Air
mata itu masih terus mengalir deras, Adelia menggigit kuat bibir bawahnya. Dia
membuang pandangannya ke arah kanan seolah tak sudi untuk menatap wajah jahat
di hadapannya.
Pria
itu masih terus memompa tubuhnya, berulang kali juga gadis tak berdaya itu
merintih dan meringis kesakitan di buatnya. Rasanya berkedut panasa membuat
Satya ingin melahapnya tanpa ampun tetapi dia tahu kondisi Adelia saat ini,
gadis itu sudah pasti mengalami sedikit trauma akan pergumulan panas ini.
Entah
sudah berapa lama waktu yang berlalu hingga akhirnya benih Satya meluncur
keluar melesak masuk ke dalam rahim Adelia.
Puas,
Satya ambruk juga di atas tubuh sang istri.
Dia
bisa merasakan detak jantungnya, merasakan helaan napasnya yang terengah-engah,
malam ini Satya hanya fokus pada apa yang memang seharusnya ia dapatkan di
malam pertamanya waktu itu.
“Berikutnya
pasti akan aku nikamti tanpa sisa,” ucap Satya sembari menggigit pucuk gunung
kembar Adelia, membuatnya meringis kesakitan.
“Kau
pria yang tidak punya perasaan! Aku membencimu!”
“Ck!
Aku sudah mendapatkannya lalu kau mau apa? Bersiaplah karena kapan dan di mana
pun aku akan meminta hak ku sebagai seorang suami kepada istrinya,” Satya
menarik paksa dan kuat benda keramatnya membuat Adelia meringis kesakitan.
“Aaaa!!”
lirihnya merintih sakit.
“Pakai
kembali baju mu, dan segera beersihkan dirimu!”
Satya
beranjak melepaskan diri dari Adelia lalu segera memakai pakaiannya kembali,
dia mengatur napas lalu mendekat ke meja kerjanya untuk meneguk kopi.
***
Adelia
yang ramping itu pun berusha berjalan dnegan sangat normal, sekalipun faktanya
bagian tubuhnya memang tersa perih, sakit, menyayat, “Bagaimana bisa ada suami
yang begitu tak berperasaan? Sampai matipun aku tidak akan pernah melupakan
rasa sakit ini!” umpatnya seraya mencengkram kuat pakaian yang menutupi bagian
dada.
Di
dalam bath room Adelia segera membersihkan tubuhnya, sakitnya luka yang terasa
perih terkena air, dia meringis kuat memejamkan kedua matanya, berusaha
mengatur napasnya yang terputus-putus.
“Kenapa
rasa skaitnya masih belum hilang juga?”
***
Selesai
mandi Adelia segera memakai bathroob nya dan bergegas keluar.
Klek!
Pintu
terbuka bersamaan dengan Satya yang membuka pintu bath room dari luar, “Sudah
selesai mandinya?”
“Bukan
urusanmu!” jawabnya dengan singkat, Adelia melangkah hampir melewati tubuh
kekar itu, “Satya apa yang kau lakukan, lepaskan tanganmu dariku!” pintanya
dengan raut wajah yang begitu kesal.
“Aku
sudah melihat dan menikmatinya, untuk apa kau semarah itu?”
“Cepat
lepaskan aku, jangan menggangguku lagi!”
“Kau
ini memang benar-benar, ya!” jawab Satya tak kalah ketusnya, dia mengembuskan
napas kesalnya, dengan sedikit emosi ia menggendong gadis itu dan
menghempaskannya ke atas ranjang.
“Satya!”
Dan,
pergumulan panas kedua mereka di malam yang sama pun terjadi kembali.
Perlakuan
kasar tak senonoh itu msemakin menumbuhkan rasa tak sukanya, Adelia bukan
membenci “orangnya!” tetapi membenci sikap dan perilaku orang tersebut.
***
Jam
terus berputar, malam semakin menuju puncak dan hampir berganti dengan
datanganya fajar.
“Engh...”
perlahan Adelia mengerjap lalu meringis kesakitan, pergelangan tangannya
memerah perih, selimut putih menutupi tubuh—bagian dada sampai ke ujung kakinya,
wajahnya sedikit pucat, “Uh...” dia pun kembali teringat dengan perilaku Satya
semalam.
“Cepat
bangun, dan ikut aku ke bandara untuk menjemput paman dan bibi.”
Adelia
mencoba bangun dan diam, tidak menjawab, dan segera turun dengan melilitkan
selimut ditubuhnya lalu masuk ke bath room.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Alfi Nurdiana
kmaren slalu dengerin audio pingin cb bca eh ternyata audionya kok beda bget sm novelnya....
2022-03-11
0
Ainur Humaera
emang perih sih klu masih virgin apalagi dipaksa gitu
2021-11-17
0
Syinta Azmi
ih ko aku yg ngeri,ngilu,ngeness.....nya sehhh....😅😆🤭
2021-09-03
0