Souma hanya bisa duduk selagi menghela nafas panjang saat semua wanita yang dikenalnya duduk di satu meja yang sama selagi meminum teh di tokonya.
Kecuali kedua pegawainya, tiga orang yaitu Madam, putrinya dan juga penyihir Undine turut ikut bergabung.
"Pokoknya aku tidak mengizinkan ibuku menikah, jika mau menikah aku ingin Souma yang menjadi pendampingnya."
"Oi, bukannya itu artinya aku akan jadi ayahmu."
"Itu lebih baik dibandingkan menjadi putri dari orang-orang tadi."
"Entah aku harus senang atau tidak yang jelas ini merepotkan," ucap Souma dalam hati.
Pada akhirnya urusan pernikahan akan terlupakan seiring waktu jadi Souma memilih untuk mengubahnya topik ke tempat lain.
"Aku bisa mengerti tentang kalian berdua tapi kenapa Undine juga ada di sini?"
"Apa kau lupa, aku datang untuk makanan gratis... lebih dari itu dimana makanannya aku sudah lapar."
Souma menarik pipi Undine.
"Iyaaahh... jangan menarik pipiku."
Ini hampir masuk jam makan siang karena itu sudah sewajarnya Souma juga merasa sedikit lapar, berhubung keributan yang terjadi akibat ajang pemilih jodoh telah menguras tenaganya mereka memilih untuk pergi ke sebuah kedai yang dijalankan guild di desa ini, ada beberapa kedai lainnya juga namun Souma memilih tempat ini karena harganya lebih relatif murah dan makanannya lebih enak.
"Tolong pesan Hamburger untuk kami dan peket makanan anak-anak untuk Undine."
"Jangan memperlakukanku seperti anak kecil."
Anna dan Risela lebih setuju mempelakukannya seperti itu.
"Kalau begitu tolong tunggu sebentar, saya permisi."
Setelah kepergian pelayan, seorang pria yang bertugas sebagai kepala koki muncul. Ia memiliki rambut panjang berwarna pirang dan penampilannya seperti koki pada umumnya kecuali nada bicaranya yang sedikit bernada.
"Alamak, bukannya ini tuan~ Souma, sudah lama sekali sejak anda kemari~"
"Ah iya, aku terlalu sibuk dengan bisnisku.. jadi baru sekarang sempat."
Kecuali Undine semua orang jelas tidak setuju dengan Souma, bagaimanapun dia selama ini hanya bersantai-santai di toko tanpa melakukan apapun yang jelas bisa disebut kerja keras.
Laura yang berada di ibukota juga sudah tahu tentang itu.
"Ngomong-ngomong apa Souma ingin membagikan resep baru untukku~ jujur saja berkat tuan makanan kami banyak di wawancara oleh kota lain dan menjadi topik hangat..aaah, jika berkenan tolong berikan resep yang lainnya juga~" ia mengatakannya dengan pose berlebihan sementara Souma masih tidak terbiasa dengan itu.
"Untuk sekarang aku tidak memiliki resep apapun yang bisa aku berikan padamu Ferguso."
"Sayang sekali."
Hampir setengah dari menu di bar ini dibuat oleh Souma, ia mendapatkan keuntungan besar juga dengan memberikan resepnya pada kedai ini, itu juga alasan kenapa meski Souma bermalas-malasan di toko ia sudah memiliki penghasilan cukup sebelumnya.
"Yah~ kalau begitu aku tidak akan mengganggu kalian lagi.. silahkan nikmati makanannya, aku harus berkerja lagi sebelum guild master muncul."
"Dia sudah kembali?"
"Benar, kuharap kau berhati-hati Souma dia sepertinya masih marah denganmu~"
"Tahu begitu aku tidak akan datang kemari."
"Berjuanglah untuk tidak terbunuh."
Souma memucat sementara keempat lainnya memiringkan kepalanya penasaran. Risela lebih dulu membuka mulutnya.
"Aku baru mendengar hal ini, sebenarnya apa yang terjadi antara Souma, Guild Master dan juga Ferguso."
"Ah aku tahu, ini yang dinamakan cinta segitiga itu," atas pernyataan Anna Souma menarik pipinya.
"Uweeeh... maafkyan akyu."
"Tidak ada yang bagus, aku dan guild master itu memiliki hubungan aneh.. kurasa kami akan betengkar jika bertemu, padahal cuma nenek-nenek tapi dia seenaknya saja."
Aura gelap muncul di belakang Souma membuat semua orang yang duduk segera menarik kursinya menjauh.
"Hah? Siapa yang kau panggil nenek-nenek."
Souma menelan ludahnya saat melihat sosok wanita elf telah berdiri di belakangnya, wanita itu memiliki rambut perak panjang dengan tubuh ideal, dadanya berukuran besar sehingga pakaiannya tidak bisa ditutup dengan semestinya.
Ia mengenakan rok pendek dengan sentuhan gaterbelt yang terikat pada kaos kaki tingginya.
Demi memaksimalkan tingginya dia juga mengenakan sepatu berhak.
"Ah Astrea, kau sudah kembali, bagaimana pekerjaanmu di ibukota? Dadamu semakin berisi saja."
"Aku barusan mendengar kata nenek."
"Kau salah dengar."
"Aku yakin tidak begitu."
Orang bernama Astrea mencengkeram kepala Souma lalu melemparkannya menembus guild dengan keras hingga semua orang tertawa.
Hanya Ira sebagai receptionis yang hanya menghela nafas panjang karenanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 355 Episodes
Comments
Wheisman Kharazak
kau sungguh pria sejati bung 🗿
2024-04-25
0
𝑲𝑎𝑛𝑔 𝑮𝑎𝑏𝑢𝑡
dari meme semua namanya
2022-08-26
1
Nurul
Tidak semudah itu Ferguso~
2022-05-30
3