17.Rencana Sang Ibu Mertua

Setelah acara mandi selesai, mereka menuruni tangga untuk menikmati makan malam, terlihat sang ibu begitu bahagia. setelah makan malam selesai, kini mereka duduk diruang keluarga,Jeni melayani Nathan dengan mengupaskan buah apel dan jeruk. sang ibu melirik,dan tersenyum,ia mencoba memulai percakapan.

"Nathan, kau tau hari ini selena datang mengunjungi ibu?"

" Hemmm!,, Jeni hanya melirik ke arah suaminya,ia heran dengan sikap acuh Nathan.

"Selena semakin cantik, dan sukses sekarang, besok malam ibu akan mengundangnya kerumah!"

" Hemmm!,, Jeni melirik lagi.

Apakah tidak ada kosa kata lain di kepalanya selain kata Hemm,dengan ibunya saja dia seperti itu apalagi dengan ku pikir Jeni.

Nathan hanya memperhatikan Jeni, namun yang diperhatikan malah asyik,dengan pikirannya sendiri.

"Hari ini kau sudah melakukan perintahku?" sambil membelai Kepala Jeni, kelembutan dan wangi harum rambutnya,membuat Nathan senang membelai nya.

" Iya sesuai perintah, saya pergi dengan Tania, mencoba menghabiskan uang anda hahahaha!"

Nathan yang mendengar ucapan Jeni hanya tersenyum.ia merasa senang, mendengar pengakuan Jeni.

"Pakailah sepuasmu! "

"Iya terimakasih!"

Sang ibu mertua, mulai kesal karena tidak diperhatikan,dan iapun tak mengerti akan arah percakapan kedua manusia yang ada dihadapannya. karena kesal sang ibu mertua pergi, meninggalkan ruang keluarga.

Setelah dikamar, Nathan sudah mengganti pakaian dengan piyama.dia melihat ke arah cermin,dan melihat pantulan dirinya yang menurutnya sudah tampan paripurna.

"Apa aku tampan?,, Jeni mengerutkan dahi bingung dengan pertanyaan Sang suami, namun dengan cepat ia menganggukkan kepala.

" Anda adalah pria, yang paling tampan yang pernah saya temui!,, tersenyum sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Hahahahahaha,, ternyata matamu bagus juga!"

Saat Nathan membalikkan badan menuju ranjang, Jeni ingin sekali menarik rambut sang suami.yang dipikirnya terlalu percaya diri itu,namun ia tak berani melakukannya. Malam itu mereka tidur lebih cepat, tidak ada drama apapun sebelum tidur.(sang penguasa dalam suasana hati yang senang mungkin ya😄).

Pagi ini seperti biasa mereka siap-siap dengan urusan masing-masing, Nathan yang berangkat lebih dulu meninggalkan Jeni dan Tania. Saat Jeni mengeluarkan motor maticnya, suara sang adik ipar membuatnya menolehkan kepala.

"Kak jen aku ikut yah, kita kan searah?,, Jeni memandang adik iparnya,yang sudah menggunakan seragam lengkap itu.

" Yakin?"

"Iyalah kak jen, sudah ayok kita berangkat!,, Tania mengambil helm,dan memakainya. begitu juga dengan Jeni, keduanya berangkat bersama.saat berada di lampu merah,baik Jeni maupun Tania, tidak memperhatikan mobil yang berada disebelahnya. siapa lagi kalau bukan mobil sang Tuan penguasa Nathan.

"Elios, bukankah itu Jeni dan Tania?"

" Benar Tuan Muda!"

"Kenapa mereka naik motor?"

" Nona Muda selalu menggunakan motornya, jika Nona berangkat kerja Tuan!"

"Belikan dia mobil, bagaimana kalau dia kepanasan dan kehujanan.sekarang ikuti mereka!"

Elios hanya menganggukkan kepala,mengikuti perintah Tuannya. Dari dalam Mobil,Nathan bisa melihat interaksi Dua manusia berbeda usia itu. dapat ia lihat, Tania begitu nyaman dan santai saat bicara dengan Jeni, sebuah senyum terukir indah dibibir Nathan. Jeni mengantarkan Tania ke sekolah, kemudian menuju Toko Rotinya yang sudah mulai rame pengunjung.Nathan hanya melihat dari dalam mobil,toko kecil dan sederhana,namun ramai pengunjung.

"Toko Nona Muda,selalu ramai pengunjung Tuan.meski terlihat kecil dari luar,namun rasa cake dan rotinya menjadi daya tarik tersendiri,dan beberapa cafe juga bekerjasama dengan Toko Nona!"

" Kenapa kau tau?"

"Maaf Tuan Muda, saya mengetahui semuanya, dan saya juga sudah melaporkan pada anda.saat anda meminta saya, mencari tau semua tentang Nona Muda!"

Sialan Elios lebih banyak tau tentangnya, dibandingkan aku suaminya.menyebalkan kenapa tidak aku baca semuanya, maki Nathan dalam hatinya.

" Kita kekantor!"

Elios memacu mobilnya menuju kantor, didalam perjalanan banyak hal yang Nathan pikirkan tentang istri kecilnya.Siang hari di rumah Utama, sang Nyonya telah merencanakan sesuatu, ia akan mengadakan makan malam bersama teman-teman arisannya. ia ingin menunjukkan kepada menantunya, kalau ia berbeda dan tidak sekelas dengan sang mertua. Para koki diminta membuat hidangan yang lezat, rumah dibersihkan dan ditata lebih elegan lagi.

Saat Tania memasuki rumah,ia melihat beberapa pelayanan,telah sibuk mempersiapkan acara malam ini. Tania yang heran bertanya kepada salah satu pelayan.

"Apa akan ada acara besar, kenapa kalian sibuk sekali?

" Nyonya besar mengundang teman arisannya Nona!"

Setelah menjawab semua pertanyaan Tania, pelayanan kemudian meninggalkan Tania,membiarkan Tania tenggelam dalam pikirannya.

Apa lagi yang akan ibu rencanakan, tidakkah dia lelah, kak jeni! Pasti dialah sasaran ibu melakukan ini.

Tania begitu geram dan kesal akan ibunya, yang seakan tidak ada habisnya membuat ulah.Tania mencari keberadaan sang ibu,yang sekarang sedang antusias,mengatur meja dan kursi yang dibantu oleh beberapa pelayanan.

"Apa lagi yang ibu rencanakan?,, sang ibu menoleh, dan menghentikan aktivitasnya, dan menatap tak suka kearah Tania.

" Ibu melakukan, apa yang menurut ibu benar!"

"Dengan mencoba membuat kak Jeni malu, didepan teman-teman ibu?"

" Ibu tidak ingin berdebat denganmu Tania, kau masih kecil dan tak perlu ikut campur urusan orang dewasa, sudah sana masuk ke kamarmu!"

Sang ibu mendorong tubuh Tania agar menjauh, Di dalam kamar,Tania melemparkan tasnya begitu saja.ia benar-benar tak suka akan cara ibunya, apa yang harus ia lakukan, apakah ia harus mengadu pada kakaknya Nathan atau Jeni.

"Ahkkk",,, Tania berteriak dan mengacak-acak rambutnya. Ia mengambil ponsel dan menghubungi Elios, mengatakan semua yang terjadi di rumah, dan meminta Elios untuk menyampaikan kepada sang kakak.

Jeni mengemudikan motor maticnya,setelah sampai dan memasuki halaman rumah. ia sedikit terkejut dengan meja dan kursi, yang telah ditata rapi di taman belakang.yang memang bisa dilihat dari depan, apakah akan ada acara pikirnya. Jeni tak memperdulikannya, ia memasuki rumah dan menuju kamarnya.Tania yang melihat kedatangan Jeni, dengan segera mendekat, dan menerobos masuk kedalam kamar dan membuat Jeni terkejut.

"Ada apa Tania?"

" Kak jen dengar,malam ini kau harus menggunakan dress yang cantik, dan jangan lupa berdandan, ingat malam ini kau harus tampil sempurna, mengerti!"

"Iya... Tapi untuk apa?"

" Ini perintah kak Nathan, jangan membantah!"

Mendengar kalau ini perintah si Tuan Penguasa, Jeni hanya bisa mengangguk patuh.Tania kemudian meninggalkan kamar Jeni,dan kembali ke kamarnya, sebelum sang ibu mengetahuinya.