"Aku Huseyyin. Apa yang ingin kalian katakan padaku?" ucap Huseyyin dan membuat Adrian dan Morgan menoleh pada arah suara.
"Apa yang ingin kalian tanyakan? Siapa kalian?" tanya Huseyyin lagi. Sedang Adrian menatap dalam pada kakeknya itu.
"Bisa kita duduk dulu tuan? Karena pembicaraan ini sepertinya akan butuh waktu panjang." ucap Morgan yang menoleh pada Adrian.
"Baiklah, silahkan masuk kita bicarakan di dalam." ucap Huseyyin yang mempersilahkan kedua orang itu untuk masuk.
"Kalau begitu saya permisi. Kakek, daddy aku pergi dulu." ucap Vio yang sudah memegang kopernya kembali.
"Aku masih ada urusan denganmu Vio. Tetaplah di sini. Aku tak akan membiarkanmu pergi lagi." ucap Adrian tegas.
"Maaf tuan tapi saya ingin pergi. Permisi." ucap Vio dan sekali lagi dia ingin berusaha pergi, namun lagi-lagi Adrian manahannya.
"Tunggu sampai aku bicara dengannya. Kita perlu bicara Vio." ucap Adrian tegas dan pwnuh penekanan. Matanya menatap tajam pada Vio.
Adrian menggandeng Vio masuk dan mendudukkan Vio di sebelahnya. Dengan terpaksa Vio menunggu.
"Baik. Tapi lepaskan tangan saya tuan." ucap Vio yang tak kalah tegas pada Adrian. Sehingga Adrian melepaskan tangan Vio dengan sukarela.
"Apa yang ingin kalian katakan padaku?" tanya Huseyyin setelah semuanya duduk di ruang tamunya. Morgan melirik Adrian dan Adrian hanya mengedipkan matanya.
"Apa anda ingat pernah memiliki seorang anak perempuan tuan Huseyyin?" tanya Adrian yang to the point.
Adrian sungguh ingin tau orang tua mana yang tega membuang anaknya sendiri. Bahkan mommy-nya memiliki hati sangat baik. Tapi mereka membuangnya. Adrian sungguh tak terima itu.
Deg..
"Mak.. maksudmu apa berkata seperti itu?" tanya Huseyyin yang sungguh terkejut. Tak ada yang tau jika anak mereka masih hidup selain dia dan Merry.
"Apa anda lupa jika anda pernah membuang seorang anak bayi yang tak berdosa tuan?" sungguh Adrian tak bisa bicara sopan. Dia mewakili mommy-nya yang sangat membenci orang tuanya.
Alasan apapun Adrian tak akan menerimanya.
"Bagaimana kau tau soal itu? Siapa kalian sebenarnya?" tanya Huseyyin kembali.
"Kau tau tuan. Aku adalah anak dari bayi yang kau buang." ucap Adrian tegas dan penuh penekanan. Seketika Huseyyin lemas. Sedang Alfred dan Vio yang mendengarnya terkejut dan melihat Adrian.
"Jadi anakku masih hidup? Oh Tuhan." air mata Huseyyin akhirnya tumpah mengingat anak yang pernah mereka letakkan di sebuah rumah penduduk desa.
"Aku ingin bertanya apa alasanmu membuang mommy-ku tuan? Hanya itu saja yang ingin aku ketahui." mata Adrian sungguh merah, ingin menangis. Dia tak rela mommy-nya di perlakukan seperti itu.
Flash back..
"Marcell kau jangan gila!" teriak Merry. Merry dan Huseyyin berhasil menjadi tawanan Marcell saat itu.
Marcell adalah saudara tiri Merry. Dia menginginkan harta keluarga yang di wariskan pada Merry jatuh padanya. Dan dia memaksa Merry untuk menandatangani surat perpindahan ahli waris.
"Ini ponakanmu Marcell. Hentikan jangan bunuh dia!" Merry sungguh histeris kala itu. Karena tak ingin menandatangani surat perpindahan ahli warisnya, Marcell menjadikan anak mereka sebagai jaminan. Saat itu usia bayi kecil itu baru seminggu.
"Cepat tanda tangani atau anak kalian akan aku bunuh." ucapnya.
"Baiklah. Aku akan tanda tangan. Tapi ijinkan kami pergi bersama anak kami. Kami berjanji tak akan muncul lagi di hadapanmu." ucap Merry dan dengan cepat Merry menandatangani surat itu.
"Bagus. Kalian sungguh anjing pintar. Kalau begitu selamat tinggal!" ucap Marcell yang melambaikan tangannya dan pergi tanpa melepas ikatan Merry dan Huseyyin. Sedang bayi mereka sudah sedari tadi menangis.
Saat Huseyyin berhasil melepas ikatan tali tiba-tiba..
DUARRR..
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORITE DAN HADIAH YA KAKAK. TERIMA KASIH ❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments