Setiap peserta mulai menunjukkan seluruh bakat mereka, beberapa menunjukan otot dan beberapa lagi menunjukkan di bidang hiburan.
Singkatnya mereka semua memiliki pertunjukan berbeda untuk ditampilkan meski begitu mereka memiliki satu alasan yang sama.
"Aku ingin menguasai seluruh harta madam."
Mendengar itu Souma memasang wajah pucat, siapa yang menduga bahwa pria di desa ini hanya orang-orang seperti ini.
Ketika Risela akan mengumumkan siapa pemenangnya ledakan telah terjadi di atas panggung, orang-orang berterbangan sementara dari panggung yang terbelah seorang gadis mirip seperti madam berdiri dengan pedang di tangannya.
Dia lebih muda berkisar umur 15 tahunan.
Dari tubuhnya mengeluarkan asap kemarahan yang mengepul ke udara.
"Tunggu sebentar, sejak kapan ibuku mau menikah lagi.. aku tidak akan membiarkannya menikah dengan pria desa ini."
Orang-orang mulai menjauh terutama Risela dan Anna yang meninggalkan sosok Souma yang diam mematung.
"Ibu bisa menjelaskan ini semua, ibu bahkan tidak mengatakan apapun soal ini."
"Itu."
Madam yang pucat bergerak maju lalu berbisik ke arah putrinya.
"Jadi begitu... semuanya salah Souma."
Souma menggigil saat gadis itu memicingkan mata padanya, sementara dia mencari pertolongan gadis itu berjalan mendekat.
"Ah itu... jangan salah paham dulu Laura, ini saran Anna dan Risela."
"Apa yang Souma katakan kami tidak mengerti?" kata Anna.
"Dasar pengkhianat," teriaknya.
Gadis itu mengangkat tangannya.
"Hanya ada satu ayah yang akan menjadi ayahku dia adalah Udin."
Untuk sesaat Souma bisa melihat sosok pria tua dengan sayap yang bahagia.
"Namaku Laura von Arslam akan menghukum dirimu."
"Uwaaahh.."
Souma buru-buru berlari sementara Laura terus mengejarnya selagi mengayun-ayunkan pedangnya seperti orang gila.
"Kemari kau."
"Ah, jangan mengejarku... "
Laura sering datang ke toko Souma sebelum dia tinggal di ibukota, hubungan mereka bisa dibilang lebih ke arah pertemanan atau mungkin sekarang telah berubah menjadi musuh bebuyutan.
Sementara itu di tempat lain sosok gadis kecil menyelinap di antara pohon-pohon dan menemukan sebuah rumah yang mencurigakan, penyihir itu menghela nafas panjang saat melihat betapa ketatnya penjagaan yang diperlihatkan di sana.
Keahliannya adalah sihir ledakan namun jika dia meledakannya itu akan berakhir sia-sia, atas permintaan guild dia harus menyelidiki sebuah organisasi yang terlibat dalam insiden dungeon di mana membuat seluruh monster mengamuk dan berusaha menghancurkan permukaan.
Khususnya soal kristal gelap yang ditemukan oleh Souma.
Berdiam diri tidak akan membuat kemajuan karena itu penyihir tersebut berjalan dan bertemu para penjaga.
"Siapa kau? Dilarang datang kemari... enyahlah gadis kecil."
"Siapa yang kau panggil gadis kecil, namaku Undine seorang penyihir ternama di kerajaan ini," balasnya selagi menepuk dada bangga.
Para penjaga yang sepenuhnya menggunakan jubah tudung itu mulai berbisik-bisik satu sama lain, salah satunya berkata selagi mengibaskan tangannya.
"Kami tidak pernah dengar penyihir loli."
"Kau? Baiklah, jika kalian tidak tahu maka akan kuperlihatkan kekuatanku, masa bodo soal Informasi akan kuhancurkan kalian semua."
Mata Undine bersinar terang saat ia mengulurkan tangannya yang memegang tongkat.
Aura di sekitar membuat angin berhembus kencang.
"Dengan segala kekuatan yang luar biasa dari tubuhku, aku akan menjatuhkan hukuman ilahi bagi para pendosa."
"Tunggu sebentar, bukannya itu seperti perkataan dari pengikut katendral dewi."
"Apa maksudmu, aku ini bukan pendeta aku ini penyihir."
Salah satu orang memucat.
"Aku tahu orang ini, kudengar ada penyihir gila baru-baru ini yang menggunakan sihir dengan rapalan berbeda setiap harinya... benar dia, dia adalah penyihir api gila."
"Kalian semua membuatku marah, siapa yang kalian panggil penyihir api gila... Flame Burning Explosion."
Bersamaan perkataan itu lingkaran sihir muncul lalu menembakan api dengan ledakan luar biasa.
"Arrrrgghh."
Entah manusia atau bangunannya semuanya hancur binasa. Ketika Undine memeriksanya dia menemukan jalan ke ruang bawah tanah.
"Sepertinya aku beruntung," katanya tersenyum kecil.
Dia berjalan turun dan melihat sebuah papan nama di dindingnya bertuliskan 'Orleans'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 355 Episodes
Comments
Frando Kanan
flame Dan burning itu bknny sama aja kn?
2024-01-23
1
Sebut saja Kia
beneran Udin dong
2022-06-20
5