Usai sarapan pagi, sepasang suami
istri itu pun segera bersiap untuk menjemput paman dan bibi yang akan tiba
sebentar lagi di bandara internasional Soekarno Hatta—Jakarta.
Di pelataran rumah sudah ada
sebuah mobil hitam yang menunggu, “Selamat pagi, tuan muda..., nona muda,” seru
Ken manyapa.
“Pagi, kita ke bandara sekarang.”
“Baik tuan,” lalu Ken membukakan
pintu mobil dan menutupnya kembali setelah tuan dan nona mudanya duduk dengan
santai sembari memakai sabuk pengaman.
Mobil pun segera melaju dengan
kecepatan sedang meninggalkan rumah menuju bandara.
Setibanya di sana Ken segera
turun untuk membukakan pintu mobil, “Kita sudah sampai tuan, nona, silakan
turun...”
Satya hanya menjawabnya dengan
anggukan pelan.
“Terima kasih sekretaris Ken,”
ucap Adelia dan segera mengikuti langkah kaki suaminya daro belakang, begitupun
juga dengan Ken yang mengikuti mereka dari belakang.
Ketiga orang itu masuk dan
menunggu di ruangan tunggu VVIP, ruangan di dalamnya cukup dingin akibat dari
suhu ruangan ber ac.
***
Pesawat landing dengan sempurna di bandara Soekarno Hatta jam 11.15 waktu
setempat.
Satya dan istrinya datang menjemput paman dan bibi yang sudah ia anggap
sebagai orang tua angkatnya, yang baru saja datang dari Jerman.
Sejak Satya berusia 10 tahun tepat dihari kematian orang tuanya, paman dan
bibi datang menjemputnya untuk tinggal bersama mereka di Jerman sampai SMA.
Dan melanjutkan kuliahnya di Universitas Gajah Mada, menjadi lulusan
terbaik sepanjang sejarah kampus itu.
"Paman, bibi?" Satya bergantian memeluk mereka.
"Oh, Satya... kau sangat tampan. Kami dengar kau sudah menikah? Lalu
dimana istrimu?" Paman Satya yang bernama Dukey menoleh kesana kemari.
Sementara istrinya yang bernama Clay masih sibuk dengan koper bawaannya.
"Adelia kemarilah, mereka paman dan bibiku,” Satya menggerakkan
tangannya dengan sopan, “Paman Dukey, dan Bibi Clay...” lalu Satya merangkul
bahu sang istri, “Perkenalkan dirimu...”
“Selamat pagi paman, bibi, saya Adelia... senang sekali bisa bertemu
kalian,” ucapnya dengan nada yang ramah.
“Halo Adelia menantuku, senang bisa bertemu dengan mu...” ucap paman
membalas jabatan tangannya, paman orang yang cukup ramah kepada siapapun namun
berbeda halnya dengan sang bibi—Clay,
Dia memasnag wajah datarnya saat Adelia memperkenalkan diri, tatapan
matanya seolah sedang bertanya ‘siapa dia?’ di lihat dari manapun sangat jauh
dari visual Ziva—putrinya yang notabane nya adalah saudari sepupu Satya.
Bahkan Clay mengalihkan pandangan nya saat Adelia ingin menjabat tangannya
tadi, jutek dan dingin, duh... nasib menantu.
Usai salam perkenalan, mereka pun bergegas untuk segera pulang kembali ke
rumah utama.
***
Setibanya di rumah seperti biasa akan ada pelayan yang membantu untuk menurunkan
serta membawa koper-koper itu masuk ke dalam rumah. Merasa lelah sepasang suami istri itu—Dukey dan Clay masuk
kedalam kamar.
"Kenapa kau bersikap seperti itu padanya?" Dukey mengganti
pakaian.
"Bersikap bagaimana?" menjawab acuh.
"Clay?" Suaranya dingin dan terdengar seperti mengintimidasi.
"Ya baiklah, aku mengerti. Tidak akan terjadi lagi."
Nada dering hp Clay terdengar segera ia meraihnya.
"Oh Ziva?" Video call dengan putri tercintanya yang ada di
Jerman.
"Mommy, daddy? Dimana kakak Satya? Aku merindukannya." Suaranya
terdengar begitu ceria dan manja.
"Dia ada dikamar nya, kapan kau menyusul?"
Ziva menggeleng dan bersikap aegyo, "Tidak tahu, mommy aku sangat
merindukan kakak." senyum ceria itu membuat Clay sedikit khawatir.
"Mommy, ada apa?"
Clay segera melangkah ke kamar mandi tak ingin obrolannya di dengar Dukey.
"Apakah kau tahu? Ternyata Satya sudah menikah dengan seorang wanita.
Makanya kau harus segera datang kemari. Perasaanmu kepada Satya belum berubah,
kan?"
Ziva terkejut membuat binar matanya hampir meredup, "Benarkah?"
suara itu tercipta dengan nada tak percaya.
"Tetapi kau jangan khawatir putriku, dari penampilannya saja mommy
bisa melihat Sejelek dan serendah apa kelasnya. Dia berbeda jauh dari mu."
"Mommy yakin? Jika mommy melihatnya seperti itu lalu kenapa kakak
Satya Sudi menikahinya?
"Untuk hal itu mommy juga tidak tahu pasti, tetapi tenang saja...
mommy tidak akan tinggal diam, mommy pasti akan bertindak."
Klek!
Suara handle pintu yang hendak di buka dari luar, "Nanti Mommy akan
menelefon mu lagi sayang, sudah dulu ya... jaga dirimu baik-baik di sana,
serahkan saja gadis itu kepada mommy. Dan, kau juga segeralah datang
kemari."
"Baik mom, Ziva akan mengurus keberangkatan ku secepatnya. Mommy
jangan khawatir, aku pasti bisa merebut kak Satya darinya."
Satu detik kemudian Mommy mematikan hp nya lalu membuka pintu bath room,
"Kau sedang berbicara dengan siapa?"
Clay segera memasukan hp nya ke dalam saku baju, "Tidak ada, mungkin
hanya perasaanmu saja."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
💓yin & yang💓
waduh si bibi mau berlagak jd mertua kejam
2022-08-30
0
Yunita Laito
ya ampuuuiin plakor di mana2 ada yaaa
2021-08-30
0
Erni Hidayati
wwooiii Thor ceritanya bagus , makanya klu bikin cerita jgn yg lampau2 ...susah sendiri jadinya ..email mulai ada th 71 , bandara internasional dibangun mulai th 85 ....sementara ceritanya srkar6ang dah punya cicit
2021-08-24
0