Kini Jeni telah berada dikamar, ia telah selesai membersihkan diri. kini ia menunggu kedatangan sang suami, apapun keadaannya ia harus menyambut sang suami.
"Tok tok tok",, suara pintu diketuk, Jeni bangun dari duduknya dan membuka pintu. pak Mul sudah berdiri dengan sedikit membungkuk.
" Nona Tuan Muda akan segera tiba!"
Jeni hanya tersenyum dan mengangguk, ia mengikuti pak mul menyambut suaminya. sesampainya didepan pintu, Nathan melihat istri kecilnya telah berdiri menyambutnya, ada sedikit rasa senang yang ia rasakan.Jeni mengambil tas kerja suaminya dari tangan Elios, dan mengikuti langkah suaminya ke dalam kamar. Dikamar Nathan sudah duduk di sofa, Jeni mengikuti dan bersimpuh, membuka sepatu suaminya. entah kenapa tangan Nathan, bergerak mengelus kepala dan rambut Jeni.
"Bagaimana hari ini, semua berjalan dengan baik?"
Jeni menghentikan aktifitasnya, ia membiarkan apa yang suaminya lakukan. dengan senyum lembut di sudut bibirnya, Jeni menatap Nathan.
"Hari ini semua pekerjaan berjalan dengan baik Tuan!"
Jeni bangun, dan menyimpan sepatu serta jas yang digunakan suaminya.Nathan bangun dan pergi ke kamar mandi, membersihkan dirinya. setelah selesai dengan ritualnya,Nathan pergi keruang ganti.
"Hubungi pak mul, katakan padanya kita makan malam dikamar!"
"Iya Tuan! ",,Jeni mengambil telepon rumah, dan menghubungi pak mul,mengatakan semua perintah suaminya.tak lama pak mul dan seorang pelayanan, membawa nampan yang berisi makanan, Jeni menerima dan membawanya kemeja yang ada dikamar.
" Tuan makananmu sudah siap!"
Jeni sedikit berteriak, membuat Nathan sedikit terkejut.
"Bisakah kau tidak berteriak, telingaku sakit mendengar suara jelekmu!"
Jeni yang mendengar perkataan suaminya,merasa kesal,sekaligus senang karena bisa membuat suaminya kesal. Makan malam mereka lakukan dikamar seperti kencan saja,Jeni membersihkan sisa makanan dimeja dan membawa keluar peralatan makannya. Di atas ranjang, Nathan menyandarkan tubuhnya, dilihatnya Jeni memasuki kamar. ia menjentikkan jari, mengisyaratkan Jeni agar datang padanya.
"Duduklah dan pijat kakiku",, tanpa menjawab,Jeni naik keranjang dan meletakkan kaki Nathan ke pangkuannya. ia memijat dengan perlahan.
" Apa kau belum makan? Lebih keras sedikit!" Dengan sekuat tenaga Jeni memijat,dan meremas kaki Nathan.
"Akkkhhhh",, kau mau membuat lecet kulit kakiku hahhh!!!,,, Dengan kesal Jeni menghempaskan kaki Nathan dari pangkuannya.
" Aku sudah memijat kaki Tuan, dengan perasaan dan Tuan mengatakan saya tidak punya tenaga. kalau begitu cari tukang pijat profesional, yang sesuai dengan selera Tuan!!,,teriaknya pontan, Jeni menutup mulutnya,setelah menyadari kebodohannya.
Bodoh apakah dia akan marah,atau menghajar ku sekarang?
Nathan kaget,karena untuk pertama kalinya Jeni membantah.Nathan berfikir sejenak,dan tersenyum membuat Jeni bergedik ngeri.
"Besok pergi kursus memijat, Elios akan mencarikan nya untuk mu!"
Nathan membaringkan tubuhnya kesamping, membelakangi Jeni, yang melongo mendengar perintah suaminya.
ingin sekali rasanya aku menjambak rambutnya itu,saking kesalnya ia mengeluarkan semua makiannya, di dalam hati.
"Sampai kapan,kau akan memaki suamimu?"
Jeni gelagapan, dari mana ia tau kalau dirinya sedang memakinya,apakah dia punya indra ke enam.Jeni masih diam di tempatnya, memikirkan hal konyol yang terlintas di kepalanya.
"Singkirkan pikiran konyol mu, matikan lampu dan tidurlah!"
Dengan sedikit ketakutan, Jeni bangun dan mematikan lampu, ia bingung harus tidur dimana. jika di ranjang, ia belum siap. bagaimana jika ia diterkam saat ia tertidur pulas, merasa belum ada pergerakan disampingnya,Nathan mengangkat kepalanya dan melihat Jeni,yang masih berdiri dengan pikirannya.
"kenapa masih berdiri disitu cepat tidur!!,,
"I...ya!"
" Apa kau berfikir aku akan menyentuhmu?"
"Ahh…itu tidak..tidakk Tuan,saya tidak berani memikirkan hal itu!"
Jeni tersenyum melihat kan deretan gigi putihnya,membuat Nathan kesal.
"Jangan berfikir yang berlebihan,aku tidak tertarik pada tubuhmu. terlebih lagi pada dada ratamu!"
Secara reflek Jeni menyilangkan tangannya didada,dan tertawa canggung.menatap kesal ke arah Nathan,yang mengejek dirinya.
"Benar sekali yang Tuan katakan,tubuhku ini tidak menarik!"
Nanthan hanya tersenyum dibuatnya,ia sungguh terhibur dengan keberadaan Jeni.
"Dasar mulut pedas,Dadaku ini besar jika kau melihatnya, kau juga akan tertarik dasar seprull",,jeni memaki dalam diam.
Lelah akan pergulatan emosi,yang ia lalui seharian, membuatnya tidak bertenaga lagi. Jeni beranjak dan naik di ranjang,membaringkan tubuh di samping suaminya.tidak menunggu lama,ia pun tertidur. Nathan yang hanya pura-pura tidur, ia bangun dan memandangi wajah Jeni yang terlelap.
"Aku akan mengerjai mu, habis-habisan!"
Nathan tertawa dengan ide konyolnya, melihat Jeni yang kesal dan bertingkah konyol, membuatnya merasakan sesuatu yang berbeda.
tidak terasa seminggu sudah, mereka menjadi suami dan istri.segala kekonyolan Nathan, dan ide-ide gilanya berhasil membuat Jeni kesal. namun Jeni tidak berani membalas, ataupun membantahnya seperti hari ini. Nathan memintanya membuatkan cake, sudah dua macam cake yang Jeni buatkan, dan untuk ke-dua kalinya Nathan mengatakan jika cake buatannya kurang enak.Jeni sungguh ingin berteriak, dan memaki,namun yang bisa ia lakukan hanyalah sabar dan bersabar.
"Besok mulailah kursus membuat aneka cake!"
" Iya Tuan",, menjawab dengan nada malas
"Kau punya toko Roti,tapi cake buatan mu tidak cukup enak!"
" Jika tidak enak, kenapa anda habiskan. seharusnya anda buang kan!"
"Aku mengeluarkan uang untuk membeli bahannya, aku tidak mau rugi!"
Sungguh aku ingin mencekik leher itu.
" Jangan memaki!'
"Saya tidak berani memaki anda Tuan!"
" Terlihat diwajah mu!"
Nathan tertawa lepas,meninggalkan Jeni yang sedang menahan amarahnya.Jeni meremas kuat,adonan kue yang telah ia buat. Entah kenapa, Nathan sangat suka menggoda Jeni belakangan ini, baginya adalah suatu keharusan baginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments