia.
76 74 : Bermesraan Di Kamar Tamu.
77 75 : Gistara Mendengar Sesuatu.
78 76 (1) : Mama Gistara Akan Bicara.
79 76 (2) : Mama Gistara Yang Sebenarnya.
80 77 : Bertemu Dengan Gari Di Honey Bunch.
81 78 : Kenikmatan Yang Di Angan-angan.
82 79 : Bukan Yang Pertama Bagi Shanum.
83 80 : Permintaan Maaf Yang Di Benci.
84 81 : Janji Linggar Dan Keingintahuan Sambara.
85 82 : Pertemuan Linggar Dan Sambara.
86 83 : -
87 Sedikit Pemberitahuan.
88 84 : Ke Klinik.
89 85 : Perubahan Shanum Dan Ucapan Lingga Tentang Pernikahan.
90 86 : Akrab Kembali Dan Informasi Dari Gari.
91 87 : Pembahasan Mengenai Shanum.
92 88 : Kesalahan Linggar Meninggalkan Laptop.
93 89 : Mencari Seluk Beluk Muci*kari.
94 90 : Masuk Ke Rumah Bordil.
95 91 : Perbincangan Panjang Dengan Muci*kari
96 92 : Pengakuan Mesya.
97 93 : Cctv Yang Mulai Dipertanyakan.
98 94 : Ketidakjelasan Shanum.
99 95
100 96
101 97
102 98 : Flashback Dan Permintaan Maaf.
103 99
104 100 [Pergi]
105 101 [Pemahaman Yang Berbeda]
106 102 [Permasalahan Yang Muncul Karena Kepergian Shanum]
107 103 [Beban Orang-orang]
108 104
109 105
110 106
111 107 [Mengandung?]
112 108 (1) Semua Orang Harus Tahu.
113 108 (2) Kebersamaan Linggar Dan Shanum.
114 109 (1) Bertemu Ibu Kandung.
115 109 (2)
116 110 (1)
117 110 (2) Pertemuan Ibu Dan Anak.
118 111 (1)
119 111 (2)
120 112 (1)
121 112 (2) Hidden Twin.
122 113 (1) Suami Mana Yang Nggak Butuh Istrinya?
123 113 (2) : POV Shanum.
124 114 (1)
125 114 (2)
126 Rilis Cerita Lingga dan Cassia
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Satu : Pernikahan Tersembunyi
2
Dua : Sesuatu Hal Yang Mulai Dipermasalahkan
3
3 : Anak Dan Suami.
4
4 : Hak Dan Kewajiban
5
5 : Ucapan Sambara.
6
6 : Orang-orang Yang Mulai Ikut Campur
7
7 : Setara
8
8 : Ingatan Linggar.
9
9 : Bukan Salah Linggar.
10
10 : Kesengajaan.
11
11 : Kenormalan Dan Objektifikasi.
12
12 : Bekas Orang Lain.
13
13 : Kejadian Yang Terbisit Dan Kekhawatiran.
14
14 : Kekhawatiran Sambara Dan Pandangan Mata Linggar.
15
15 : Menghindar Berkedok Kesibukan
16
16 :
17
17: Gistara Dan Gumira
18
18 : Kepantasan Dan Ketidakpantasan
19
19 : Usaha Shanum Dan Sesuatu Yang Gari Sampaikan
20
20 : Cassia Upasama.
21
21 (1) : Berat. Namun Harus Di Bahas.
22
21 (2) : Pengakuan Shanum.
23
22 :
24
23 : Cassia Membenci. Sedangkan, Linggar Merasa Marah.
25
24 : Kamu Mau Ninggalin Aku?
26
25 : Pujian Linggar.
27
26 : Pekerjaan Cassia Dan Rahasia Lingga.
28
27 : Pertemuan Linggar Dan Gari.
29
28 : Spontanitas Yang Tak Terduga.
30
29 : Pikiran Shanum Dan Linggar. Juga Kabar Dari Lingga.
31
30 : Linggar Murka Pada Lingga
32
31 : Derita Yang Lebih Menyakitkan Dari Shanum.
33
32 : Pikiran Shanum Tentang Linggar
34
33 : Alasan Linggar Merasa Malu Dan Perubahan Shanum.
35
34 : Dua Kubu Yang Berbeda
36
35 : Kesenangan Linggar Yang Terselip Kekesalan.
37
36 : Sentuhan.
38
37 : Pertemuan Dengan Iris Dan Beres-beres.
39
Garis Keturunan Adiwangsa
40
38 : Bersiap Untuk Berangkat
41
39 : Batasan Yang Mulai Terkikis Dari Linggar.
42
40 : Ibu Kandung Shanum.
43
41 : Ulah Shanum.
44
42 : Tegang.
45
43 : I Would Love You
46
44 : Tembok Besar Yang Runtuh
47
45 : Shanum Dan Linggar. Mesya Dan Tuan Jaiz.
48
46 : Kepada Mesya, Ibu Dari Shanum. Dan Pertanyaan Tiba-tiba Dari Sambara.
49
47 : Bulan Madu (1)
50
48 : Bulan Madu (2) : Kekhawatiran Berlebih.
51
49 : Bulan Madu (3) : Shanum Kesal.
52
50 : Konflik Batin Shanum Dan Mesya.
53
51 : Bulan Madu (4) : Yang Pertama.
54
52 : Perasaan Shanum Dan Gistara.
55
53 : Mendekam Di Kamar Hotel Dan Menerima Telepon.
56
54 : Keluarga Citaprasada.
57
55 : Informasi Yang Membuat Mood Buruk
58
56 : Di Kamar Hotel Saja.
59
57 : Kekecewaan Mendarah Daging.
60
58 : Salahku Bukan Salahmu.
61
59 : Konflik Batin Shanum, Linggar Dan Mesya.
62
60 : Tiba-tiba Pulang.
63
61 : Tiba Di Surabaya.
64
62 : Bukan Sekadar Pajangan.
65
63 : Informasi Terbaru Dari Gari.
66
64 : Oleh-oleh Yang Mendapat Sambutan Berbeda-beda.
67
65 : -
68
66 :
69
67 : Surat Dari (M)
70
68 : Jatuh Berdua Lagi.
71
69 : Sabtu Hari Pernikahan Lingga Dan Cassia.
72
70 : Pikiran Linggar Dan Shanum.
73
71 : Di Kediaman Manggala Adiwangsa.
74
72 : Bertemu Lingga Dan Cassia.
75
73 : Pembicaraan Shanum Dan Cassia.
76
74 : Bermesraan Di Kamar Tamu.
77
75 : Gistara Mendengar Sesuatu.
78
76 (1) : Mama Gistara Akan Bicara.
79
76 (2) : Mama Gistara Yang Sebenarnya.
80
77 : Bertemu Dengan Gari Di Honey Bunch.
81
78 : Kenikmatan Yang Di Angan-angan.
82
79 : Bukan Yang Pertama Bagi Shanum.
83
80 : Permintaan Maaf Yang Di Benci.
84
81 : Janji Linggar Dan Keingintahuan Sambara.
85
82 : Pertemuan Linggar Dan Sambara.
86
83 : -
87
Sedikit Pemberitahuan.
88
84 : Ke Klinik.
89
85 : Perubahan Shanum Dan Ucapan Lingga Tentang Pernikahan.
90
86 : Akrab Kembali Dan Informasi Dari Gari.
91
87 : Pembahasan Mengenai Shanum.
92
88 : Kesalahan Linggar Meninggalkan Laptop.
93
89 : Mencari Seluk Beluk Muci*kari.
94
90 : Masuk Ke Rumah Bordil.
95
91 : Perbincangan Panjang Dengan Muci*kari
96
92 : Pengakuan Mesya.
97
93 : Cctv Yang Mulai Dipertanyakan.
98
94 : Ketidakjelasan Shanum.
99
95
100
96
101
97
102
98 : Flashback Dan Permintaan Maaf.
103
99
104
100 [Pergi]
105
101 [Pemahaman Yang Berbeda]
106
102 [Permasalahan Yang Muncul Karena Kepergian Shanum]
107
103 [Beban Orang-orang]
108
104
109
105
110
106
111
107 [Mengandung?]
112
108 (1) Semua Orang Harus Tahu.
113
108 (2) Kebersamaan Linggar Dan Shanum.
114
109 (1) Bertemu Ibu Kandung.
115
109 (2)
116
110 (1)
117
110 (2) Pertemuan Ibu Dan Anak.
118
111 (1)
119
111 (2)
120
112 (1)
121
112 (2) Hidden Twin.
122
113 (1) Suami Mana Yang Nggak Butuh Istrinya?
123
113 (2) : POV Shanum.
124
114 (1)
125
114 (2)
126
Rilis Cerita Lingga dan Cassia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!