David masuk ke dalam ruangannya tepat jam tujuh pagi. Tadi dia menyempatkan diri menjemput Anandhita karena dia ada jadwal operasi pagi-pagi. Meskipun gadis itu bisa menyetir mobil namun David lebih suka mengantar jemput kekasihnya. Ada rasa tersendiri bisa menemani gadisnya, apalagi jarak kantornya dengan rumah sakit tempat gadis itu bekerja tidak terlalu jauh.
"Pagi Let" sapa Randy. Pagi ini keduanya memakai seragam meskipun nanti siangnya berganti pakaian menjadi polisi preman.
"Pagi" jawab David.
"Let."
"Apa?"
"Tuh pipi dihapus dulu bekas lipstiknya" kekeh Randy.
David melihat pipinya terdapat bekas bibir dengan lipstik warna pink lembut. Wajah David yang putih tentu saja menjadi tampak bekasnya.
"Biarin saja. Tandanya aku sudah ada pemiliknya" cengir David. Anandhita memang terbiasa mencium pipinya sebelum turun dari mobil.
Randy hanya menggelengkan kepalanya. Ingin rasanya dia melihat seperti apa sih yang namanya Didit sampai David tergila-gila dengannya. Pasti lebih cantik dari para waria kemarin.
"Ada berita apa Ran?" tanya David sambil membuka berkas-berkas yang ada di mejanya.
"Si Jimmy minta kita datang kalau bisa secepatnya, lalu dokter Tini juga minta ketemu di kamar mayat." Randy membaca pesan yang diberikan ke dirinya.
"Oke. Kita sarapan dulu baru pergi."
Randy melongo. "Memang Didit tidak membawakan sarapan Dave?"
"Udah, roti bakar tapi sudah habis di mobil tadi. Dan aku lapar lagi sekarang" jawab David cuek.
Randy hanya tersenyum. Badan segedhe Gaban gitu sarapan roti bakar mana kenyang, bambaaaaannggg!
***
David membaca hasil laporan autopsi Alisia sembari mengerenyitkan dahinya. Matanya fokus membaca dengan teliti semua laporan dokter Tini sambil menyendok nasi uduknya. Randy yang melihat sahabatnya dengan cuek makan sambil baca laporan hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Dave."
"Hmmm."
"Kamu nggak eneg gitu baca laporan autopsi mayat sambil makan?"
"Anggap saja aku baca novel Perry Mason."
"Novel sama laporan autopsi beda bambaaaaannggg!"
"Sama saja. Bahkan aku penasaran sama novelnya The Bone Collector. Itu kan juga sadis, Randy."
"Kagak ada! Itu cuma ada di filmnya Denzel Washington."
"Tapi keren lho." David menatap Randy. "Daripada basic instinct mu."
"Eh kapan lagi lihat Sharon Stone naked?"
"Hhhmmm." David tidak menanggapi dan tampak terdiam. Lalu pria itu membongkar berkas-berkas yang masih menumpuk dan mencari sesuatu. "Astaghfirullah!"
"Apa Dave?"
"Randy, ingat nggak kasus pembunuhan tiga bulan, dua bulan dan satu bulan lalu?"
"Pembunuhan yang mana? Banyak soalnya."
David memberikan tiga berkas kasus pembunuhan yang sampai sekarang belum bisa dia pecahkan.
"Tiga bulan lalu ada pria dibunuh di apartemen, lalu dua bulan lalu, seorang wanita juga dibunuh dekat klub malam, bulan lalu seorang pria dibunuh di area pinggiran jalan tol."
"Lalu apa hubungannya?"
"Mereka semua adalah waria!"
Randy melongo. "Termasuk yang wanita?"
"Dia trans*gender. Dan persamaannya? Sampai korban terakhir ini, di dalam darah mereka semua terdapat GHB alias Gamma-hydroxybutyrate..."
"Drug rape!" seru Randy. "Tapi kita tahu mendapatkan itu tidak mudah!"
"Komposisi GHB yang terdapat dalam kandungan semua korban memiliki komposisi yang sama dan menurut dokter Tini dan Jimmy, GHB ini berbeda dengan yang dijual selama ini di Jakarta."
"Berarti yang melakukan haruslah orang kaya Dave."
David mengangguk.
***
"Serial killer David." Dokter Tini menyimpulkan hal yang sama dengan David.
"Korbannya sudah lima orang. Aku harus tahu apakah mereka semua ada hubungannya dengan Mr Angel seperti yang diceritakan oleh trio waria kemarin."
David dan Randy sekarang berada di ruang kerja dokter Tini yang berbagi dengan dokter Farah dan dokter Rizal.
"Menurutmu apakah pelakunya kemungkinan besar orang gedongan yang suka main dengan waria?" tanya Randy.
"Bisa jadi Ran, soalnya GHB yang terdapat di dalam darah korban komposisi nya hanya bisa ditemukan di Amerika Serikat dan Amerika Selatan" ucap Dokter Tini. "Dan bisa membawa masuk kemari itu benar-benar gila!"
"Selamat pagi" sapa dokter Farah yang langsung sumringah melihat David datang pagi-pagi.
"Selamat pagi dokter Farah" balas Randy manis.
"Pagi" jawab David sambil mengangguk.
"Kalian bahas apa..." Dokter Farah yang berjalan menuju sisi kiri David terkejut melihat pipi pria itu masih ada bekas bibir dengan lipstik warna pink.
"Oh bahas kasus yang masih belum terpecahkan" jawab David cuek tanpa melihat perubahan wajah dokter Farah yang tadinya sumringah menjadi masam.
"Dokter Farah kenapa?" tanya Randy berlagak pilon sedangkan dokter Tini hanya diam sambil menyaksikan drama di depannya.
"Letnan David" panggil Dokter Farah.
"Ya?"
"Ada bekas lipstik di pipinya. Saya hapus..." tangan Dokter Farah hampir mengena pipi David tapi pria itu mengelak.
"Jangan kamu hapus! Biar saya sendiri yang menghapusnya!" David mengambil tissue di meja dokter Tini dan mengusap bekas lipstik Anandhita.
"Yang cium kamu siapa Let?" tanya dokter Tini melihat David dengan wajah datar mengelap pipinya sedangkan wajah dokter Farah tampak terluka.
"Pacar saya lah dok!" jawab David cuek.
"Apakah yang namanya Didit?" tanya Dokter Farah penuh kebencian. Randy yang melihat raut wajah dokter Farah hanya bisa tersenyum geli.
Wanita kalau sudah cemburu, mengerikan!
"Iya, namanya Didit" jawab David sambil menatap dokter Farah yang berdiri di hadapannya. "Kenapa?"
"Apakah dia laki-laki?"
David tersenyum tipis. "Apa masalah kalau gendernya sama?"
Randy terbahak. Sahabatku makin kacau!
Dokter Farah mendekatkan wajahnya ke David sementara yang didekati hanya menatap dingin.
"Akan aku buat kamu kembali normal!" desis dokter Farah.
"Dok" ucap David.
"Ya?"
"Parfummu membuat aku mual!"
Dokter Farah menarik wajahnya dan menatap David kesal. "Parfum mahal ini!"
"Kok seperti minyak nyong-nyong baunya?" komentar David pedas.
Dokter Tini dan Randy tertawa terbahak-bahak.
"Aku kan sudah bilang Farah, bau parfummu aneh! Kamu tidak percaya" kekeh Dokter Tini.
"Kamu menyebalkan!" umpat Dokter Farah ke David.
"Memang!" jawab David kalem. "Kalau mau yang tidak menyebalkan, nih sebelah ku. Orangnya lebih baik dari aku dan dia normal" seringai David.
Randy langsung memasang wajah sok imut dan dokter Farah semakin kesal.
"Kalian semua sama saja!" bentaknya kesal sambil menghentakkan kakinya lalu dokter itu keluar dari ruangan kerja para dokter koroner.
Dokter Tini hanya menggelengkan kepalanya.
"Serius Let, nama kekasihmu Didit?" goda Dokter Tini.
"Didit itu panggilan sayangku padanya" senyum David dengan wajah melembut.
"Nama aslinya siapa?" tanya Dokter Tini kepo.
"Anandhita Putri Ramadhan."
Dokter Tini melongo. "Dokter Anandhita Ramadhan?"
Randy pun menganga. Pacarnya David dokter?
"Iya. Dok Tini kenal?"
"Siapa yang tidak kenal dokter bedah cantik itu. Bukannya dia putrinya Arya Ramadhan, pemilik perusahaan proteksi itu kan? Yang masih ada hubungan keluarga dengan Bara Giandra?"
"Betul."
"Farah tidak ada apa-apanya dibanding Anandhita" kekeh Dokter Tini.
Randy hanya bisa melongo. Bisa-bisanya dia pacaran sama anak Sultan?
***
Yuhuuu Up Malam Yaaaa
Selamat takbiran, Taqabbalallahu Minna Wa Minkum
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Murti Puji Lestari
neng Didit kan masih keponakan Bara giandra
kita liat seberapa bar bar dokter bedah cantik satu ini
2024-10-23
1
Defi
mehong tapi baunya nyong-nyong ya 😂🤣
2023-09-03
1
HNF G
farrah mah cuma remahan rengginang 😅🤭
2023-05-05
1