Keesokan harinya.....
Pak Dedi ter bangun dari tidurnya. Dengan segera dia bergegas meraih ponselnya untuk menghubungi pak Dimas, dia menelpon pak Dimas pagi-pagi karena ada urusan yang harus di selesaikan.
telpon terhubung......
"Hallo!! ada apa yah, Ded? Tumben pagi-pagi udah telpon?" ucap pak Dimas di sebrang telpon.
"Aku cuman mau ajak kamu untuk mempertemukan anak-anak kita, sambil mempersiapkan acara pernikahan nanti," jawab pak Dedi.
"Baiklah, dimana kita bertemu?" tanya pak Dimas.
"Kita bertemu di restoran tempat biasa
kita bertemu," jawab pak Dedi.
"Baiklah, sampai ketemu nanti," ucap pak Dimas.
"Ingat, jangan lupa bawa putrimu,"
Pak Dedi mengingatkan.
"Ya iyah lah, masa aku lupa," jawab pak Dimas sambil tertawa.
"Kirain udah pikun. Hehehe," goda
pak Dedi.
telpon terputus.......
***
Pak Dedi pun bergegas pergi untuk mandi. Setelah sudah rapi dia langsung menemui anak dan istrinya yang berada di meja makan.
Dia berjalan menghampiri mereka dan setelah sampai dia menyuruh Wisnu untuk ikut dengan nya.
"Selamat pagi pa!!" sapa Wisnu.
"Pagi juga, Wisnu, Mam." ucap pak Dedi.
"Wisnu, hari ini kamu tidak boleh bekerja dulu, kamu harus ikut bersama Papa," ucap pak Dedi.
"Kemana, Pa?" tanya Wisnu penasaran.
"Kamu akan bertemu dengan calon istrimu, dan mempersiapkan acara pernikahan," jawab pak Dedi.
Wisnu pun tidak menjawab, karena dia mau tidak mau harus mengikuti omongan papanya. Setelah sarapan, wisnu pun pergi bersama papa dan mamanya.
***
Butuh waktu tiga puluh menit untuk mereka sampai di restoran yang sudah di janjikan itu.
Dan ternyata keluarga pak Dimas sudah berada di dalam restoran itu. Wisnu yang melihat keberadaan Ellena seperti tidak suka.
"Haii!! apakah sudah lama menunggu?" tanya pak Dedi.
"Tidak, kita baru saja sampai," jawab pak Dimas.
Dengan segera pak Dimas mempersilakan duduk. Dan setelah mereka duduk pak Dedi langsung memesankan makanan. Wisnu yang sedari tadi melihat Ellena dia terus bergumman di dalam hatinya.
'Siapa gadis itu? Apakah dia gadis yang akan menikah denganku? Kalau memang dia, kenapa aku harus menikahi gadis polos dan lugu itu? Lebih baik aku pilih Levina, dari pada dia.' batin Wisnu.
'Kenapa nasibku sial banget? Sampe-sampe aku harus menikah dengan gadis seperti itu. Di lihat-lihat dari penampilannya sih, beda jauh dengan Levina. Levina kan jauh lebih cantik dan seksi.' batin hati Wisnu terus berkata-kata.
Pak Dedi yang sedari tadi melihat anaknya melamun langsung bertanya. Dan dengan segera dia menyuruh anaknya untuk mengajak calon istrinya jalan-jalan, agar hubungan mereka semakin dekat.
"Wisnu, apa yang sedang Kamu pikirkan?" tanya Papa Wisnu yang membuat Wisnu kaget.
"Engg-enggak Pa. Aku tidak kenapa-napa," jawab Wisnu dengan nada seraknya.
"Dari pada Kau diam saja di situ, lebih baik Kau ajak calon istrimu jalan-jalan, agar hubunganmu semakin dekat."
Mereka pun pergi jalan-jalan di taman. Sedangkan orang tua mereka membicarakan tentang persiapan acara pernikahan besok.
Wisnu yang sedari tadi berjalan sangat ter buru-buru dan meninggalkan Ellena yang berada di belakangnya. Ellena yang sedang berjalan di belakang Wisnu, tiba-tiba ada orang yang menabraknya dan membuat Ellena terjatuh. Wisnu yang mendengar suara Ellena langsung membalikan badannya dan melihat Ellena yang sedang terjatuh, tetapi dia tidak berniat untuk menolongnya.
"Aawww!" teriak Ellena yang tertabrak orang tetapi orang itu pergi begitu saja.
"Bantuin dong," ucap Ellena kepada Wisnu yang sedari tadi melihatnya terjatuh.
"Apaan sih Lo, lebay banget, pake minta di bantuin segala. Berdiri aja sendiri!" ketus Wisnu dan pergi begitu saja meninggalkan Ellena yang terduduk di aspal.
Ellena yang mendengar Wisnu berkata seperti itu, dan pergi begitu saja dia sangat kecewa. Hati Ellena sangat hancur, dia berpikir belum menikah saja sudah membuat nya kecewa apalagi kalau sudah menikah.
•
•
•
🍁🍁🍁
Hari yang di tunggu pun telah datang. Ellena dan Wisnu telah sah menjadi suami istri. Orang tua mereka mengucapkan selamat, sambil menangis terharu. Bukan kedua orang tua mereka saja yang mengucapkan selamat. Bahkan semua tamu undangan yang hadir pun ngucapin. Acara pernikahan mereka tidak begitu megah, itu hanya sederhana. Mereka sengaja acara pernikahannya biasa saja dan mereka juga sengaja tidak mengundang semua orang. Karena mereka tidak ingin mengetahui kalau Ellena dan Wisnu sudah menikah, apalagi kalau teman-teman Ellena tahu bahwa Ellena sudah menikah. Pasti akan menjadi berita Hot di sekolahnya.
"Selamat yah Nak, sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri. Kamu harus menjadi istri yang baik yah, jangan pernah bikin suami kamu kecewa," ucap Bunda Ica, sambil memeluk tubuh mungil Ellena.
"Iyah, makasih Bunda. Hikss... hikss...," ucap Ellena sambil menangis.
Ellena terus menangis di pelukan Bundanya. Ia tidak menyangka kalau dirinya sudah menikah, rasanya begitu mimpi. Dirinya berpikir, di masa statusnya masih pelajar Ia harus rela menikah dengan orang yang tidak Ia cintai. Dan Ellena juga berpikir pasti Ia tidak akan bebas seperti teman-temannya. Ellena sangat sedih dengan nasibnya sekarang, Ia sangat takut kalau suaminya tidak bisa menerima dia. Walaupun Ellena tidak cinta kepada suaminya. Namun, walau bagaimanapun juga dia harus mencoba untuk mencintainya dan dia akan mencoba menjadi istri yang baik.
Bunda Ica sudah melepaskan pelukannya. Ellena terus menundukkan kepalanya, Ia merasa sangat sedih dengan nasibnya yang harus menikah di saat statusnya masih pelajar, dan Ellena merasakan sedikit lelah.
"Selamat! Mama tidak nyangka kamu secepat ini menikah. Sekarang kamu sudah sah menjadi seorang suami, jadi kamu harus bertanggung jawab untuk menjaga istri kamu dengan baik dan jangan sakitin dia!" Mama Rina meregangkan pelukannya dan menatap ke arah Ellena, "Nak, sekarang yang menjadi tanggung jawab untuk menjaga Wisnu itu kamu. Jaga dia baik-baik yah," ucap Mama Rina dan langsung memeluk Ellena.
Ellena membalas pelukannya, "Iyah, insyaallah Ellena akan urus dan jaga suami Ellena dengan baik," balas Ellena sambil menangis.
***
Acara pernikahan mereka pun telah selesai. Waktu telah menunjukkan pukul 05.00 sore.
Ellena merasa sangat lelah, Ia ingin sekali merebahkan tubuhnya. Ellena pun pamit kepada orang tua dan mertuanya yang sedang asik mengobrol. Ellena pun beranjak untuk masuk ke dalam kamarnya, tanpa memperdulikan Wisnu. Namun, langkahnya terhenti ketika orang tuanya memanggilnya.
"Ell, kok suamimu di tinggalin sih? Ajak dia dong, pasti dia sangat lelah," ucap Bunda Ica.
"Eh Iyah, Bun?" ucap Ellena dan langsung memberhentikan langkahnya.
"Nak Wisnu, kamu ikut aja dengan Ellena. Kamu pasti sangat lelah kan?" tanya Bunda.
"Hhhmm, Iyah Bun." jawab Wisnu.
'Kalau bukan karena orang tuanya, males gue.'' Batin Wisnu.
Wisnu pun pergi mengikuti Ellena ke kamarnya.
Sedangkan orang tua Ellena menyuruh orang tua Wisnu untuk istirahat di kamar tamu.
.
.
.
🍁🍁🍁
Di sisi lain di kamar Ellena. Mereka baru sampai di kamarnya, Ellena bergegas menuju kamar mandi. Sedangkan Wisnu memilih tidur di sofa sambil menunggu Ellena mandi.
Setelah beberapa menit Ellena keluar dari kamar mandi. Ellena telah selesai mengganti pakaiannya. Ia memilih untuk memakai piyama tidur.
Ellena berjalan menuju Wisnu yang sedang tertidur pulas, "Kasihan banget. Pasti dia kecapean," ucap Ellena sambil tersenyum.
'Duh, bangunin atau enggak? Kalau aku bangunin takut ganggu dia. Tapi kalau aku tidak bangunin kasihan dia tidur di sofa, pasti tidak enak.' Batin Ellena ragu-ragu.
'Bangunin aja deh. Maaf yah Kak, terpaksa aku harus ganggu tidurnya.' Batin Ellena.
"Kak, bangun! Tidurnya jangan di sini, pindah aja ke tempat tidurku," ucap Ellena sambil menggoyang-goyang lengan Wisnu dengan cara pelan-pelan.
"Hooammm, ganggu tidur gue aja!" ketus Wisnu dengan suara serak bangun tidur.
"Maaf, Kak. Lebih baik Kakak tidur di ranjang aja, kalau bisa mandi dulu sana. Aku mau ke bawah dulu," ucap Ellena.
Ellena pun pergi ke bawah menuju dapur. Ia ingin membantu Bundanya.
*****
Waktu telah menunjukkan jam 07.00 malam, menunjukkan bahwa saatnya untuk makan malam. Bunda Ica menyuruh putrinya untuk membangunkan suaminya.
"Nak, kamu ke atas gih. Bangunin suami kamu," ucap Bunda Ica.
"Iyah, Bun." jawab Ellena dan bergegas pergi menuju kamarnya.
Setelah sampai kamar Ia melihat Wisnu yang sedang tertidur pulas di ranjang. Namun, Wisnu terlihat masih memakai baju yang tadi. Ia belum sempet mandi.
"Kak, bangun! Kita makan malam yuk, pasti Kakak laper," ucap Ellena membangunkan Wisnu.
"Hhhmmm, Iyah bentar dulu gue masih ngantuk," jawab Wisnu yang masih memejamkan matanya.
"Kak, cepet bangun!" Ellena tidak mendengarkan Wisnu, Ia tetep membangunkan Wisnu sambil menggoyang-goyang tubuhnya.
"Iyah-iyah! Berisik amat sih, ganggu tidur gue aja!" ketus Wisnu yang mulai membuka matanya.
"Hhhmm, Iyah maaf. Kakak belum mandi? Tadikan aku nyuruh Kakak mandi dulu biar seger," tanya Ellena.
"Gimana gue mau mandi? Baju gantinya aja enggak ada," ucap Wisnu kesal.
"Oh Iyah aku lupa," ucap Ellena sambil nyengir.
"Ya udah sekarang Kakak mandi aja. Nanti aku bawain baju ganti, kebetulan di sini ada baju cadangan untuk tamu. Gapapa kan?" ucap Ellena dan bertanya.
"Serah!" ketus Wisnu.
.
.
.
.
.
🍂🍂🍂
Di meja makan. Keluarga Wisnu dan keluarga Ellena sedang makan malam bersama. Hanya ada keheningan, hanya terdengar suara sendok dan piring yang saling beradu. Namun, tiba-tiba Pak Dedi memberhentikan keheningan itu.
"Wisnu, mulai sekarang kamu harus hidup mandiri. Mulai besok kamu bawa istri kamu untuk tinggal di rumahmu. Papa udah siapin rumah untuk kamu dan mantu Papa," ucap Pak Dedi.
"Hhhmm, Iyah Pah." gumman Wisnu.
"Ell, mulai besok kamu harus ikut dengan suamimu. Jadi siapkan barang-barang kamu sekarang. Dan untuk saat ini kamu jangan masuk sekolah dulu," ucap Bunda Ica.
"Iyah, Bun."
Setelah beberapa lama makan malam pun selesai. Semuanya telah kembali ke kamarnya masing-masing. Wisnu terpaksa harus tidur sekamar dengan Ellena.
.
.
.
🍁🍁🍁
Pagi hari keluarga Ellena dan keluarga Wisnu telah berkumpul. Mereka telah selesai sarapan bersama. Ellena telah siap untuk ikut dengan suaminya, Ia telah membawa barang-barangnya. Rencananya sekarang adalah pergi ke rumah mertuanya dulu untuk mengambil semua barang-barang Wisnu.
Ellena bersama keluarganya Wisnu telah pamit kepada orang tua Ellena. Orang tua Ellena telah menitipkan pesan untuk menjaga Ellena dan tidak menyakiti Ellena.
Mereka pun telah pergi dari kediaman keluarga Anggara.
***
Setelah sampai di kediaman keluarga Sanjaya. Wisnu bergegas untuk mengemas barang-barangnya. Selesai mengemas barang-barangnya Ia tidak mau basa-basi. Mereka langsung pamit kepada orangtuanya tuanya untuk pergi ke rumah mereka. Orang tuanya sudah menyuruh mereka untuk istirahat terlebih dulu. Namun, Wisnu menolaknya.
"Wisnu, sekarang kamu harus bertanggung jawab untuk menjaga istri kamu. Dan inget jangan pernah sakitin dia, jangan bikin Papa kecewa!" ucap Pak Dedi tegas.
"Iyah, Pa."
Mama Rina langsung memeluk Wisnu, "Kamu harus ingat apa kata-kata Papa yah. Jangan bikin Mama sama Papa malu."
Mama Rina melepaskan pelukannya dan langsung memeluk Ellena.
"Sayang, sekarang Mama serahin Wisnu ke kamu. Jaga dia baik-baik yah, dan kalau dia salah kamu harus nasehatin dia."
"Iyah, Ma." jawab Ellena membalas pelukannya.
Setelah selesai berpamitan mereka pun langsung pergi menuju rumah pemberian Papanya Wisnu yang akan mereka tempati. Kebetulan Papanya sudah memberitahu keberadaan rumah itu.
🍁🍁🍁
Membutuhkan waktu empat puluh menit, mereka pun sampai di rumah yang akan mereka tempati.
Wisnu memarkirkan mobilnya dan di dekor oleh Ellena. Wisnu membuka kunci pintu rumah yang diberikan oleh Papanya dan mereka pun masuk kedalam. Ellena yang melihat Wisnu memasuki kamarnya tetap mengikuti Wisnu dari belakang. Setelah Wisnu sadar kalau Ellena mengikutinya, dengan dia memarahi Ellena.
"Mau apa Lo, masuk ke kamar gue?" tanya Wisnu kesal.
"Aku mau menyimpan barang-barang ku," jawab Ellena sambil tertunduk ketakutan.
"Siapa suruh Lo tidur di kamar gue?" tanya Wisnu.
"Bukannya kita sudah sah menjadi suami istri?" tanya Ellena.
"Siapa yang bilang? Pernikahan kita cuman di atas kertas. Sekarang kita tidur dengan kamar yang berbeda!" ucap Wisnu.
"Terus, aku harus tidur dimana? Aku tidak tahu kamarnya," ucap Ellena.
Wisnu menunjukan kamar untuk tidur Ellena. Setelah di tunjukan kamarnya yang mana, Ellena pun mengemaskan barang-barang yang dia bawanya, sambil terus menangisi nasibnya yang menikah di waktu masih sekolah kelas 3 SMA, dan dia sangat sedih karena suaminya sangat jahat.
"Kenapa nasibku seperti ini? Kenapa aku harus menikah di waktu aku masih sekolah, dan mengapa orang yang aku nikahi tidak mencintai aku? Apa salah ku, ya tuhan?" Ellena terus berkata-kata sambil melemparkan semua barang yang ada di kamarnya.
"Kenapa suamiku seperti tidak suka kepadaku?" tanya Ellena kepada dirinya sendiri.
"Sudahlah, bagaimana pun caranya aku harus jadi istri yang lebih baik, dan aku akan mencoba mencintainya dengan perlahan," Ellena menenangkan dirinya sendiri.
Ellena pun membaringkan tubuhnya di ranjang dan tertidur pulas.
•
•
•
🍁🍁🍁
Pada sore hari Wisnu yang sedang tidur sangat lelap pun terbangun dari tidurnya. Dengan segera dia menuruni tangga menuju kamarnya Ellena.
Tok-tok-tok!
"Iya, sebentar!" teriak Ellena sambil berjalan untuk membuka pintu.
"Eh, kak Wisnu ada apa ya?" tanya Ellena setelah membuka pintu kamarnya.
"Gue laper, tolong bikinin gue makanan," ucap Wisnu dengan suara serak bangun tidur.
Bersambung......
Haii guys!! apakah menurut kalian Ellena bisa memasak? Ataukah, Ellena tidak bisa memasak? Mau tau jawabannya yuk ikutin terus ceritanya😄
~Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan🤗
Salam hangat dari author.
follow:@risma_ayu315
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
🌺@Asiihh_2995🌹😊
durasi nya panjang..😊
2020-12-19
1
Yani SNA
lanjutkaan mulai seru
2020-11-30
1
MUKAYAH SUGINO
Gak suka kok nyuruh masak ☺
2020-11-06
1