2.
Saat ini aku sedang duduk di kursi goyang kesayanganku, tangan ku memegang sebuah map berwarna merah muda.
Di sana juga ada sebuah pas foto, foto seorang gadis yang ku akui sangat cantik sekali. Tapi aku tidak tertarik sama sekali, apalagi setelah membaca biodata nya.
Gadis berusia sepuluh tahun lebih muda dariku, gadis yang baru saja lulus SMA tahun lalu, dia adalah seorang gadis yang mempunyai hobby nonton streming dan baca novel, sudah dapat dipastikan bahwa dia adalah kaum rebahan yang suka sekali halu, alias gadis pemalas.
Semua yang tertulis disana jauh dengan keteria wanita idaman ku, dia jauh sekali jika dibandingkan dengan Nabila.
Ya, Nabila. Seorang Ustadzah yang mengajar di pesantren aba ini, gadis yang membuat jantungku berdebar bahkan hanya menatapnya saja.
Nabila sangat pintar, dia hafidzah, bertingkah laku lemah lembut. Dan aku sudah memastikan nya bahwa dia begitu sangat baik sekali.
Mungkin kah semua ini salahku, aku yang tidak segera melamar nya. Terlalu banyak berpikir dan akhirnya aku terjebak di sebuah permintaan kedua orang tua ku yang tak mungkin sekali aku membantah nya.
"Namanya Siti Aisyah, kenapa di panggil Chaca? Padahal jika di panggil Aisyah atau setidak nya Ais, itu lebih baik. Dasar anak-anak zaman now, mungkin dia malu di panggil Aisyah," Omel ku dengan hati kesal.
Sudah lima kali aku membaca biodata nya, isinya tidak berubah dan aku masih belum menemukan hal-hal yang mungkin terselip yang membuatku bisa menyukai nya. Tapi ternyata tidak, bahkan sederet nomor yang ada di bagian paling bawah itu tak berminat aku hubungi, padahal tadi Aba mengizinkan ku untuk menghubungi nya jika aku ingin mempertanyakan sesuatu.
"Huh," Aku membuang Nafas dengan kasar, mencoba terus mengendalikan diriku agar tetap bisa bersikap seperti biasanya.
Biodata ini sebenarnya tidak begitu penting, apapun isi nya tidak akan merubah apapun. Suka atau pun tidak, pernikahan akan tetap terjadi, bahkan sore tadi pun tanggal pernikahan sudah di tentukan.
Ah, ta'aruf macam apa ini?
Drrrtt...
Ponselku yang sejak tadi pagi aku silent, dan sejak sepuluh menit yang lalu terus saja berbunyi tanpa henti, kini benda itu kuraih untuk melihat siapa yang sejak tadi menghubungiku.
-Faisal
Mentang-mentang mau menikah, sampai lupa janji. bahkan gak keluar rumah sejak tadi.
Lagi lagi aku menghela nafas, berita ini pasti sudah tersebar di penjuru pesantren. Bahkan Nabila pasti juga sudah mendengar nya. Ah, sesak sekali dadaku. Aku yang menikah, tapi aku yang sakit hati. Aneh sekali kan?
Aku pun sholat isya di dalam kamar berukuran tiga kali empat meter ini, setelah sholat maghrib tadi aku meninggalkan kebiasaan ku sejak kecil, yaitu mengaji. Hanya karena galau tak jelas dengan perjodohan ini.
Akupun kini segera bersiap, memakai jaket lalu tak lupa menyisir rambut ku dahulu.
Ssrrttt... Ssrrttt... Ssrrttt...
Ku letakkan kembali botol minyak wangi ku ke atas meja, tak lupa ku tata kembali beberapa botol dan sisir agar rapi. Aku tak suka berantakan, apalagi kotor.
"Suf, mau kemana?"
Aku kaget saat tiba-tiba suara umi terdengar di belakang ku.
"Umi ngagetin saja," Ucapku setelah berbalik.
"Mau kemana? Calon manten gak boleh keluyuran," Ucap nya dengan senyuman mengejek
"Mau keluar beli baju umi, udah janjian sama Faisal, gak enak"
"Ya sudah, terakhir ya. Kamu kan mau nikah minggu depan, Suf"
"Inggih, umi. Besok Yusuf gak kemana-mana"
"Baiklah, Hati-hati ya"
Aku pun berjalan mendekat ke arah Umi yang masih berdiri dengan mukena yang masih menempel di badanya.
"Umi mau nitip apa? Atau minta di belikan apa?" Tanya ku sambil berjalan beriringan menuju ke depan.
"Tidak, Umi cuma minta kamu cepat pulang saja."
"Inggih, Umi. Yusuf akan segera pulang"
"Besok Umi akan mulai berbelanja hadiah untuk Chaca"
Kulihat Umi sangat bersemangat sekali, sebahagia itukah beliau?
"Nanti kamu yang pilih ya, Umi mau kamu yang pilihkan"
"Iya, Umi," Jawab ku pasrah "yasudah, yusuf berangkat dulu ya. Assalamu'alaikum," Pamit ku setelah mencium punggung tangan nya.
"Waalaikumsalam warahmatullah"
Aku segera berjalan dengan langkah panjang menuju tempat di mana aku dan Faisal janjian untuk bertemu. Aku ingin segera bertemu Faisal, banyak hal yang ingin aku tanyakan kepada nya.
Untuk beberapa jam ke depan aku ingin melupakan kegalauan ini. Aku tak mau Faisal mengetahui apa yang aku rasakan saat ini.
"Yuk, langsung berangkat," Ucapku sambil langsung naik motor yang sejak tadi di duduki oleh Faisal.
"Buru-buru amat, Gus. Biasanya kita... "
"Kita ngobrol sambil jalan saja, Umi menyuruhku cepat pulang"
Tanpa menjawab, Faisal pun mulai menyalahkan mesin motor nya.
"Kamu tau dari siapa kalau aku menikah?"
"Astaghfirullah, Gus. Tembok pesantren itu bisa bicara loh, jadi cepat sekali berita bahagia ini tersebar"
Aku menahan bibirku agar tidak sampai keceplosan curhat, lebih baik diam saja dulu.
"Padahal aku yang paling dekat dengan Sampean, Gus. Kok bisa-bisa nya aku kecolongan nek sampean dekat dengan Chaca dan sekarang malah nikah"
"Kau mengenal nya?" Aku menyembunyikan keterkejutan ku
"Gak kenal sih, cuma tau saja gitu. Kan dia sering ke sini sama Pak Jamil, dia dulu juga sering keluar sama Ning Khalila"
Apa? Benarkah apa yang di katakan oleh Faisal. Jika Dia dekat dengan mas Adam, mbak Rifa, Umi, dan Abah. Aku percaya, karena aku sering melihat mereka dekat bercanda dan berbincang. Tapi kalau Khalila, aku baru mengetahui nya. Mungkin saat aku masih kuliah di Bandung.
"Bulan kemarin, dia habis kabur dari rumah ya? Makanya langsung di nikahkan sama sampean, apa jangan-jangan gak pulang sama njenengan?"
Deg
"Enggak!"
"Ohh, berarti benar kata Gus Adam. Dia pergi bersama teman-teman nya"
Hah? Benarkah bersama teman-teman nya? Aku tak yakin hal itu. Walau aku tidak dekat atau pun mengenalnya. Keluhan pak Jamil atas kenakalan Puteri tercinta nya itu selalu terdengar di telinga ku, aku tau hal itu karena pak Jamil selalu mencurahkan nya kepada Aba.
Pak Jamil tidak bisa bersikap tegas kepada dia karena cinta nya, dan Pak Jamil selalu menuruti dia karena dia adalah kesayangan nya.
Entahlah nanti apa jadi nya rumah tangga ku, aku sungguh tidak yakin dengan semua ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ
hadir lagi kak semangat 💪💪💪🙏
2022-08-07
1
Nurul Mawaddah Mawaddah
mana tau si chaca lebih baik dari pada nabila suf...jangan liat org dari covernya...nanti lu bucin mah
2022-05-26
1