Kakek menjelaskan apa yang terjadi semuanya pada Adrian. Bahkan 2 luka tembakan di tubuh Huseyyin masih berbekas saat ini. Dan itu adalah salah satu bukti kekejaman Marcell.
"Saat ledakan itu terjadi kami sudah berhasil menyelamatkan diri. Tapi saat kami berusaha menyelamatkan diri, anak buah Marcell menemukan kami. Karena kami takut terjadi apa-apa pada anak kami, kami menitipkan putri kecil kami di sebuah rumah. Rencana kami jika kami sudah berhasil kabur, kami akan mengambilnya kembali. Ternyata saat kami kembali rumah sudah tak lagi berpenghuni. Sejak saat itu kami mencari keberadaan putri kecil kami, tapi kami tak juga menemukannya." jelas kakek yang sudah berlinang air mata.
"Hingga Merry hidup, kami masih berharap jika suatu saat nanti kami bisa menemukan anak kami. Hingga kau datang sekarang nak. Aku ingin menemuinya." ucap kakek dengan isak tangisnya.
Adrian langsung berdiri dan memeluk erat kakeknya. Sekarang Adrian justru bersyukur karena mommy-nya bisa selamat. Jika tak ada Ella pasti Adrian tak akan mendapatkan kebahagian keluarga seperti sekarang.
"Kakek ingun bertemu mommy sekarang?" tanya Adrian. Dan tentu saja kakek mau. Itu adalah impiannya bersama Merry untuk bertemu dengan anaknya.
Adrian tersenyum dan membantu Husseyin untuk berdiri.
"Morgan, bantu kakek. Bawa ke mobil." ucap Adrian.
"Baik tuan." jawab Morgan dan membawa kakek keluar.
"Paman apa kau bisa ikut dengan kami? Temani kakek?" Alfred belum menjawab. Dia masih melirik pada anaknya. Kemudian dia baru menganggukkan kepalanya pada Adrian.
Alfred pun menyusul kakek dan Morgan. Sedang Adrian mendekat pada Vio. Vio yang melihatnya langsung memalingkan wajahnya. Dia menghindari tatapan Adrian.
"Maafkan aku Vio. Semua berawal karenaku yang mengajakmu ke club. Maafkan aku. Aku mohon jangan pergi lagi Vio. Tetaplah jadi asistenku. Aku janji akan melindungimu." ucap Adrian to the point. Dia memegangi kedua tangan Vio. Tapi Vio berusaha melepasnya.
Andai saja saat itu bukan Vio yang ikut Adrian. Pasti tak seperti ini ceritanya. Tapi semuanya sudah terlanjur terjadi.
Vio hanya diam saja tak menjawab pertanyaan Adrian. Adrian bingung. Karena permintaan maafnya ini membutuhkan waktu lama. Sedang kakek dan yang lain sudah menunggu di dalam mobil.
Tapi jika Adrian meninggalkan Vio sendirian di rumah. Pasti Vio akan pergi. Tidak. Adrian tak akan biarkan Vio pergi lagi.
"Ikutlah dengan kami. Aku mohon. Setidaknya temani kakek dulu. Vio." ucap Adrian. Andrian harus membawa Vio. Vio hanya melirik ke arah pintu luar tapi belum juga menjawab Adrian.
"Aku mohon. Please.." ucap Adrian kembali dan Vio akhirnya menganggukkan kepalanya. Tapi dia tak sama sekali berbicara dan tak menatap Adrian.
Adrian tersenyum dan akhirnya mereka berangkat langsung menuju mansion Victor. Selama perjalanan Adrian terus merangkul kakeknya. Dan tak lupa, dia juga melirik Vio yang diam saja sambil memandang jalan.
Adrian menyadari, jika Vio yang dulu dan sekarang sangat berbeda. Apalagi tubuh Vio yang sekarang lebih kurus. Dan rambutnya lebih panjang.
Vio yang sekarang juga sudah tak menggunakan kacamata. Dia sudah tak menutupi dirinya lagi. Sehingga matanya yang hijau terlihat hidup dan membuatnya semakin cantik.
Sesampainya di mansion. Huseyyin sungguh terkejut betapa besar mansion anaknya tinggal. Dia tak menyangka jika anaknya sekarang di kelilingi dengan keluarga yang sayang padanya.
Adrian langsung membawa mereka ke taman bunga Ella. Karena sore seperti ini Ella pasti sedang ada di taman bunganya bersama ekornya. Ya. Victor adalah ekor Ella. Karena di mana ada Ella di situ ada Victor.
"Mom"
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORITE DAN HADIAH YA KAKAK. TERIMA KASIH ❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments