Terpaksa Kawin Muda

Terpaksa Kawin Muda

#1

Plakkk ....

Sebuah tamparan mendarat di pipi Merlin. Pipi putih itu mendadak merah akibat tamparan keras dari tangan laki-laki paruh baya yang tidak lain adalah papanya.

"Anak tidak tahu malu! Membawa aib kedalam keluarga! Mau di taruh mana muka aku sebagai  papamu, hah!"

"Ya Tuhan, ya Tuhan. Anakmu mas, bikin malu keluarga saja," ucap Mita menambah keruh suasana.

"Aduh, kalo anak aku yang bikin malu kayak gini, sudah aku usir dia dari rumah. Mana mau aku terima anak yang udah bawa aib ke dalam keluarga. Apa kata orang-orang nantinya," kata Mita lagi.

Merlin hanya bisa diam, menahan rasa sakit dalam hati. Percuma ia jelaskan apa yang terjadi, papanya tidak akan mau mendengarkan apa yang dia katakan. 

"Kau! Jangan pernah kembali ke rumah!" kata papanya sambil mengangkat telunjuk menuding Merlin.

Sudah ia tebak. Papanya pasti akan mendengarkan apa yang Mita katakan. Setelah mamanya meninggal, papa Merlin menikah dengan janda beranak satu yang bernama Mita ini. Sejak itulah papa Merlin berubah. Merlin yang anak kandung menjadi anak tiri dalam keluarga. Sedangkan anak Mita, yang jelas-jelas anak tiri papanya, di sayang layaknya anak kandung.

Tiba-tiba, Jenni datang. Jenni adalah anak kandung Mita. Ia datang dengan wajah polos seakan tidak tahu apa yang terjadi di kamar hotel ini. Padahal, semua yang terjadi adalah ulahnya. Ia yang menjebak Merlin datang ke kamar hotel ini.

Tadi malam adalah pesta ulang tahun Tio. Tio itu teman Dicky, pangeran di SMA Anak Bangsa. Acara ulang tahun Tio diadakan di hotel dengan tema pangeran dan putri. Semua teman di sekolah diundang tanpa terkecuali.

Di sinilah Jenni mempunyai kesempatan untuk menjebak Merlin agar Merlin diusir dari rumah papanya. Dengan begitu, ia dan mamanya akan leluasa tinggal dan menguasai harta papa Merlin. Rencana licik yang sangat luar biasa.

"Ada apa ini, Ma, Pa?" tanya Jenni sambil memasang wajah polos tanpa dosa.

"Ini lho sayang, adik tiri kamu, si Merlin tidur di kamar hotel bareng dengan laki-laki. Pantesan gak pulang ke rumah setelah pesta tadi malam. Tau-taunya, eh nginap di sini," kata Mita dengan nada khas penuh penekanan.

"Apa! Gak mungkin, Ma. Aku tahu siapa Merlin. Dia gak mungkin tidur di kamar hotel ini dengan laki-laki. Diakan gadis baik-baik," ucap Jenni pura-pura membela, padahal di hatinya sedang bersorak-sorai.

"Aduh, kamu itu ya, Jenn. Udah ketangkap basah itu si Merlin. Masih aja kamu bela, nak-nak."

"Pa, aku tahu siapa Merlin. Dia gak mungkin tidur dengan laki-laki di sini," kata Jenni memasang wajah sedih sambil memegang tangan papa.

"Jenn, kamu tidak perlu membela adikmu lagi. Papa sudah melihat sendiri kalau dia di kamar ini bersama laki-laki. Laki-laki itu masih ada di dalam," kata papa sambil menyentuh tangan Jenni dengan lembut.

Jenni pun berjalan mendekati Merlin yang sedari tadi hanya diam tanpa kata. Ia menyentuh pundak Merlin untuk memperlihatkan kalau dirinya begitu lembut juga baik pada papa Merlin.

"Merlin, apakah benar apa yang aku dengar? Apakah itu alasan kamu bilang padaku, kalo kamu mau pulang duluan tadi malam?" tanya Jenni dengan nada lemah lembut.

"Jangan sentuh aku!" Merlin bicara sambil melepaskan tangan Jenni dari bahunya.

Jenni yang melihat ada kesempatan, langsung menjatuhkan dirinya dengan keras. Ia membuat seolah-olah, Merlin lah yang telah mendorongnya, sehingga ia terjatuh.

"Auh." Jenni terduduk.

"Jenni." Papa dan Mita bergerak secara bersamaan untuk membantu Jenni.

"Jenni, apa kamu baik-baik aja, nak?" tanya Mita memasang wajah cemas.

"Aku gak papa kok, Ma. Hanya sedikit sakit di pinggangku. Tapi gak papa kok."

Papa melihat Merlin dengan tatapan marah. Ia bangun dari jongkoknya.

"Dasar anak tidak tahu dikasihani. Mau baik apa lagi Jenni padamu, hah!" Papa membentak Merlin dengan keras.

"Pa, udah. Aku yakin kok, Merlin tidak sengaja melakukannya. Aku aja yang tidak hati-hati, makanya jatoh."

"Nak, kita lihat sendiri kalau Merlin sudah buat jahat sama kamu. Kamu kok terus saja membela dia? Mama heran deh sama kamu. Terbuat dari apa sih hati anak mama ini?" tanya Mita dengan sangat bangga.

"Kamu sudah sangat keterlaluan Merlin. Aku sebagai papamu malu punya anak seperti kamu. Mulai saat ini, kamu jangan pulang ke rumah lagi."

"Pa, jangan seperti itu dengan Merlin. Merlin itu anak kandung papa. Papa tidak boleh mengusirnya," kata Jenni memohon.

"Jenni, dia sudah membawa aib dalam keluarga, dengan tidur di hotel dengan anak laki-laki. Gimana bisa papamu membiarkan dia tinggal di rumah. Apa kata tetangga nantinya. Mereka pasti akan ngomongin papamu tidak becus jaga anak."

"Tapi, Ma. Tidak sewajarnya papa mengusir Merlin. Jika benar Merlin sudah tidur dengan anak laki-laki, maka nikahkan saja dia dengan laki-laki itu," kata Jenni memberi saran. Sebenarnya, itulah tujuan Jenni menjebak Merlin. Ia ingin melihat Merlin menikah muda. Dengan begitu, Merlin pasti akan berhenti sekolah.

"Tidak! Aku tidak ingin menikah muda!" kata Merlin menolak.

"Aku akan menikahkan kamu dengan anak laki-laki itu. Kau sudah mencoreng nama baikku, maka aku tidak akan membiarkan anak laki-laki itu lolos," kata papa setuju dengan usulan dari Jenni.

"Tidak!" Merlin menolak keras.

"Aku setuju menikahi dia," kata anak laki-laki yang ada di kamar itu sambil membuka pintu kamar hotel tersebut.

Kini, semua perhatian tertuju pada laki-laki yang ada di depan pintu kamar. Jenni membelalakkan matanya ketika melihat siapa anak laki-laki tersebut. Bagaikan petir di siang hari, ia kaget bukan kepalang. Sampai-sampai, ia tidak bisa bernapas dengan benar.

"Aku akan menikahi dia," ucap laki-laki itu lagi.

"Dicky!" Jenni berteriak kaget.

"Kamu ... kamu bukannya tuan muda keluarga Prasetya?" Papa terlihat kaget.

"Ya, aku tuan muda keluarga Prasetya."

"Jadi ... jadi, kamu tidur dengan tuan muda Prasetya?" tanya Mita tak kalah kagetnya.

"Aku akan menikahi anak kalian. Kalian tenang saja. Aku akan mempertanggung jawabkan semuanya."

"Dicky .... " Jenni tidak bisa melanjutkan kata-katanya sangking kaget sekaligus tak percaya. Ia benar-benar tak percaya dengan apa yang terjadi. Jenni tak habis pikir dengan semua ini. Mengapa rencananya jadi kacau begini ini.

Sebenarnya, ia menjebak Merlin dengan laki-laki lain. Teman sekelas mereka juga. Tapi, yang jelas bukan Dicky.

Jenni menjebak Merlin tidur satu kamar dengan Yoga. Anak miskin yang mengejar-ngejar dirinya. Karena merasa risih dengan Yoga yang bertampang pas-pasan lebih ke kurang tampan, Jenni berniat menjebak Merlin untuk menikah dengan Yoga. Dengan begitu, ia akan lepas dari dua orang yang tidak ia sukai. Bukan dengan Dicky, pangeran sekolah yang menjadi idola semua siswi. Termasuk dirinya.

Terpopuler

Comments

Qorie Izraini

Qorie Izraini

kacian y...siluman eubah.
target ny salah sasaran ..😀😀😀

2023-10-14

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

🤣🤣🤣🤣 Rencana org jahat mah gitu..😜

2023-05-27

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Setelah dia nikah dan bahagia dan setelah kamu tau siapa lelaki itu kamu jangan rebut pula laki nya iya cabe,,??anak yg kek gini nih anak yg kurang mendapatkan kasih sayang,makanya saat mamanya nikah,Dia akan merebut papa org lain,dan harta org lain..Lama2 setelah papanya tau siapa istri dan anak tirinya,Baru nyesel..Udah ketebak alurnya..Dan semoga aja Merlin kuat dan tabah jgn cengeng ya..👍🏻👍🏻

2023-05-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!