Keesokan harinya tepat saat masa cuti pernikahan telah usai Adelia sudah
bersiap rapi dengan mengenakan outfit yang biasa ia gunakan, seperti pencil
skirt dan striped T-shirt berwarna putih peach dan di padukan dengan high hells
berwarna putih.
Tak lupa juga dengan tas hitam—laptop bag, bagian dalam tas interiornya di
balut bahan suede merah muda dengan kompartemennya yang berjejer rapi jadi
membuat apapun yang di bawa bisa muat di dlamnya.
“Mau kemana kau?” tanya Satya yang baru saja selesai mandi, di lehernya
melingkar handuk kecil—putih. Dia menggosok-gosokkan rambutnya dengan benda
itu.
“Aku mau kerja bukankah masa cuti ku sudah habis?”
‘Begitu saja tidak tahu!’ umpat Adelia dengan kesal.
“Ku kira kau mau kabur dari rumah ini...”
Satya menarik kursi di depan meja rias, tubuh kekarnya tertutup bathroob.
Wajah tampan itu terlihat begitu mengesalkan.
“Kenapa wajahmu jadi sekesal itu padaku? Kau bisa jatuh cinta nanti...”
tapi Adelia menggeleng sebagai bentuk elakan terhadap kalimat itu, “Hm, dasar
rubah kecil.”
“Jaga bicaramu, aku tidak seperti apa yang kau katakan!” Adelia mencoba
meahan emosi dan kekesalannya, dirinya pun bergegas keluar kamar untuk pergi
kerja.
Dia berjalan menuruni anak tangga dan bertemu dengan Fang.
“Selamat pagi nona muda,” Fang menyapa dengan ramah, dia baru saja
memberikannya bow.
“Selamat pagi juga Fang...”
“Nona, sarapan pagi sudah siap apakah nona—“
“Tidak Fang, aku sarapan di kantor saja... aku pergi dulu selamat pagi.”
Adelia bergegas membuka pintu utama, “Aaaa!” dia terkejut saat melihat
sosok sektretaris Ken yang entah sudah sejak kapan ada di luar, gadis itu
mengelus dadanya sendiri.
Ken mengangguk pelan, “Selamat pagi
nona, saya datang untuk menjemput tuan muda..”
“Dia masih ada di atas tunggu saja, mungkin sebentar lagi akan turun,”
ucapnya dan segera melangkah pergi menuju garasi mobil.
Di tempat itu sudah ada pak Jang, “Pak Jang antarkan saya ke kantor.”
Pak Jang baru saja memanasi mobil dan segera ia matikan, “Baik nona, itu
sudah menjadi tugas saya untuk mengantarkan nona muda kemanapun,” ujarnya
dengan senyuman ramah.
***
Sepanjang perjalanan menuju ke kantor Winata Group, Adelia hanya diam saja
tak membuka suara apapun. Memilih untuk menyandarkan kepalanya di sandaran jok
lalu menatap gedung-gedung dari balik kaca mobil.
“Nona sakit?”
“Tidak, pak Jang... ada apa?”
“Tidak ada apa-apa, hanya saja sejak kehadiran nona ke rumah utama sampai
hari ini saya jarang melihat nona berbicara...”
Bahkan hal sekecil itu pun tak luput dari perhatiannya.
‘Bahkan dia memperhatikan hal sekecil itu?’ gumam Adelia lalu menghela
napasnya dengan pelan, “Mungkin hanya perasaan pak Jang saja... saya masih sama
dengan Adelia yang sebelumnya menikah dengan tuan muda Satya, pak.”
“Hm,” pak Jang mengangguk pelan.
Tak terasa waktu perjalanan yang di tempuh pun mereka sampai juga di
kantor, pak Jang yang hendak turun untuk membukakan pintu mobil, baru saja
menyentuh handle pintu, “Tidak perlu pak Jang, saya bisa turun sendiri,” seru
Adelia dengan ramah.
“Tapi nona—“
Haaah, gadis itu sudah turun dan berjalan ke depan membuat pak Jang
menurunkan kaca jendela mobilnya.
“Tidak apa-apa, pak Jang tidak perlu menunggu nanti akan saya hubungi jika
sudah waktunya pulang, saya masuk dulu, pak..”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Yunita Laito
kasianh adeliaaa
kayaknya dia tertekan yaaa
2021-08-30
0
Fais ferdiansah Ferdiansah
semangat ya Del,,,💪💪💪
2021-04-11
1
ella
ko lik nya di aku gak bisa di buka ya
2021-02-22
1