Sore hari Kyra berjalan-jalan untuk untuk melakukan olahraga sore sekaligus ingin mengenal lingkungan tempat tinggalnya yang baru, ia begitu menikmati indahnya panorama pedesaan khas lereng pegunungan, banyak petani yang menanam berbagai jenis sayur mayur dengan pematang sawah yang ditanami bermacam bunga terutama mawar yang selalu bermekaran tak kenal musim yang menambah takjub setiap mata memandang.
Saat Kyra sedang mengabadikan panorama keindahan alam sekitar dengan kamera ponselnya, tiba-tiba ada yang datang menyapanya.
"Selamat sore bu dokter!" Terdengar sapa suara lelaki yang membuatnya terkejut.
"Astaga!! Ehh.. selamat sore!" Jawab Kyra sewot karena rasa terkejutnya, apalagi yang menyapanya lelaki muda dan Kyra pun langsung pasang muka juteknya.
"Masa begitu saja terkejut sih bu dokter?" Goda lelaki muda itu seolah mengabaikan keterkejutan yang Kyra rasakan, dan Kyra tidak menanggapi omongan lelaki itu dan terus mengambil gambar untuk dokumentasi pribadinya.
"Kok diam saja sih bu dokter? jangan sombong--sombong begitu dong!" Kata lelaki yang menggoda Kyra dengan tangan hendak mencolek tangan Kyra, tapi belum sampai tangan lelaki itu sampai ke tangan Kyra, ada yang memukul tangan yang hendak jahil tersebut.
Plakk!!!
Begitu kerasnya suara tepukan itu hingga membuat Kyra terkejut apalagi yang mendapat pukulan.
"Apa-apaan sih kamu Sar, main pukul sembarangan?!" Seru lelaki itu tak terima mendapat pukulan dari Sari.
"Mas Aryo itu yang apa-apaan, mau main colak colek sembarangan, emang tangan bu dokter sabun mau di colak colek begitu saja?!" Suara cempreng Sari mengomeli lelaki bernama Aryo itu yang hendak mencolek Kyra.
"Yah elaah, belum kena juga." Elak Aryo.
"Kalau sampai kena, bukan hanya tangan Sari yang akan memukulmu, tapi tanganku sendiri yang akan mematahkan tanganmu!" Seru Kyra menyahut pembelaan Aryo, dan langsung menarik Sari untuk pergi dari hadapan lelaki tersebut.
"Hmmm... cewek yang sangat menarik." Gumam Aryo dengan tatapan mesumnya dan senyum liciknya.
Sementara Sari yang masih terus diseret oleh Kyra dengan langkah yang panjang sampai tersandung-sandung untuk menyamai langkah Kyra.
"Mbak, mbak! pelan-pelan dong jalannnya, saya bisa jatuh nantii!!" Seru Sari tapi tak ada respon apapun dari Kyra dan terus saja menariknya.
"Mbak Kyraaa...!" Mendengar Sari berteriak Kyra baru menghentikan langkahnya.
"Eh Sar! Maaf aku begitu emosi sampai tak terasa sudah buat kamu hampir putus nafas begini" Kyra menahan senyumnya sambil melihat muka Sari yang setengah kesal.
"Seneng lihat Sari mau kehabisan nafas!" Seru Sari sewot.
"Bukan begitu Sar, ya sudah aku minta maaf sekaligus terimakasih karena sudah menolong aku dari kejahilan cowok tadi." Kata Kyra dengan tulus dan membuat Sari tersenyum tidak lagi pasang muka sewotnya.
"Iya sama-sama mbak, tadi kebetulan saya lewat, dan lihat mas Aryo sedang menggoda mbak Kyra gitu, lalu saya mendekat saja, eh ternyata benar mas Aryo mau colak colek mbak Kyra." Sari bercerita kronologi kejadian tadi.
"Ya sudah, yang penting dia belum sempat colak colek aku, lain kali aku akan lebih hati-hati kalau ketemu dia, emang dia siapa sih Sar, gayanya kok kaya gimana gitu?" Kyra susah menggambarkan tentang pribadi Aryo.
"Gimana? ya bagaimana mbak?" Tanya Sari yang tidak mengerti.
"Ya, intinya songong gitu lah." Jelas Kyra.
"Yaaahh, namanya anak orang berada mbak." Sahut Sari.
"Ehmmmm gitu? tapi apa harus jadi belagu gitu ya?" Tanya Kyra untuk Sari "Biarin lah, urusan dia. Yuk Sar lanjut jalan." Kyra menarik tangan Sari untuk melanjutkan jalan sorenya.
Saat mereka sampai di lapangan desa, nampak seorang lelaki tengah berlari mengelilingi lapangan, sedang beberapa anak dan remaja bermain sepak bola mengisi waktu sore hari mereka.
"Kedip buuk..!!" Goda Sari saat dilihatnya Kyra tertegun menatap tubuh atletis yang sedang berkeliling lapangan itu.
"Apaan sih Sar, tuh lihat anak-anak main bola seru banget tahu, ikut yuk!" Kyra mengalihkan pembicaraan Sari sementara Sari hanya mengedikkan bahunya seolah berkata terserahlah.
"Kyra masuk lapangan ikut bergabung bermain bola, nampak anak-anak itu terheran dengan kehadiran Kyra tapi Kyra meyakinkan mereka dengan meminta bola untuk diumpan kepadanya, setelah itu kaki Kyra begitu lihai menggocek bola menuju gawang lawannya, dan anak-anak begitu antusias mengikuti permainan dan pada akhirnya Kyra mencetak gol pertamanya, dia begitu gembira hingga tanpa sadar melakukan selebrasi yang begitu menggemaskan mata yang memandangnya, tak terkecuali lelaki yang sedang lari keliling lapangan tadi, bahkan dia sampai menyempatkan diri menghentikan aktifitasnya itu demi melihat Kyra yang sedang merayakan gol nya, namun ia segera tersadar dan segera melanjutkan berlari, sementara Kyra yang tidak menyadari ada yang memperhatikannya, meneruskan kembali bermain bola bersama anak-anak tersebut.
Saat hari sudah beranjak senja, mereka semua menghentikan aktifitas olahraga sore mereka untuk pulang kerumah masing-masing.
"Sudah puas mbak?" Goda Sari pada Kyra
"Masih kurang lama Sar, kesorean kita datangnya." Jawaban Kyra malah membuat Sari tepuk jidatnya sendiri.
"Kenapa nafasnya dalam banget gitu sih Sar?" Heran Kyra mendengar helaan nafas Sari.
"Sadar tidak sih mbak, tadi ada yang memperhatikan mbak, waktu mbak jingkrak-jingkrak gegara bisa ngegolin bola?" Tanya Sari.
"Siapa?"
"Mas Agus" Jawab Sari.
"Mas Agus siapa?"
"Yang udah buat tangan mbak terkilir."
"Bodo amat lah, emang dia lewat tadi?" Kata Kyra cuek
"Hadeehh mbak, mbak. Apa mbak udah perlu kacamata ya? Tadi yang mbak lihat sampai lupa kedip tadi.."
"What..?!!" Seru Kyra memotong pembicaraan Sari.
"Biasa saja buk kagetnya.." Sari memutar bola mata malas.
"Masa cowok yang keliling lapangan tadi si Agus? kok beda banget sama pas aku temui pas di layanan kesehatan?" Kyra terheran.
"Ya iyalah beda, pas itu kan dia pake baju kebesarannya untuk di sawah, sekarang kan lagi olah raga tebar pesona." Sari menjawab rasa heran Kyra dengan senyum lebar di bibirnya, seolah dia merasa geli sendiri dengan tanggapan Kyra.
"Eh mbak, kalau saya lihat-lihat ya, mas Agus cocok loh kalau sama mbak Kyra, satu cantik satunya ganteng." goda Sari sambil mengacungkan dua jempolnya ke arah Kyra.
"Apaan sih, sama kamu saja sana!" Seru Kyra dengan mata melotot dan ekspresi sewotnya.
"Enggak ah, Sari sudah punya calon sendiri."
"Ya sama kalau begitu!" Sahut Kyra.
"Masa sih? tapi kok tidak antar mbak Kyra saat pertama datang kemari ya?" Tanya Sari sambil memegang dagunya sendiri dengan mata melirik keatas dengan jenaka, seolah tak percaya perkataan Kyra.
"Dia sibuk diluar kota pas aku kemari, sekarang aja belum pulang." Kata Kyra yang mengerti maksud Sari, dan Sari hanya menjawab dengan acungan dua jempol dan senyum di wajahnya.
Dan keduanyapun berpisah saat sampai di sebuah simpangan, untuk ke rumah masing-masing.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Is Wanthi
mas Agus suami aku🙂🙂🙂🙂
2022-08-18
1
Fini Sudarmadi
top nih, Dokternya. mau bergaul dengan anak kecil
2022-05-16
0