Pagi ini Seperti biasa, Jeni ikut sarapan dan tentu masih dibumbui dengan sindiran-sindiran kecil oleh sang mertua. namun Jeni tidak menghiraukannya lagi,ia memilih untuk diam, nanti kalau sudah bosan sang mertua akan lelah sendiri pikirnya. Saat akan berangkat ke Toko, Tania menghentikannya.
"Ada apa adik ipar?"
" Boleh aku ikut? Hari ini aku libur, dan merasa bosan di rumah!"
Jeni mengangkat sebelah alisnya, apa yang anak ini rencanakan pikirnya.karena selama ini, Tania hanya cuek padanya.
"Ayolah kak!,, Tania,mengambil helem dan sudah naik di motor.
" Apa kau tidak takut kepanasan?"
"Aku tidak semanja itu, ayo nyalakan motornya kita berangkat!"
Jeni menghidupkan motornya,dan mereka berangkat, dalam perjalanan menuju toko roti miliknya tak henti-hentinya Tania mengoceh dan terlihat sangat bahagia. Jeni tersenyum,ia merasa adik iparnya ini butuh perhatian. sesampainya di toko roti, Tania takjub akan desain toko dan berbagai macam cake dan cemilan yang dijual.
"Wah ini benar Toko mu Kak?"
Jeni hanya tersenyum, dan membawa Tania masuk kedalam.
" Jangan buat onar, kakak ipar mu ini akan membuat adonan cake!"
"Boleh aku membantumu,aku ingin belajar!"
Jeni tersenyum dan menganggukkan kepalanya, seharian itu mereka lewati dengan membuat beberapa macam cake,Tania menikmati hari yang ia lalui dengan bahagia,seperti punya kakak yang sebenarnya. karena sang kakak Nathan,jarang memiliki waktu untuknya, setelah kepergian sang ayah. Nathan menjadi tulang punggung, sekaligus kepala keluarga. Sore hari talah menjelang, tepat pukul 4 sore mereka kembali ke rumah. sesampainya di rumah,Jeni dan Tania mendengar seseorang yang sedang bercerita manja, siapa lagi kalau bukan Gita dan sang ibu. Jeni dan Tania tidak memperdulikan mereka, ia masuk ke dalam kamar,untuk membersihkan diri.
Sebuah mobil mewah,memasuki gerbang rumah, siapa lagi kalau bukan Nathan dan Elios. mereka telah kembali dari perjalanan bisnis, sesampainya di rumah, Nathan segera turun entah kenapa ia ingin melihat istri kecilnya itu. Nathan dan Elios, melawati ruang tamu, ia melihat sang ibu dengan seorang wanita cantik. Nathan hanya cuek dan tak menyapanya,sang ibu yang melihat kedatangannya, bangun dari duduknya dan menghampiri Nathan.
"Kau sudah pulang nak?"
" hemmm",, sambil memeluk sang ibu.
"Perkenalkan nak ini Gita, anak sahabat ibu!"
Nathan yang cuek,dan hanya meliriknya sekilas.
" Aku mau ke atas dulu, aku gerah!,"
Sang ibu yang tidak bisa berbuat banyak, hanya menganggukkan kepala, melihat kepergian sang putra. Di liriknya Gita, yang menampilkan raut kekecewaan, dia pun menghibur wanita itu.
"Nathan memang seperti itu, tapi nanti kau bisa mencari perhatiannya!"
Gita tersenyum,melihat dukungan yang diberikan oleh orang tua Nathan. Sesampainya dikamar, Nathan melihat sekeliling ruangan, ia tak melihat istri kecilnya di manapun.suara pintu kamar mandi terbuka,dilihatnya sang istri yang hanya menggunakan handuk, yang menutupi sebagian tubuhnya.kulitnya yang putih bersih, sesaat Nathan terpana,akan keindahan yang ada didepan matanya. sambil menelan ludahnya, ia tidak bisa mengalihkan pandangan dari istrinya. jeni yang melihat kedatangan suaminya, kini menjadi panik, karena ia tidak ikut menyambut kedatangan sang suami.
"Kapan Tuan kembali? Maaf saya tidak menyambut anda,saya mandi!"
Sambil mendekati Nathan, dan mengambil tas kerjanya. Jeni melupakan dirinya,yang sebenarnya belum memakai pakaian.Nathan tetap menatapnya, hingga jeni mengerutkan dahinya. Nathan mendekatinya,hingga tidak ada jarak di antara mereka.Nathan kian menggoda jeni,pipinya yang merona, membuatnya semakin manis dimata Nathan.
"Apa kau ingin menggodaku, menyambutku hanya dengan memakai handuk?"
Bisik Nathan ditelinga Jeni, dengan reflek Jeni menundukkan kepalanya.Jeni baru mengingat, bahwa dirinya belum memakai pakaian.dengan sekuat tenaga, Jeni mendorong tubuh Nathan, dan berlari menuju ruang ganti. Nathan yang melihatnya tertawa lepas, di balik pintu, jeni menetralkan nafas dan debaran jantungnya, yang berpacu cepat.
Sial aku bisa mati muda karena jantungan, kenapa dia tampan sekali.
Tak lama baik Nathan maupun jeni, kini sudah siap menikmati makan malam, Nathan yang hanya memakai pakaian rumahan tetap sempurna dan tampan. Jeni memakai dress selutut, yang sangat sederhana, sesuai dengan pembawaannya yang anggun.mereka kini menuruni tangga, menuju ruang makan, dalam ruangan itu sudah ada sang ibu, Tania dan Gita.
Gita yang melihat kedatangan Nathan, memasang senyuman termanis miliknya.
"Coba lihat nenek sihir, dan ular itu. sebentar lagi dia akan menggigit! ",, gumam Jeni pelan.
Nathan yang mendengar hal itu hanya tersenyum samar, kini mereka duduk di meja makan. Gita mengambil tempat duduk,tepat di sebelah Nathan, berusaha mencari perhatiannya.
"Tuan Nathan, kau mau makan apa, biar aku ambilkan?,, melihat Nathan yang tidak merespon, Gita berfikir kalau Nathan bersedia dilayani. Melihat hal itu,sang ibu kini mulai menyanjung Gita.
"Bukankah dia calon istri yang perhatian Nathan, dia bahkan tau makanan kesukaanmu!,, puji sang ibu, yang membuat Gita malu. Jeni yang mendengar hal itu ingin muntah, begitu juga dengan Tania, yang memutar bola matanya jengah.
kau ingin main drama aku juga bisa wahai ibu mertuaku,lihat aktingku baik-baik ucap jeni dalam hati.
Gita sudah mengisi piring yang ada ditangannya,dengan makanan. Kemudian ia meletakkan piring itu dihadapan Nathan, yang hanya ditatap oleh Nathan.
Lihat sekarang aktingku wahai ibu mertuaku.
"Sayang biar aku ambilkan, apa yang ingin kau makan?,, mendengar sang menantu,memanggil putranya dengan sebutan 'sayang'.membuat sang ibu mertua, melotot kan matanya, sejak kapan mereka jadi akrab pikirnya. sementara Nathan, tersenyum tipis nyaris tak terlihat.
" Apapun yang kau ambilkan, aku akan memakannya!"
Dengan cepat, jeni menyendok nasi dan beberapa lauk, yang memang disukai suaminya. Jeni meletakkan sepiring makanan dihadapkan Nathan.
"sayang,makanlah!"
" Gita makanlah makananmu!",,Jeni menunjuk dengan dagunya.
"Suamiku bukan orang kelaparan,yang kau beri begitu banyak makanan!,, mendengar ucapan Jeni,Gita hanya menahan malu, dan amarahnya.Gita memperhatikan isi,dalam piring yang diambilnya, ternyata memang penuh dengan makanan.ia juga tidak akan mampu menghabiskannya, kenapa dia jadi bodoh saat berada di samping Nathan. Sang ibu mertua tidak banyak bicara, sejujurnya dia juga merasa malu, kenapa Gita bisa cereboh seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments